21. di warung Mpo Siti

14.3K 927 14
                                        

"Kebersamaan adalah arti dari kebahagiaan yang sesungguhnya."
-Liberios

******

Gadis itu berjalan cepat memunggungi Aksa yang baru saja memberikannya sebuah kotak. Cowok berahang kokoh itu bilang kotak ini di berikannya oleh seorang guru, namun lucunya Aksa sendiri tidak tau siapa nama guru tersebut.

Ingin sekali Meisya menengok ke belakang, tetapi jantungnya benar benar tidak dapat di kontrol. Mulai dari senyuman yang Aksa berikan, membuat pipinya merah merona seperti kepiting rebus.

"Aku kenapa ya? Padahal cuman di senyumin sama Aksa, tapi jantung kaya udah mau meledak gini?!" kata Meisya berbicara pada diri sendiri sambil memegangi dadanya. Gadis itu sampai harus mengatur nafasnya agar setabil kembali.

"Meisya. Jadi kotaknya sudah bersama kamu? Ayu kita harus cepat berangkat dan berikan kotak itu kepada saya. Biar saya saja yang membawanya." ujar Pak—Suripto. Pria setengah baya itu mengambil alih kotak yang berada di tangan Meisya.

"Baik, Pak." ujar Meisya. Ketika gadis itu ingin menyusul Pak Suripto yang sudah masuk ke dalam mobil. Deringan telepon menghentikan langkah kecilnya.

"Halo?" kata Meisya mengangkat sambungan telepon.

Namun entah apa yang di katakan seseorang di sebrang sana. Meisya mengubah raut wajahnya menjadi datar tetapi sedikit menyiratkan aura kesedihan, sebelah tangannya ia kepal kuat untuk menahan gejolak yang tiba tiba mengambil alih fikirannya.

"Tapi—ini terlalu berlebihan dan—"

Meisya menutup kedua matanya. Ketika suara bentakan dari spiker ponsel menyusuri indra pendengarannya tanpa permisi.

"I—iya, aku setuju." ujarnya dengan berat hati.

"Meisya! Ayu buruan masuk, kita mau tancap gas sekarang nih!" teriak salah satu murid dari dalam mobil yang kacanya sedikit terbuka.

Dengan cepat Meisya berjalan menghampiri mobil yang terparkir di dekat gerbang sekolah. Namun kini dengan manik yang masih terarah pada layar ponselnya, membuat Meisya kembali menghembuskan nafasnya yang begitu berat.

******

"Mpo! Kenzo minta kopi item dong satu, tapi gak pake gula ya!" ujar Kenzo sedikit berteriak agar Mpo Siti mendengar perkataannya dari dalam warung sana.

"Siap!" balas Mpo Siti yang juga menaikan nada bicaranya beberapa oktaf.

"Kopi item gak pake gula? Emang lo suka minum gituan?" tanya Farzan mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia genggam.

Seperti biasa, berbaring sekaligus memainkan ponsel memang menjadi salah satu posisi ternyaman. Walaupun cuman scroll beranda Instagram dan menonton video tik tok random saja Farzan sudah bahagia ko.

"Kaya orang kesurupan aja lo mintanya kopi item!" kata Samuel meledek Kenzo.

"Kalo gue lagi kesurupan, gue bisikin ke setannya buat cekek lo!" kata Kenzo kesal.

"Jadi sebenernya yang setan siapa si?" sarkas Farzan. Karena ucapan Kenzo barusan menyiratkan kalau dirinya sendiri lah yang justru mempengaruhi setan agar berbuat kejahatan, dan bukan sebaliknya. Aneh.

"Setan ketemu setan, ya jadi temenan lah." tambah Aksa membuat yang lain tertawa kecuali Kenzo yang kini malah berdencih keras.

"Lo tuh seniornya setan!"

"Dari pada ngomongin setan, mending ngomongin Aksa aja dah. Gue punya berita hangat nih." ujar Samuel yang sudah tidak sabar ingin menceritakan hal ini pada para sahabat serta temannya yang lain.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang