4.

42 9 0
                                    

"Namanya juga manusia pasti punya salah, jika tidak punya salah berarti itu bukan manusia"

-Arfin-

***

Setelah kejadian tadi,dimana diva dan seseorang itu. Akhirnya, diva menemukan kelasnya yang ternyata satu kelas dengan dua setan itu,tepatnya di XI ipa 2.

Begitu diva memasuki kelas yang akan ia tempati selama setahun ini, ia melihat zeki yang sedang duduk di bangkunya dengan muka yang di tutupi oleh buku dan gerak tubuhnya itu loh seperti cacing kepanasan. Lucunya, buku yang digunakan zeki itu terbalik. Ingat TER-BA-LIK.

'kek nya ini orang ada sesuatu sama tu anak setan deh' batin diva menerka-nerka.Pelan namun pasti ia berjalan menghampiri sahabatnya itu.

"lo kenapa ki?" Zeki yang ditanya langsung melihat lawan bicaranya. Setelah tau, ia kembali menutup mukanya dengan buku.Parahnya posisi buku itu masih tetep sama, terbalik.

"Gue lagi baca buku lah, gue kan anak teladan, rajin dan sopan" sombong zeki dengan sebelah tangan yang menepuk berkali-kali dadanya sendiri.

"Wahhh hebat lo ki, pinterr bangett ya sampe baca buku juga bisa terbalik, kagum gue sama lo" Dengan muka yang dibuat sekagum mungkin.

Mendengar itu Zeki langsung saja melihat bukunya, dan sialnya perkataan diva itu BENAR.
Betapa malunya ia, niat hati ingin membanggakan diri eh jadinya malah mempermalukan.

Nasib-nasib.

Kemudian Zeki melihat diva yang masih setia di depannya itu dengan cengengesan.

"Gue kan kagak fokus div. " Sambil menggaruk tengkul yang diva yakini itu tidak gatal sama sekali.

Diva hanya memutar matanya jengah.

Detik kemudian terdengar suara teriakan cempreng yang mudah diva dan zeki tebak,siapa lagi kalo bukan si anak setan.

"ZEKIIIII WOI KEMANA LO,DASARR TITISAN MIMI PERI"

'Nah kan apa gue bilang pasti si zeki ada sesuatu sama tu anak setan. Hebat banget dah gue ,kira-kira cocok gak ya gue jadi cenayang' pikir diva sambil terkekeh geli.

"KELUAR GAK LO ZEK! SIAP SIAP AJA, GUE PERAS NANTI LO SAMPE DOMPET LO KERITING,HA HA HA HA" Tawa jahat arfin.

Zeki yang mendengar suara arfin yang semakin dekat, menjadi mondar mandir gelisah sambil mencoba mencari cara agar ia bisa terhindar dari serangan maut arfin,apalagi kalo bukan memerasnya.

"Div bantuin gue dong, sembunyiin gue, ayo dongg cepettttt bantuin gue" Mohon zeki menggoyangkan tangan diva dengan tidak santainya.

Diva yang diperlakukan seperti itu hanya menunjukan ekspresi bingungnya,Ia sendiri juga masih tak mengerti harus bagaimana.

"Ayooo dong div, sembunyiin gue dari anak setan itu. Dimana aja kek,di ketek lo aja juga oke gue mah" Mohon zeki semakin menggoyangkan lengan diva.

Mata diva membuat mendengar permohonan sahabat nya itu,dengan tidak santainya diva berkacak pinggang.

"Heh onta,lo kira badan lo segede kutu apa! sampe bisa di sembunyiin di ketek gue." sewot diva.

"NAH INI NIH ORANGNYA YANG DI CARI KAGAK KETEMU-KETEMU, KEMANA AJA LO? NGILANG MULU KAYA DOI." teriak kesal arfin dan dengan cepat menghampiri kedua sahabatnya.

Melihat arfin yang sudah ada di depan matanya,hanya bisa pasrah.

"Diem deh fin,jangan teriak-teriak mulu. Suara lo itu jelek, kek tikus ketiban batu tau gak." Jelas diva yang masih sewot.

"kagak tau dan gak pengen tau. Terus lo ya va,kalo kepo itu yang Limited Edition dong, masa suara tikus ketiban batu aja lo kepoin,dasar kurang kerjaan. " cibir arfin melipat kedua tangannya di dada.

"ASTAGA ARFIN GUE JUGA GAK SEKEPO ITU YA." gemas diva, enak aja ia dikira kurang kerjaan sampai sebegitunya.

"Terus tadi apaan lo ngatain gue gitu,seakan-akan lo itu tau gimana suaranya." sewot arfin.

"Ck. Itu tuh gak perlu di kepoin juga udah ketebak arfin. Suara tikus yang ketiban ya gitu jelek, kek lo. Mana ada tikus yang suaranya bagus, belum nemu gue. "
'ini gue yang kurang pinter atau arfin yang gak pinter sih sampe-sampe tu anak setan gak paham-paham' lanjut diva bertanya-tanya di dalam hati.

"Enak aja lo va, Suara berlian gue di bilang jelek" kesal arfin dibilang suaranya jelek. Padahal ia sendiri merasa kalo suaranya itu bagus, apalagi kalo lagi konser di kamar mandi,Beuuhhhh sampai pengen pingsan berhari-hari.

"Kaya berlian dari mana coba, kaya kaleng rombeng sih iya." gerutu diva pelan sambil menggaruk tengkulnya.

Sementara zeki yang hanya menonton sedari tadi dan tidak sengaja mendengar gerutuan diva hanya bisa terkekeh pelan.Jika ia melerai, nanti dia yang akan mendapat kekesalan dari dua sahabatnya ini. Diam, itulah pilihan paling terbaik untuk sekarang.

"Ko diem?gak bisa jawab hah? Atau udah sadar kalo suara gue emang bagus" Tanya beruntun arfin dengan tingkat kepedean yang tinggi.

Enggan menjawab, diva hanya mengangkat bahunya acuh dan mulai duduk di kursinya sambil memainkan handpone miliknya.

Merasa tidak mendapat jawaban dari diva yang mampu membuat arfin merasa kesal sendiri. Mata arfin mulai berpaling menatap zeki yang kebetulan sedang menatap kearahnya juga. Dengan semangat ia mengulurkan sebelah tangannya kepada zeki.

"Dompet lo mana? Ganti rugi karna lo udah bikin gue emosi pagi ini" jelas arfin.

"Mau beli apaan sih lo sampe dompet-dompetnya segala? "

"emmmm... Apa ya" Pikir arfin dengan telunjuk di dagunya. Merasa sedang di amati, lalu ia menengok kepada orang tersebut yang ternyata orang tersebut adalah diva. Saling menatap, seolah-olah mereka sedang berbicara dalam tatapannya.dua detik kemudian..

1

2

"TRAKTIR DAN BELIIN KITA BONEKA ROBOT MINIMAL 2 DALAM SATU HARI SAMPE MINGGU DEPAN" teriak antusias arfin dan diva dengan senyum semanis mungkin. Saking manisnya, Zeki ingin mengubur hidup-hidup dua sahabatnya itu.

Perlu di ingat bahwa diva itu pencinta robot dan boneka kodok, dan kebetulan arfin juga sama seperti diva. Hanya saja arfin menyukai robot saja, tidak dengan kodoknya. Alasan itu lah kenapa diva pencinta robot, lingkungan dan teman bermainlah yang menjadi pendorongnya,siapa lagi kalo bukan dua sahabatnya itu.

Selain karna orang tua mereka sahabat, diva juga tidak terlalu nyaman jika bersahabat dengan sejenisnya,alasannya cukup simple banyak muka. Memang tidak semua,tapi tidak semuanya tidak seperti itu. Dan sekarang Masalah utamanya harga boneka robot itu pasti tidak murah, apalagi zeki tau kalo dua sahabatnya itu tidak akan mau kalo di kasih robot abal-abal. Bukannya tidak mampu,tapi ini loh sayang uangnya.

"Diva juga kenapa ikutan? " heran zeki.

Diva yang ditanya begitu, langsung saja memasang wajah memelasnya.
"Zeki tega masa arfin doang divanya enggak" dengan nada yang di buat sesedih mungkin.

"Iya zek masa lo tega sih sama sahabat perempuan kita satu-satunya.jangan gitulah ,diva itu udah kaya adik kita sendiri zek. " kompor arfin dengan wajah yang so menasehatinya. Padahal di dalam hati arfin ia sedang tertawa terbahak-bahak melihat nasib salah satu sahabatnya ini.

Sementara zeki hanya bisa menghela nafas pasrah sambil menyerahkan dompetnya.

Melihat itu arfin dengan gerak cepat mengambilnya dengan diva yang memandang dompet itu dengan berbinar seolah itu adalah makanan yang siap ia santap sampai tuntas.

'YEEEESSSS 'girang arfin dan diva dalam hati.

Di sisi lain, Zeki hanya bisa menatap nanar dompet miliknya.

'Diri selamat, Uang gue yang gak selamat' keluh zeki dalam hati.

DIVANIA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang