5.

33 8 0
                                    

"Hidup itu gampang, yang mempersulit itu dirimu sendiri. "

-Zeki-

***

Bell masuk berbunyi. Murid-murid yang berada di luar kelas berbondong-bondong memasuki kelasnya. Diva dan arfin yang sedang bersorak bahagia itu memutuskan untuk satu bangku saja,sedangkan zeki hanya bisa menghela nafas dan duduk dibelakang kedua sahabatnya itu.

Tak lama kemudian guru yang diva yakini akan menjadi wali kelasnya datang memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru tersebut ramah.

"Pagiiiiiiii bu" serempak murid yang ada di dalam kelas.

"Pertama, perkenalkan nama ibu devi yang akan menjadi wali kelas kalian kurang lebih selama setahun di kelas ini. Dan yang kedua, khusus hari ini kalian di bebaskan dari KBM. Sebelum itu kita buat struktur organisasi untuk kelas kita ini,bagaimana apakah kalian setuju?"

"Setuju bu" Jawab seluruh murid.

"Baiklah, dikarenakan semuanya setuju. Kita pilih dari ketua kelas dulu, siapa yang akan mencalonkan? " tanya bu devi.

"ZEKIIII BUU" Teriak arfin semangat 45. Zeki yang namanya disebut oleh sahabat setannya itu,sontak membulatkan matanya tidak terima namanya yang di sebut.

"Bagaimana zeki siap jadi ketua kelas? Dan bagaimana dengan yang lainnya? " Tanya bu devi lembut.

"Pasti siap bu zeki mah,begitu juga dengan kita, ya gak? " Jawab arfin seenaknya.Diva yang di sebelahnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Iyaaa bu zeki aja" seru antusias penghuni kelas,karena bagi mereka yang mengenal zeki memang cocok menjadi seorang pemimpin, karakternya yang kalem dan humble dapat dengan mudah bersosialisasi dengan temannya yang lain, selain itu juga menurut mereka zeki akan menjadi dewasa disaat waktu yang tepat.

'Arffiiiinnn siaaalaannn' kesal zeki dalam hati. Tak habis pikir dengan sahabatnya ini, Yang ditanya siapa, yang jawab siapa.

"Baik Zeki kamu jadi ketua kelas, ibu harap kamu bisa menjadi ketua yang baik untuk teman-temanmu.Ibu percayakan kelas serta teman-temanmu kepadamu" Amanat bu devi.

"Iya bu, Saya akan berusaha sebaik mungkin,dan saya akan menjaga teman-teman saya sebaik mungkin,karena bagi saya mereka sudah menjadi keluarga kedua saya sendiri. Terima kasih telah memberikan kepercayaan kepada saya". Tegas zeki yang berhasil membuat bu devi tersenyum beserta penghuni kelas yang terharu dengan ucapannya.

"AAAAAA SAYAANGGGGG ZEKIIIII" Teriak diva tiba-tiba lalu membalikkan badannya agar bisa memeluk sahabatnya itu.

'Astagfirulloh'gumam arfin terkejut dengan teriakan diva yang berada di sebelahnya. Sementara teman sekelasnya hanya melongo melihat sikap diva yang tiba-tiba.

"Zeki diva terharu" diva semakin mempeerat pelukannya.

"Va va gue gak bisa napas ini,ntar gue mati woi" keluh zeki.

"Tapi kan diva terharu zeki" balas diva dengan mengurangi eratan pelukannya.

"Ya,terus?" singkat zeki tak mengerti harus bagaimana lagi.

"IIIIII ZEKIII DIVA ITU TERHARU" Diva merasa tak terima dengan jawaban singkat yang diberikan sahabatnya itu.

"Terus masalahnya apa divania? "tekan zeki berusaha bersabar.

"Gak ada,hehehe. Cuman ngasih tau doang" Jawab diva cengengesan dengan tangan yang menggaruk dahinya yang tidak gatal sama sekali.

'ini gue ko malu ya'batin diva dengan kepala yang melihat kearah teman sekelasnya, yang ternyata sedang melihatnya ke arahnya. Tak lupa dengan bu devi yang hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum.

"Diva lo malu-maluin gue sebagai emak tiri lo." bisik arfin menahan malu dari teman baru di kelasnya itu.

"Busetttt emak tiri hahahahahahaha" Tawa zeki terbahak-bahak tak sengaja mendengar bisikan manusia setan yang sedang mendelik ke arahnya.

"Lah sejak kapan lo jadi mak tiri gue?" Polos diva sembari duduk dibangkunya kembali.

"Sejak barusan." enteng arfin.

" Emang gue mau lo jadi mak tiri gue? "

"Ya pasti ma--

"YA KAGAK KELES." sembur diva.

"HAHHAHAHHAHAH NJIR KASIAN BANGET LO FIN HAHAHHAHAHAH" Tawa zeki memukul-mukul meja yang ada di depannya. Sedangkan arfin memajukan bibirnya, cemberut.

"Dasar sahabat laknat" gerutu arfin yang semakin memajukan bibirnya.

Diva yang melihat itu terkekeh pelan tak habis pikir dengan kelakuan dua orang yang berperan penting di dalam hidupnya.

"Sudah sudah, buat zeki karena kamu ketua kelasnya sekarang silahkan bentuk organisasi lainnya dengan teman-temanmu dan nanti kamu yang kasih laporannya sama ibu" Perintah bu devi.

"Baik bu, saya akan diskusikan dengan teman-teman saya yang lainnya"

"Bagus, paling lambat lusa ya laporannya. Sekarang kalian bebas apabila ada yang mau pulang silahkan atau tidak juga silahkan. Ibu permisi mau ke kantor dulu ada urusan, Sekian dan terima kasih"

"Iya buuuu"

"Pulang aja kuy,kan zeki mau beliin boneka robot buat diva sama arfin" Antusias diva.

"Wahh iya bener, ayok" Antusias arfin tak kalah dengan diva.

Sedangkan Zeki yang hanya mendengarkan tersenyum pasrah.

DIVANIA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang