8.

20 5 3
                                    

"Jadilah diri sendiri, jangan pernah menjadi orang lain."
-Someone-

***

Selesai dengan dramanya tadi, mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu di cafe sekitaran itu.

"Berjuang itu butuh tenaga bro, jadi harus makan dulu" celetuk Arfin seraya memesan makanan untuknya dan teman²nya.

"Apa hubungannya dengan kita?lo lagi berjuang? "Tanya Diva heran.

"Ya kagaklah, Hubungannya ya yang penting makan" Arfin dengan muka santainya.

"GJ pisan anjir" Ujar pelan Zeki seperti berbisik entah kepada siapa.

"Hah apa Zek?" Tanya Arfin karena ia duduk di sebelahnya, jelas ia dengar karena ia gak budeg walaupun gak jelas sih.

"Semut ngintip celana dalam gue" Spontan Zeki.

"Astaga Zeki segede apasih sampe semut aja mau ngintip" Keluarlah jiwa kekepoan dari seorang Diva.

"Mau liat dong" Lanjut Diva polos melirik ke arah selangkangan Zeki.

"Eh eh gila div jangan coba-coba ya" Dengan gelagapan Zeki menutupi inti celananya.

'Ini mulut kalo ngomong kaga ada filter yang lebih bagusan dikit apa'batin Zeki tak habis pikir dengan apa yang sebelumnya ia katakan,apalagi ia tak ingat bahwa ada temannya yang memiliki kekepoan yang akan merepotkannya.

Arfin melihat sahabatnya begitu keteteran hanya tertawa tanpa suara. Takut malah kena ke dia, pikirnya.

"Ayolah Zeki liat dong,Penasaran banget segede apa sih." Rengek Diva.

"Enggak mau div, Yang Arfin aja noh" tunjuk Zeki kepada Arfin yang tengah asik dengan tertawaannya sendiri.

Diva melihat ke arah Arfin, Sedetik kemudian mengalihkan tatapannya ke arah bawah Arfin, Arfin yang sadar dengan tatapan Diva segera menyilangkan kedua kakinya dan menarik-narik ujung bajunya supaya bisa menutupi apa yang di liat oleh Diva.

"Eh kenapa jadi gue, Woi Zeki kampret lo ya, Mau gue santet hah?." Dengan muka garang yang di buatnya ia berdiri sambil menarik telinga sahabatnya itu.

"Gue udah mati-matian gak ngeluarin suara supaya diva gak malah nanya ke gue bego,Tapi lo malah dengan gampangnya ngalihin ke gue, Kampret emang! "Desis Arfin dengan tangan yang masih setia di salah satu telinga sahabatnya.

'Percuma gue nahan suara indah gue dari tadi'gerutu Arfin dalam hati.

"AW AW SAKIT SETAN, Lo udah kaya mak gue yang lagi murka ya, main tarik telinga gue aja gak punya telinga lo?! , gimana kalo telinga gue panjang sebelah setaaaaannnnn" Zeki menghepaskan tangan Arfin dari telinganya dengan kesal.

"DERITA LO" Teriak Arfin dengan songongnya persis di depan hidung Zeki.





HUEK

Ya, Zeki muntah tepat di depan Arfin yang duduk di sebelahnya,Sedangkan Diva berada di hadapannya. Pastinya dan memang benar kenyataannya celana Arfin terkena muntahan itu.

Iwwwwyuuu

"ANJIR CELANA LIMITED EDITION GUE" Jerit tak percaya Arfin dengan apa yang terjadi, bukan apa ini celana mahal bro.

Huekk

"Zeki lo kenapa? astaga zeki lo hamil sampe muntah segala? Tapi lo kan batang mana bisa, terus gimana ini?harus gimana diva yang cantik dan aduhai ini." Panik Diva, Anehnya bukannya menolong Zeki Diva malah sibuk bermondar mandir ria di tempat duduknya.

"ZEK LO JOR--" Perkataan Arfin terhenti akibat tangan Zeki yang membekapnya.

"MULUT LO BAU SETANN, LO HABIS MAKAN BANGKE HAH? GUE SAMPE MUNTAH CIUM BAU MULUT LO!LO JUGA DIV BUKANNYA KASIH MINUM KEK, APA KEK,MALAH KAYA GANGSING MUTER MUTER KAGAK JELAS" Geram Zeki melepaskan tanyanya dari mulut Arfin, bukan apa-apa nanti tangannya ikut bau kaya mulut si setaaann.

"Diva kan lagi mikir Zeki" Cengir diva.

"Palalo mikir"gerutu Zeki sebal.

" Hah hah hah eungap pisan euy,berasa mau mati njir" keluh Arfin.

"SETANNN JANGAN NGOMONG MULUT LO BAU BANGKE!" Kesal Zeki karna dia juga yang kena bau nya. 'Udah di bilangin tetep aja ngomong, emang setann gak pernah ngerti, maunya di ngertiin doang,' batinnya.

"Emang iya gitu mulut gue bau?"Tanya Arfin pada dirinya sendiri.

Hah

"Bau banget anjir, Gue makan apaan sih,Perasaan kagak makan bangke deh.Eh iya gue kan kemarin makan jengkol ama pete, pantes aja" Gumam Arfin pelan, tapi sayangnya Diva dan Zeki juga mendengarnya.

Sedetik kemudian mereka saling tatap-menatap seolah mereka sedang berbicara melalui tatapannya.

Dengan kompaknya mereka menatap ke arah Arfin yang masih asik dengan percobaan bau mulutnya, belum lagi gerutuan mengenai celananya yang terkena semburan Zeki. Sedikit demi sedikit mereka melangkah menjauh dari Arfin dan

Laaaaaaaaaaaaariiiiiii

"WOI LO PADA MAU KEMANA?TEGA BANGET SIH NINGGALIN GUE SENDIRIAN,GIMANA KALO GUE DICULIK OI,SEEEETAAAAAANNNNNNNN"

***

Diva terus berlari menjauh dari Arfin sampai suatu ketika dan

BRUUKK

"AWWWWW, PANTAT SEXY GUE. WOI LO TUH KAGAK PUNYA MULUT APA HAH? Eh eh ko mulut sih ya, gue apaan coba mulut segala. MA-KSUD GUE, LO KAGAK PUNYA MATA HAH? SEENAK PANTAT LO NABRAK GUE, SIAPA LO HAH? ANAK SILUMAN? ANAK SETAN? OH ATAU JANGAN-JANGAN LO ANAK IBLIS YA? NGAKU DEH LO. " Omel Diva sembari menunduk membersihkan celananya yang kotor.

"Hm"

"Ngomong yang bener, lo punya mulut gunain, nanti ilang tau ra---

"Hm"

'Ni orang pembokat sabyan kali ya' gerutu Diva dalam hati.

Dengan merasa kesal Diva melihat orang yang menabraknya. Dan

"Wah

Pandangan kedu aw---

WOI KO GUE DI TINGGAL LAGI SIH, AWAS YA LO GUE SUMPAHIN LO JADI BUCINNYA GUE!"

'Astagfirullah ya tuhan sabarkan Diva yang menawan nan sexy aduhai ini,AAAAARRRGGGGGH ANJIR GUE DITINGGALIN YANG KEDUA KALINYA WOI' Jeritan kesal Diva dalam hati.

"Cewek sinting" gumam seseorang itu dan berlalu pergi meninggalkan Diva untuk yang kedua kalinya.



'Gue suka'

DIVANIA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang