Athanacius menatap seseorang yang terbaring di atas ranjang UKS akibat ulahnya. Kelopak matanya masih terpejam. Darah yang keluar dari hidung sudah berhenti.
Di dalam ruang UKS itu hanya ada dirinya, Helena yang terbaring di atas ranjang, Jennette dan Cabel.
Ini buruk. Athanacius yang tidak bisa mengontrol emosinya justru mencelakai orang yang tidak bersalah.
Seseorang wanita memasuki ruang UKS.
"Permisi, biar saya periksa dulu yang pingsan tadi."
Jennette dan Cabel menepi untuk memberi jalan kepada wanita itu. Namun Athanacius yang berdiri tepat di samping ranjang sepertinya tidak mendengarkan karena melamun.
"Permisi, kak"
Pemuda yang merupakan kakak kembar Athanasia itu tak kunjung menyingkir. Tatapannya lurus pada wajah cantik Helena yang tertidur(pingsan).
"Kak?"
"Athanacius! Hoy!" Sampai-sampai Cabel ikut memanggil namanya.
Wanita itu menepuk pundak Athanacius. Pemuda yang sedang larut dalam lamunannya itu tersentak. Merasa khayalannya diganggu.
Athanacius menoleh dan menatap tajam wanita tidak bersalah itu.
"Maaf kak, bisa tolong minggir dulu?"
"Hadeehh mbak mbak, who the fffkhss are you to tell me what to do? Mbak itu siapa?"
(Aku terngiang-ngiang sama ini༎ຶ‿༎ຶ)
"Eh dia dokter, b*go" peringat Cabel.
Athanacius yang baru sadar segera menyingkir dengan keadaan malu yang tak terbendung.
Dokter itu memeriksa keadaan Helena. Syukurlah Helena baik-baik saja. Hidungnya pun tidak patah. Jadi semuanya bisa menghela napas lega.
Setelah selesai memeriksanya, dokter itu pergi meninggalkan ruang UKS.
"Jadi.. siapa yang mau antar Helena ke rumahnya?" Tanya Jennette.
"Biar aku. Ku tunggu sampai dia sadar." Ucap Athanacius. Bagaimanapun ini kesalahannya, jadi Athanacius harus bertanggung jawab.
"Hm? Yakin?"
"Ya, kalian pulang saja." Athanacius menarik salah satu kursi yang ada di sana ke sebelah ranjang dan duduk.
"Oh, aku izin ke pelatih sepakbola dulu." Ucap Cabel.
Cabel dan Jennette keluar ruang UKS. Meninggalkan Athanacius yang setia menunggu Helena sampai gadis itu terbangun.
.
.
.
Satu jam berlalu. Athanacius sudah tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang disandarkan di tepi ranjang dengan tangan sebagai bantalnya.
Perlahan kelopak mata Helena terbuka. Mengedipkannya beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk.
Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit ruangan yang bercat putih. Menggeser kepalanya sedikit dan melihat seseorang yang tertidur.
Rambut kuning keemasan ini, Helena seperti mengenalinya. Siapa ya? Oh, kakak kembar Athanasia.
"Athanacius?" Gumamnya.
Pemuda yang dipanggil dengan nama Athanacius itu membuka matanya dan menegakkan kepalanya guna melihat seseorang yang baru saja mengeluarkan suara lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin [SIBAP Fanfiction]
FanfictionAthanacius dan Athanasia adalah kembar tidak identik. Mereka lebih akrab dipanggil Atha dan Athy. Sedari kecil mereka selalu bersama dan memiliki pemikiran yang kompak. Namun karena kejeniusan Athanasia, ia menerima beasiswa untuk bersekolah ke Arla...