Setelah musyawarah selesai, besoknya Ami langsung bilang ke Pak Kepsek soal ini. Empat puluh anak penghuni kos Pak Malih sudah mulai keliling kelas. Arya juga sudah daftarin istrinya Pak Malih di web 'Semua Bisa Bangkit' dari kemarin malam.
Dua bulan berlalu, uang satu miliar lebih sudah terkumpul dengan cepat. Operasi transplantasi sumsum tulang belakang istri Pak Malih sudah bisa dimulai. Pak Malih menunggu di luar dengan cemas. Tapi apa daya, enam jam sudah dia menunggu, istrinya dinyatakan meninggal. Hancur hatinya saat itu juga. Ia bilang ke semua penghuni indekosnya, bahwa istrinya sudah tiada. Semua kaget sekaligus sedih.
Pak Malih bilang saat kumpul lagi bersama empat puluh penghuninya sejak dua bulan yang lalu, "Takdir sudah di tangan Allah, saya sudah mengikhlaskan istri saya pergi untuk selamanya. Karena uang yang kalian kumpulkan masih ada sisa, bapak akan mulai gunakan ini untuk baguskan kosan bapak ini, akan bapak tambahkan kamar mandinya, tambahkan tempat laundry, dan juga wifi. Bapak ingin bilang terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk semua waktu yang kalian punya untuk mengurus donasi buat istri bapak, sekali lagi terima kasih."
"Pak, bapak pasti bisa melewatkan semua ini, yang sabar ya, Pak. Kami semua turut berduka cita dan ikut berdoa untuk istri bapak. Kami juga terima kasih atas pengertian bapak ke kami semua." ujar Ami.
Pak Malih dan empat puluh penghuni kosnya kemudian saling merangkul, untuk saling mengingatkan bahwa kita tidak sendirian di bumi ini, bahwa persatuan akan menjadikan kita kuat.
Sampai disinilah kisah Pak Malih dan empat puluh penghuni kosnya berakhir.
[Tamat]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Malih dan Empat Puluh Penghuni Kosnya
Historia Corta[Cerita Pendek] Pak Kepsek menyuruh semua siswa baru yang rumahnya jauh dari sekolah untuk menetap di kosan Pak Malih saja, yang jaraknya cuma lima belas langkah dari sekolah. Tapi... Kenapa harus disana? ©Oktober 2020