Sesak rasanya, melihatmu berdua dengan orang lain. Iya, hanya berdua tanpa menyadari keberadaanku sama sekali, seakan aku hanyalah angin lalu
-🦋Love with Innocent Girl🦋-***
"Icha, ayo, bantuin Mama beres-beres, Nak!" Teriakan Andira berhasil membuyarkan lamunannya.
"Iya, Ma!" teriak Icha tak kalah kencang.
Berjalan mencari keberadaan sang Mama yang berteriak meminta bantuannya. "Mama di mana?"
"Di kamar Mama, Sayang." Mendengar itu, Icha lalu bergegas ke kamar sang Mama yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisinya berdiri.
"Mama ini buat apa? Kok ada baju pernikahan gini." Tangan mungilnya meraba baju pengantin berwarna putih dengan hiasan mutiara namun, terlihat sederhana. "Siapa yang mau nikah?"
"Loh kamu lupa? Minggu depan Mama sama Ayah Andika mau nikah," jawab Andira seraya tersenyum.
Menepuk jidatnya pelan. "Ah, iya Icha lupa. Ya udah, Icha bantuin sini, Ma."
"Ini udah hampir selesai kok. Kamu tunggu Aqsha di depan aja nanti bersihin kamar kosong di sebelah kamar kamu, ya? Nanti Aqsha juga bersihin kok," perintah Andira.
Dahi Icha berkerut menimbulkan kerutan di sana. "Kenapa harus diberesin, Ma? Emang ada yang mau tidur di sana?"
"Kamu ini lupa apa bagaimana, sih? Ya Aqsha dong yang tidur di kamar sebelah. Emang kamu mau tidur bareng sama Aqsha?" Andira menggelangkan kepalanya.
"Gak pa-pa. Kan nanti Icha bisa minta peluk sama Aqsha. Dipeluk sama Aqsha enak tahu, Ma," celetuk Icha dengan polosnya.
Andira membelalak. "Eh, Icha kan udah besar, harus tidur sendiri, dong! Kasihan Aqsha nanti kamu tendang sewaktu kamu tidur."
Tentu itu hanya alasan lain. Ya Tuhan anak siapa Icha ini? Kenapa bisa sepolos itu? Bukan anakku sumpah bukan anakku, keluh Andira dalam hati.
"Ayo buruan tunggu di depan rumah kasihan Aqsha kerepotan bawa barang-barang," perintah Andira lembut.
"Oke!" seru Icha seraya hormat pada Andira.
Berlarian kecil ke arah pintu. Meraih daun pintu dan membukanya. Dan benar saja terlihat Aqsha membawa sebuah kardus dan koper yang cukup besar ukurannya.
Berlari ke arah Aqsha. "Icha mau bantuin bawa disuruh sama Mama. Icha bawa koper aja, ya, kan enak tinggal tarik aja."
Aqsha hanya membiarkan calon adik tirinya melakukan apa yang ia inginkan. "Ambil."
Keduanya lalu masuk ke dalam rumah Icha yang katakanlah luas itu. Menaiki anak tangga dengan langkah yang sama. Keduanya lantas memasuki ruangan yang sedikit beraroma debu. Wajar saja jika ruangan itu berdebu karena memang, Icha jarang membersihkan ruangan itu. Ruangan yang ia tak tahu kamar milik siapa. Bahkan, Mamanya tidak memberitahukan kepadanya tentang kamar itu.
"Hasyim!" Icha bersin akibat membersihkan debu pada meja dengan kemoceng di tangannya.
Namun tiba-tiba sesuatu menutupi hidung dan mulutnya. Sontak sang empu menoleh dan mendapati Aqsha tengah memasangkan sebuah masker berwarna biru tua bergambar panda.
"Pakai masker biar aman," lirih Aqsha lalu kembali merapikan barang-barangnya.
"Aqsha, Aqsha yang nyapu lantainya, ya? Icha mau ambil pelnya dulu," perintah Icha dan dibalas anggukan singkat dari sang empu.
Melangkah keluar meninggalkan Aqsha yang sibuk dengan barang-barang miliknya. Sepeninggalnya Icha, Aqsha berjalan mendekati meja dengan ukiran cantik di hadapannya. Di atasnya terdapat ponsel milik Icha tanpa ada password.
![](https://img.wattpad.com/cover/230757756-288-k307936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[☑️] Love with Innocent Girl
Fiksi Remaja🌻WELCOME TO MY FIRST STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys!! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you!! 🌻 Semoga betah, HAPPY READING YAW^^ 🥀🥀🥀 Kisah ini menceritakan seorang gadis cantik anak...