Jangan lupa vote ya.
Sebenernya aku gak mau up sekarang, tapi author kesayangan ku bilang klo aku up dia juga bakal up jadi deh aku up sekarang.
Dah ya lanjut aja.Kini mereka ber empat dengan di dampingi oleh penjaga masing masing dan satu anak kecil sudah berada di depan rumah, yang terbilang lumayan mewah itu.
Anggep kek gitu dah ya
"Ini beneran rumah kamu kan?" Tanya Jisoo memastikan.
"Iya kak ini rumah aku, kayak nya ayah sama ibu aku di dalem deh" ujar si anak kecil alias hantu itu."Kalo gitu cepetan kita masuk" ujar Lisa tak sabar.
"Sabar Napa" sahut Rose kepada kembaran nya itu.
"Duhh gimana kalo orang nya galak terus ngusir kita? Kan gak lucu, malah jadi malu dong" khawatir Jennie.
"Tenang aja Jennie" ucap Jisoo menenangkan adik nya itu.
"Ehh kok aku lupa kenalan sama kamu sih?" Rose menepuk jidat nya.
"Oh iya kok aku lupa juga ya, nama aku Dinda mauliana putri, panggil aja aku Dinda." Ucap anak kecil itu alias Dinda.
"Chihh masih kecil udah pikun pikunan" ucap Zero yang masih nyaman dengan posisi tidur nya yang mirip kucing itu.
Yang di sindir hanya menyengir. Dinda pengen bales tapi dia sadar kalo Zero binatang buas.
"Udah yuk masuk" Rose memencet bell rumah itu.
Ding dong
Pintu di buka menampilkan sosok ibuk ibuk dengan wajah dingin nya.
"Ibukkkk" pekik Dinda dan memeluk ibu nya. Tapi sang ibu tidak merasakan pelukan anak nya itu.
"Kalian siapa ya?" Ujar sang ibuk ibuk dengan wajah datar nya.
"Yaampun buk senyum dikit kali." Ucap Lisa yang terlihat agak kesal karena wajah datar si ibuk itu.
"Kalau gak ada yang penting gak usah kesini lagi" ucap si ibuk.
Yaampun kok gini banget ya si ibuk?-jisoo
Mukanya nyeremi sumpah-jennie
Astaga naga buk-lisa
Eh tadi si curut itu ngomongin naga?- Renata
Yaampun saudari gw pikiran nya-rose.
"Eh buk kami mau cerita tentang masalah Dinda anak ibuk kan?" Tanya Rose memastikan.
Mendengar nama Dinda si ibuk melotot kan matanya.
"Ehh eh buk hati hati nanti jatuh tu mata nya" kata Lisa.
"Dari mana kalian tau anak saya?" Tanya si ibuk penasaran.
"Bisa kami masuk buk kaki saya udah pegel nih" keluh Jisoo dan akhirnya di perboleh kan.
"Siapa tamunya?" Tanya orang dari ruang tamu yang asik membaca koran itu.
"Gak tau pa, katanya ada sangkut paut nya sama Dinda." Jawab si ibuk.
"Dinda ya?" Tanya si bapak dan seketika wajah nya nampak murung.
"Silahkan duduk" ucap si ibuk mempersilah kan mereka ber empat untuk duduk.
Sedang kan Dinda sekarang sedang asik memeluk papa nya itu. Sembari menangis.
"Hiks maafin aku ya pa,ma aku ninggalin kalian gitu aja, bahkan aku belum membalas Budi sebagai anak" Isak Dinda yang tidak di dengar oleh orang tuanya itu.
Mereka ber empat yang mendengat nya ikut merasa sedih. Hinga akhirnya Rose membuka bicara nya.
"Om, om iklasin Dinda ya om" ucap Rose.
Si bapak yang mendengar nya tidak kuasa menahan tangis nya. Dia mengaku kalau dia bener bener gak bisa ngiklasin anak sematawayan nya itu pergi.
Hening beberapa saat.
"Om sama Tante gak boleh ikutin ego kalian, kalian harus bisa iklasin Dinda. Kalian tau betapa menderita nya dia karena ulah kalian yang tidak bisa merelakan kepergian nya. Karna kalian Dinda tidak bisa ke alam nya, dia menetap di bumi karena ke kunci sama ego kalian. Aku tau om sama Tante sayang sama Dinda. Jadi om sama Tante harus iklasin Dinda biar dia bahagia di alam nya. Aku tau gimana rasanya ke hilangan, tapi aku yakin mereka yang meninggalin kita akan selalu ada di hati dan ingatan kita." Ucap Jisoo lirih.
Seketika mereka berdua yang habis di ceramahi Jisoo menangis Ter sedu sedu. Jisoo emang bener, mereka terlalu egois mereka tidak sadar kalau ketidak iklasan mereka berdampak buruk bagi Dinda.
"Hiks maafin ibu sayang, hiks maafin kita yang bodoh ini. Andai kamu ada di sini dan memaafkan kita" lirih si ibuk.
"Dia masih ada di sini kok Tan" ucap Rose menunjuk ke sofa yang terdapat Dinda yang asik nonton TV itu.
"Eh Dinda kamu tau gak orang tua kamu minta maaf ke kamu" ucap Lisa kesal.
"Hehe tau dong tapi sambil nonton TV biar gak tegang gitu. Lagian kartun kesukaan aku ini" ucap Dinda beranjak memeluk kedua orang tua nya itu.
"Ayah,ibu aku udah maafin kalian kok, aku pasti selalu ada di hati kalian" ucap Dinda mencium pipi orang tua nya itu.
Rose menjelaskan perkataan Dinda kepada orang tua Dinda tersebut. Tidak lupa juga awal mereka bertemu dan permintaan Dinda itu.
"Asalkan kamu bahagia di sana ayah sama ibuk pasti akan relain kamu" ucap si bapak.
"Makasih ya karena udah bantuin aku, sekarang aku bebas, aku gak tau harus bilang apa lagi selain terimakasih" ujar Dinda dan arwah Dinda melambaikan tangan dan tiba tiba hilang.
"Udah yuk pulang udah capek aku" ucap Lisa.
"Eh besok kan libur gimana kalo kita jalan jalan" seru Jennie dan di angguki mereka ber tiga.Zero,Jena,Renata,Leonala, memandang punggung mereka ber empat yang sudah semakin jauh yang saling berpelukan. Tawa itu yang mereka dengar dari keempat gadis tersebut.
"Hmmm bukankah itu sangat hebat? Mereka menyelesaikan nya dengan baik" ucap Jena.
"Tidak akan aku biarkan orang atau pun arwah memisahkan keempat gadis itu" sambung Leonala.
Kalau Leonala udah ngomong pasti emang bener.
"Hmm aku merasa hangat di dekat mereka ber empat. Aku tidak menduga aku akan se bahagia ini bersama mereka" ucap Renata.
"Hmm benar. Yuk ahh" sambung Zero.
Begitulah untuk hari ini, semoga kalian seneng ya Ama cerita nya,
Bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo
Science FictionMenceritakan 4 anak indigo yang bersaudara dan 4 penjaga nya. mereka memiliki kekuatan yang berbeda beda. COVER BY: @HalloDian_08L