Poster by LeeYongMi © koreanpostersart.wordpress.com
.
.
.
.
.
Hayi POV
Aku memegangi pipi kananku yang cukup panas. Tamparan yang di lontarkan oleh namja di hadapanku membuatku muak. Sikapnya yang begitu keras membuatku harus mendapati bekas tangannya di pipiku tiap malamnya. Ia menghalalkan segala cara demi kehidupan kami, tidak, kehidupannya.
Kim Hanbin, namja yang berstatus suamiku itu menatapku dingin. Hari ini ia kembali membawa gadis yang beberapa bulan lalu sempat ia bawa kemari selepas konser World Tournya. Aku pun menatapnya tak kalah dingin. Sementara gadis di samping Hanbin pun mendorong bahuku kasar dan menatapku jijik, "Kau pergilah. Hanbin tidak menyukaimu. Kau menjijikan, itulah alasan ia berhenti menyukaimu"
Aku terdiam, menatap gadis yang bernama Kim Jisoo itu lekat-lekat dan hendak menamparnya. Namun tangan kekar itu kembali menahan tanganku dan menghadiahiku sebuah tamparan di sisi lain pipiku. Hatiku mencelos. Aku menunduk, menahan getaran suaraku dan air mata yang ingin turun.
"Aku ingin tidur. Hayi, antarkan gadis ini pulang"
Aku mendongak dan menatap Hanbin. Ia pun melenggang masuk ke dalam kamar dan meninggalkan gadis hina itu di hadapanku. Gadis yang telah merubah suamiku menjadi pribadi yang dingin dan sarkastik. Aku menyeringai dan melemparkan kunci mobilku padanya, "Pulang sendiri. Kau gadis yang sangat kotor, cepatlah pergi. Kau tidak pantas memasuki rumahku yang bersih. Ambil saja mobilnya, anggap saja mobil itu hadiah dariku untukmu karena telah lancang menggoda pria yang sudah memiliki istri" ujarku lalu meninggalkan ruangan itu dan menuju kamar.
Aku pun mengunci pintu kamar dan berbaring di sebelah Hanbin yang sudah terlelap. Ku tatap wajah polosnya, keringat lelah pun masih berjatuhan bebas di keningnya. Aku tersenyum getir, menyeka keringat di dahinya dan setetes air mata terjatuh begitu saja di pipiku. Dan sekelibat memori seketika memenuhi rongga otakku, dimana kami bercinta di ranjang ini, dan tentunya sebelum Jisoo datang.
Flashback
5 moths ago
Aku terduduk di depan kloset, menekan perutku dan memuntahkan seluruh makanan yang baru saja ku santap. Namja bermarga Kim itu telah pergi semalam. Dan tidak akan di rumah selama 2 bulan ke depan. Aku pun meremas kemeja putihku kencang, tak kuat karena perutku tetap meronta untuk mengeluarkan makanannya.
Setelah perutku puas, aku pun beranjak dan berjalan menuju kamarku, mengambil ponselku dan menelepon eomma untuk datang. Kepalaku terasa sangat berat dan pusing. Hidungku tersumbat dan mulutku terasa tidak enak. Apa yang terjadi denganku?
Aku memutar otakku dan mencoba mengingat-ingat apa saja yang telah ku lakukan akhir-akhir ini. Oh tidak, jangankan akhir-akhir ini, aku saja tidak ingat apa yang baru saja aku santap tadi. Aku pun merebahkan tubuhku di ranjang dan menatap langit-langit. Kembali berpikir apa yang telah kulakukan selama ini. Dan seketika-
"OMO! YAA! KIM HANBIN!"
Aku pun kembali mengambil ponselku dan menelepon dokter kepercayan keluargaku untuk datang. Aku bangkit dari ranjangku dan kembali menuju kamar mandi. Mengambil test pack yang ku sembunyikan di balik bathtub dan menggunakannya.
Mataku membulat sempurna ketika mendapati dua garis di alat itu. Aku pun menangis bahagia, kembali menuju kamarku dan menelepon Hanbin. Nada sambung mengantarkan ku pada namja yang-mungkin saja-sedang sibuk dengan beberapa rehearsal untuk konsernya. Setelah sekian lama menunggu, teleponku pun terangkat dan sontak aku langsung berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Care?
RomanceAku menatap namja di hadapanku penuh kebencian. Aku sudah cukup muak akan sikapnya yang berubah drastis. Karena gadis itu, Kim Jisoo, aku menyesal karena telah mengenalkannya pada Hanbin. Aku menyesal telah menyarankan group gadis itu untuk berkolab...