Butiran air jatuh membasahi kota Tokyo, Jepang. Berkumpul membentuk genangan air mengalir deras mengikuti arus. Lalu lalang orang berlindung di bawah payung guna melindungi diri. Sebagian orang memutuskan berhenti di suatu tempat guna berlindung sembari melanjutkan aktivitas.
Menurunnya suhu sukses menusuk hingga menembus kulit, Mizuki berdiri di depan rumah atas nama Kuroo dengan keadaan basah hanya mampu menggigil pelan. Jaket milik sang lelaki yang membungkus diri jelas tidak mampu membuat dirinya merasa lebih hangat. Seingatnya, pembawa berita cuaca tidak mengungkit akan hujan hari ini, tetapi tidak mengherankan mengingat musim sudah akan memasuki musim hujan.
Hal yang memalukan adalah dia bertemu dengan Tetsurou di tengah hujan, memperlihatkan kain baju mencetak jelas tubuh. Dia, kembali merepotkan sang pujaan hati untuk menyodorkan jaket. Terkadang Mizuki akan merutuki diri karena telah membuat repot sang lelaki.
"Tenang saja. Ayahku dinas dan kakek nenekku sedang berkunjung ke kampung," jelas Tetsurou sembari lari kembali membawa handuk. Dia menaruh di atas kepala Mizuki dan menggosok pela untuk mengeringkan. Secara sengaja, dia menaruh sandal rumah agar Mizuki tidak tergelincir akibat air yang menetes.
Tingga berdua? Membayangkan itu, Mizuki memerah. Kepala yang disentuh lembut walau terlapis dengan handuk membuat Mizuki merasa begitu nyaman dan terlindungi.
"Tenang. Kakakku ada di rumah," sambung Tetsurou sembari membungkuk dan melepas senyuman.
Tak lama, muncul seorang wanita bemahkota hitam persis seperti Tetsurou mendekat dan memberikan beberapa pakaian pada Mizuki. "Segera mandi air panas, Mizuki-chan," ucap sang wanita dan tersenyum lembut. Ini jelas bukanlah pertama kali dua insan sesama gender itu bertemu dan berbincang. Sehingga sang wanita tidak mempermasalahkan harus meminjamkan pakaian untuk Mizuki.
"Terima kasih, Neechan!" ucap Mizuki, melempar senyuman lembut pada sang wanita. Wanita tersebut mengangguk kecil dan tertawa pelan.
"Tetsurou, antar Mizuki-chan ke kamar mandi untuk mandi, ya!" pesan sang kakak sebelum meninggalkan dua insan itu. Terlihat, sang wanita merasa lelah karena bekerja, sehingga membutuhkan waktu istirahat lebih banyak.
Tetsurou merespon dengan kata baik sebelum menaruh atensi pada Mizuki. Dia menuntun sang gadis menuju ke kamar mandi. Kemudian dia melirik ke arah waktu, sudah cukup malam dan hujan masih belum kunjung reda. "Mau menginap semalam?" tawar Tetsurou, sebelum membiarkan sang gadis beranjak masuk ke dalam kamar mandi.
Tawaran itu membuat Mizuki terdiam dan menoleh. Pupil mata mengecil karena terkejut. Tawaran itu sangat cukup memicu rasa malu dan pemikiran kotor bagi seorang gadis. Sang gadis menelan saliva, "Ap-apa itu akan merepotkan? Aku bisa pulang setelah hujannya reda!"
"Tidak apa-apa, kau bisa menggunakan kamarku, mengingat Neechan lelah, jadi lebih baik tidak mengganggu waktu tidurnya," kata Tetsurou sembari melepas cengiran halus, "tenang, aku akan tidur di kamar ayahku. Jadi, kau tidak perlu takut aku macam-macam."
Mizuki memerah kembali. Dia menunduk malu, tetapi dia membalas ucapan dengan gumaman. "K-kalau itu Tetsu, aku yakin aku akan baik-baik saja, kok." Sang gadis kentara telah menaruh kepercayaan pada lelaki itu, sehingga mampu menerima tawaran demikian. Hal itu bukan berarti Mizuki adalah gadis murahan, dia hanya percaya pada sosok pria dan ingin menerima tawaran tersebut untuk ditolong. Mengingat hujan yang saat ini tidak tergolong cepat redah atau bahkan bisa hujan seharian.
Mendengar gumaman itu, Tetsurou terpaku, dia perlahan menyudutkan sang gadis ke arah dinding. Secara tak sadar dia memandang pupil turquiose indah tersebut. Bibir membentuk seringai halus, "Terkadang, aku tidak tahu kapan aku bisa lepas kendali."
Jantung berdegup kencang bak alunan musik bagi dua insan berbeda gender tersebut. Dinginnya suhu sudah tidak dapat dihiraukan. Di dekat dinding kamar mandi Tetsurou melakukan aksi kabedon, membuat sang gadis melangkah mundur dengan rona merah menghiasi pipi. Napas saling menyapu wajah dengan lembut, hingga merasakan dua pasang bibir itu bertemu untuk meninggalkan kecupan lembut.
Suki dayo, Tetsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet & Sugar | TetsuMizu
FanfictionIbu jari bergerak lincah, iris memandu skenario menuju otak. Kehangatan hati mengembang senyuman membentuk kurva. Aku merasa manis. Aku, kamu, dan momentum. Collab w/ @Wizardcookie Kuroo Tetsurou/Haikyuu! © Akutagawa Mizuki © Swanrovstte_11 Art © G...