hello darkness my old friend. janjiku seminggu update tiba-tiba hilang.. iya.. susah menyesuaikan waktu untuk menulis ini dengan mengerjakan tugas. akan tetapi aku membawa lanjutannya hahahaha. semoga puas...
aku udah cek ini tapi semoga gk ada typo(?)
selamat membaca!
Trigger warning: harsh language. ooc dari kenyataannya.
--
Perlakuan Jisung terhadap Chenle kembali membuat ramai suasana. Saat mereka sedang bersiap-siap untuk keluar, Chenle yang sedang berdiri merapihkan tali senjatanya tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri. Tali sepatunya pun longgar dan sebelum ia mau menunduk, Jisung sudah lebih dahulu berjongkok dan mengikatnya.
"Love birds [1]." Ejek Donghyuck ke Jisung. Donghyuck kemudian menunjuk Renjun dengan matanya, "Ada yang cemburu kalau kamu seperti ini Jisung." Donghyuck berlanjut menggodanya.
Tawa Renjun cukup membuat orang-orang memberikan seringaian tetapi ada yang bingung.
Setelah menyelesaikan tali sepatu, dengan mengikatnya dua kali dengan kencang, Jisung mengangkat kepalanya dan melihat Chenle yang juga sedang menunduk untuk melihatnya, "Hati-hati." Jisung menasihatinya.
Chenle menganggukan kepalanya, ia dengan perlahan mundur dan membiarkan Jisung untuk berdiri dan kali ini kembali berbincang akrab dengan Renjun.
Chenle menyenderkan badannya ke tembok sambil melihat Jisung.
Mark yang sejak tadi hanya memperhatikan drama gratisan pun akhirnya berjalan mendekati Chenle, "Le." Panggilnya.
Chenle menengok ke arah Mark, menunggu Mark mengungkapkan apa yang ingin dibicarakan.
"Don't worry, tipe Renjun itu bukan Jisung dan tipe Renjun itu lebih seperti Jeno atau Jaemin atau mungkin keduanya." Mark menghibur Chenle dengan tambahan tepukan di pundak Chenle.
Chenle menggelengkan kepalanya, "Sepertinya sudah berubah." Ia masih mengamati Jisung yang sekarang berbincang dengan Jeno.
"Dia hanya ingin melihat apakah kamu masih tertarik seperti dia tertarik padamu saja."
"Oh ya? Seharusnya dia tahu Mark, kalau aku masih tertarik dengannya."
"Jisung sangat keras kepala," Mark menyalakan alat intercomnya dengan mengetuk pelan alatnya, "Dia nanti akan menyesal."
Mungkin kalimat terakhir yang Mark bilang terdengar di intercom karena selanjutnya ada suara Jisung yang bertanya, 'Siapa?'
"No one." Jawab Mark.
Chenle dan Mark berjalan ke tengah ruangan besar itu.
Jaemin sedang merapihkan rompi milik Jeno, memerhatikan rompi tersebut dengan teliti dan kemudian melihat tabletnya lagi. Hanya itu yang ia kerjakan dan setelah selesai ia berpindah ke Donghyuck.
Sepuluh menit terlewati dan pekerjaan Jaemin selesai.
Jaemin kembali dalam posisi berdiri di tengah-tengah mereka semua. Ia mengangkat tabletnya, ada gambar box tulisan 10-13.
"Aku akan mengulangi rencana kita sekali lagi. Kita bertujuh akan masuk CA melalui jalan masuk disini dan kita mengambil bom. Kemudian Chenle, Jisung, Jeno dan Mark akan keluar CA untuk membantu evakuasi dan meletakan bom di bagian-bagian luar CA sedangkan Renjun, Donghyuck, dan aku akan memasukan resources dari box 10 sampai 13 ke jet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Outlast
FanfictionMencoba untuk bertahan diri dan mungkin bertemu Chenle. Itu adalah tujuan hidup Jisung saat ini. "Lights On Chapter II: Outlast". Diberikan warning 'Mature' karena ditakutkan ada bahasa yang kurang nyaman.