Due

305 28 25
                                    

2. Tamu tak terduga

Rumah no.26

     Lagu dangdut diputar dengan kencang mengabaikan penghuni lain di rumah itu. Tangannya memegang pel-pelan yang ia gunakan menjadi microfon, Jiung mengepel lantai dengan pinggulnya yang sesekali bergoyang mengikuti lagu.

“Ihaaaa... Tarik sir, semongko.”

“Nemonade, nemonade.” Celetuk Theo yang baru saja datang membawa keripik di dalam toples yang kemudian duduk di samping Jongseob yang sedang bermain ps dengan Soul.

“Njir, sejak kapan lagunya Rhoma ada nemonade nemonadenya.” Jongseob.

Theo meremas gemas mulut Jongseob, sedangkan sang empu meringis kesal. “Kata-kata lo njar-njir, gue lebih tua dari lo ya.”

“Alhamdulillah akhirnya ngaku tua juga.” Soul menimpali masih fokus pada permainan ps-nya.

“JIUNG, ASTAGHFIRULLAH KENCENG BANGET BEGO!” Teriakan Keeho menggema seisi ruangan yang membuat mereka menutup telinganya seketika.

“TERIAKAN LO LEBIH KENCENG SIALAN!”

“Sudah-sudah jangan bertengkar, mendingan main ular tangga aja.” suara Intak menengahi, melewati tengah-tengah antara Jiung dan Keeho dengan santai sambil memakan es krim.

Plukk!

Intak tiba-tiba kabur teman, dengan kekuatan tornadonya dia lari kenceng banget.

“INTAK BIADAB, BALIK LO!” -Jiung.

“INTAK ES KRIM GUE BANGSAT!” -Keeho.

“gila! Intak hyung titisan Naruto ternyata.” -Soul.

Rumah No.27

Tenang,
Berbeda dengan rumah No.26 yang begitu berisik, disini jauh lebih tentram.
Tidak untuk beberapa detik..

“BANGSAT!! AYAM SIAPA INI!!”

“HYUNG, HYUNG AYAMNYA TERBANG! SIALAN MASUK KE DALAM RUMAH HYUNG!!” Teriakan dari luar terdengar keras dari dalam rumah.

Yongha, Junseo dan Daehyeon yang sedang memasak keluar dari dapur melihat keadaan,
Lain halnya memasak, mereka terlihat seperti tentara yang mau perang.

Yongha yang dengan panci di atasnya dengan tangan yang memegang spatula, Junseo yang membawa sayur di tangan kanannya dengan tangan kiri pisau, dan Daehyeon yang menggunakan apron dengan kepalanya menggunakan helm dan juga tangan kanannya membawa pisau.

Ayam itu berlarian kesana-kemari menginjak setiap perabotan rumah.

“YOHAN LO HADANG DI SANA GUE DARI SINI!” -Donghan berteriak sambil membawa sapu untuk menghadang ayam tersebut.

“HYUNG DI ATAS LEMARI TUH!” -Teriak Junseo pada Donghan.

“ANJIR! BERHENTI TERBANG NAPA! GUE GAK BISA TERBANG NIH!” Celetuk Donghan yang kesal melihat ayam itu terbang kesana-kemari.

“YAAAAKK DONGHAN KALO LO GAK BISA NANGKAP TUH AYAM, LO GAK DAPAT JATAH MAKAN KALI INI!” Daehyeon menimpali dengan menjunjung tinggi pisaunya.

“YONGHA YONGHA BAU GOSONG! LO MASAK APA BEGO!” -Yohan.

“GOBLOK! AING POHO DEUI!” Yongha yang mendapatkan sinyal dari Yohan langsung lari ke dapur dengan cepat.

BRAKK!

Pintu rumah di buka dengan keras, dua  orang berdiri disana dengan mata menulusuri setiap ruangan “ITU HYUNG AYAMNYA!” teriak Chenle.

“JADI INI AYAM LO, CAS!” Teriakan marah Daehyeon menggema di ruangan.

HUMAN ELITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang