TWO

1.1K 225 40
                                    

Hope you'll like it 😊

"AAAAA!!.."

BRAKK!!

"Aaaa.., sakit sekali." Doyoung mencoba bangun setelah ia dan sepeda menerobos semak-semak hingga terjatuh. Sepertinya kaki kiri penyihir itu tergores ranting hingga terluka.

Salahkan hewan dengan bentuk kuda dengan kepala rajawali yang kini terbaring tak kalah mengenaskan di banding Doyoung sendiri. Dia kan punya sayap kenapa harus berjalan dan tidak terbang saja? Kalau begini Doyoung juga yang jadi sulit.

Luka pada bagian kakinya membuat si penyihir meringis. Merah dan panjang. "Hewan itu apa tidak punya mata. Menyusahkan saja." rutuknya. Padahal jika di pikir-pikir dia juga bersalah karna tidak berhati-hati.

"YA TUHAN APA YANG TERJADI PADA PELIHARAANKU YANG BERHARGA!!! Ohh.. Maleonie yang Malang..."

Doyoung menoleh pada wanita seumuran bibinya yang kini duduk di dekat tubuh si hewan. Sepertinya dia pemilik dari hippogriff tersebut.

"KAU!"

Doyoung tersentak ketika wanita itu tiba-tiba berteriak dan menunjuk ke arahnya. Wajahnya sungguh mengerikan.

"Kau yang telah menabrak Maleonie-ku!?" itu lebih terdengar seperti bentakan di banding pertanyaan.

Doyoung dengan susah payah untuk berdiri. "Maaf, nyonya ini pemiliknya?"

"YA!"

Lagi-lagi suara keras wanita itu mengejutkan Doyoung.

"Dan kau harus mengganti rugi!" tambah si wanita.

"Ganti rugi?" Doyoung menoleh pada hewan tersebut. Dia tidak mati. Mungkin hanya terkejut sehingga tidak berdiri dari tadi. "Tapi nyonya ku rasa dia baik-baik saja. Dia hanya berlebihan seperti pimiliknya-- ohh.." Doyoung menutup mulutnya segera ketika ia menyadari kesalahan dalam kata-katanya.

"YAKK!" Bentak wanita itu dengan wajah mulai memerah.

"M-maksudku bukan begitu nyonya." Doyoung terbata, tangannya memberi isyarat pada si penyihir wanita agar tenang dulu. "Anda lihat sendiri bukan jika dia baik-baik saja, dia tidak terluka parah atau mati. Jadi, tidak bisakah aku hanya minta maaf saja. Bagiamana juga keledai anda--"

"DIA BUKAN KELEDAI! NAMANYA MALEON!!" Mata si penyihir paruh baya melotot.

Sementara Doyoung mengusap dadanya akibat jantungnya yang berdebar kencang karna berkali-kali terkejut oleh suara wanita di hadapannya. "Ya apapun itu. Dia juga yang menyebrang sembarangan. Lain kali nyonya katakan padanya untuk terbang saja jika tidak tau tata berjalan yang baik. Gunakan saja dua sayapnya yang indah itu."

Wanita itu memicing dengan wajah garang. "Kau berani sekali mengajariku. Dia punya sayap untuk terbang tapi dia juga punya kaki."

Hmm, benar juga.

"Aku tidak mau tau. Kau harus mengganti rugi 500 keping emas."

Mata Doyoung sontak melebar. "Anda tidak salah nyonya? Untuk ganti rugi atas apa? Dia baik-baik saja." tolaknya.

"Lihat.." Wanita itu menunjuk bagian paha si hippogriff yang terluka kecil, mungkin tidak sampai 10 senti. Untuk ukuran hewan besar seperti itu luka tersebut jelas tidak seberapa. "Dan ini..." lalu ia menunjuk pada sayap dimana ada bulu yang tercabut. Sekitar tiga atau empat lembar.

"Yang benar saja nyonya. 500 keping emas untuk itu?"

"Kau tidak tau berapa biaya untuk adopsi seekor hippogriff? Lalu untuk merawatnya? Makanannya agar tidak memakan tanaman perkebunan warga?"

TWO BLOODSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang