MATURE CONTENT!!
AKU SERIUS!"Demi Tuhan, Chaeyong... kamu sudah berapa jam menangisi Irene yang bahkan sudah gak peduli denganmu? come on girl," hela Jennie menenangkan Rose yang terisak cukup kuat dan terus menerus mencomot tisu punya Jisoo.
"Iya, Jennie benar. Tenangkan dirimu, Chaeyong ah... apa kamu gak sadar kalau matamu sudah sangat sembab? Apa kamu masih bisa melihatku? Halo?" Ledek Jisoo melambai lambaikan tangannya di depan wajah Rose yang memerah.
"Yaa! Jisoo Eonnieee!!" Teriak Rose tak tahan ledekan Jisoo. Jisoo menahan tawanya, lalu kemudian memeluknya.
"Aigoo... tega sekali menyakiti wanita secantik ini. Hey," Jisoo mengangkat dagu Rose pelan, "kamu masih punya aku, ya kan?" Jisoo memberikan senyuman swag nya sambil mengangkat ngangkat sebelah alisnya.
"Hiks... eonnie yaa... stop it... hiks! Bisa bisa aku jadi bingung antara mau nangis atau tertawa melihatmu sekarang..." isak Rose diselingi tawa kecilnya.
"Kenapa bingung? Lakukan saja keduanya! Kau bahkan bisa makan sambil tidur!" Tawa Jisoo diikuti Jennie. Rose pun akhirnya tidak bisa menahan tawanya. Dia pukul pelan pundak Jisoo.
"Here we go!" Lisa membawakan 4 cangkir coklat panas. Yang paling besar cangkirnya adalah milik Chaeyong, tentu saja untuk menghiburnya yang sedang mewek.
"Wow Lisa... i like it!" Seru Jisoo tak sabar menyesap cangkirnya. Lisa terkekeh kekeh. Jisoo sudah mulai berbicara bahasa inggris. Ini semua akibat dari tes kerja minggu lalu, yang membuat dia harus belajar bahasa inggris karena salah satu pewawancaranya dari USA. Tak banyak yang bisa dia pelajari, tapi sebenarnya dia cukup pintar menerjemahkan orang yang berbahasa inggris, hanya saja dia kesulitan jika diminta untuk berbahasa inggris. Karena itu lah dia selalu berceletuk sedikit demi sedikit.
Lisa menyenggol Jennie dan mengedipkan matanya ke arah Rose, "bagaimana?" Bisik Lisa ke telinga Jennie.
Jennie menggeleng pelan, "how bout we spend the night here? Besok kan weekend."
Lisa mengangguk setuju, "iya baiklah."
Jisoo melirik ke arah mereka, "mwo?"
"Kita akan menginap di sini, gimana Jisoo?" Tanya Jennie.
Jisoo membelalakkan matanya, "menginap?!"
Mereka terkejut dengan respon Jisoo yang sepertinya tidak setuju dengan rencana itu.
"YAA!! Kalian pikir aku ketua RT yang harus lapor dulu kalau mau menginap?! Tentu saja boleh!"
Lisa dan Jennie menghela nafasnya sesaat karena mereka telah menahannya tadi.
"YAA EONNIEE!" Lisa memukul pundak Jisoo.
Jisoo tak bisa menahan tawanya.
***
Lisa menatap wajah yang sedang baring menghadapnya. Jennie.
Cantik sekali!
Pujinya.Dia tatap dari ujung alis hingga ujung dagu. Lalu dia kembali ke bibir mungil dan terlihat empuk itu. Lisa menelan ludahnya perlahan agar tidak berbunyi keras. Dia tentu tidak ingin membuat Jennie terbangun karenanya. Momen menginap bersama seperti ini sangat menyenangkan baginya. Karena dia bisa lama lama menatap lekat gadis pujaannya dari dekat. Tidak seperti biasanya yang hanya bisa menahan hasratnya dan tetap berjarak.
Lisa dan Jennie bertemu pertama kali ketika di sebuah acara pertemuan antarkantor cabang di Korea Selatan. Jennie memikat hati Lisa untuk pertama kalinya dengan dress putih yang elegan, sedangkan dirinya memakai blazer hitam dan celana hitam. Di situ jugalah Lisa bertemu Jisoo dan Rose yang sudah berteman dekat dengan Jennie. Kebetulan Lisa adalah panitia yang berurusan dengan kantor cabang Jennie, sehingga mereka pun sering berkomunikasi dan menjadi teman dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKPINK 🖤💗 One Shoot Stories
Short StoryMATURE CONTENT! 21+ 🖤🔞🔐 Kumpulan Short Story tentang Lisa, Jennie, Rose, and Jisoo. Hope you like it guys! Thanks for your big support! XOXO 🤍