Part 1

197 28 27
                                    

Happy Reading❤

"Ma nanti temenin ayra ke perpus ya! Ayra mau pinjam buku buat tugas biologi lusa" pinta ayra kepada sahabat satu-satunya ketika mereka sedang berada dikantin.

"Heh jangan panggil gue ma-ma gitu deh. Gue bukan mama lo ay" geram gadis yang bernama rahma, lebih tepatnya Mahisa Rahma Candra ningtyas.

"Hehee iya-iya rahma sayang. Mau ya!" Pintanya dengan puppy eyes nya.

"Sorry ay gue udah ada janji sama satya" rahma merasa tak enak melihat sahabat satu-satunya yang sedang meminta untuk menemaninya. Lagi pula ia sudah berjanji duluan kepada kekasihnya.

"Iya udah gapapa ra, kan rara udah janji sama satya. Nanti ayra bisa sendiri kok" kata ayra berani.

"Eh jangan! bisa-bisa gue digantung sama abang lo yang galaknya minta ampun" rahma was-was ketika ia  teringat kejadian yang dahulu menimpa ayra dan berakhir ia disumpah serapahi zulfikar.

"Tenang aja abang ayra ga akan tahu kok" ayra tersenyum mencoba melawan ketraumaannya.

"Yaudah makan tuh bakso udah mau bel juga".

-perpustakaan

Ayra memasuki perpustakaan yang berada didekat sekolahannya yang lumayan luas. Ia mengelilingi tempat tersebut berharap mendapatkan buku yang ia inginkan.

"Nah ni dia ketemu. Tau ga, ayra capekkk bangett eh kamunya ga ada rasa bersalah, mana tinggi banget lagi, kasianlah ayra yang kecil mungil gini" cerocos ayra mencebikkan bibirnya ketika melihat buku biologi berada di rak paling atas. Ayolah tingginya hanya 155 cm, dengan tinggi seperti itu bisa buat untuk apa?.

"Jangan nyalahin buku terus, salahin diri kamu kenapa badan kok pendek, kurus dan satu lagi tepos" sahut seseorang yang mendengar segala cerocosan dari ayra.

Alea menoleh kebelakang" Eh bapak, sedang apa pak?" Tanya ayra basa basi.

"Menurut kamu disini ngapain ayra?" Tanyanya heran.

"Iya juga sih. Eh btw nama bapak siapa? Saya ga tau kan tadi saya terlambat" tanya ayra menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kepo ya?" Tanyanya jahil.

"Ih bapak nih nyebelin banget. Ayra serius tauu" rajuk ayra menatap ke arah lain.

"Ngebet banget mau diseriusin sama saya. Minimal nunggu kamu lulus SMA dulu lah" kekehnya. Ayra cemberut mendengar perkataan gurunya yang gaje.

"Gitu aja ngambek. Nama saya Zafirurrohman albitsani, panggilnya albi dan khusus buat kamu kalo diluar sekolah cukup panggil nama aja. Sayang juga boleh kok!" goda albi sambil mengacak-acak rambut ayra.

Ayra cengo hingga ia tak sadar bahwa diseret lelaki itu hingga lebih tepat. Pertanda apakah itu?.

"Ayra jangan bengong, masuk mobil sana!" Perintah albi. Bak terhipnotis ayra menurut begitu saja perintah albi.

Ayra diam. Ia tak tahu harus mengobrol apa dengan guru barunya itu, tiba-tiba saja pertanyaan terlintas diotaknya.

"Bapak anak tunggal atau punya saudara?" Perkataan itu keluar tanpa permisi dari sang pemilik.

"Hm punya. Kenapa?" Tanyanya bingung.

"Ah gapapa" jawabnya sambil melihat keluar arah jendela. Setahunya dia anak tunggal karena tidak pernah melihat saudara atau sepupu yang berada dihari akhirnya.

"Alamat kamu dimana?" Pertanyaan tersebut membuyarkan lamunan ayra.

"Perumahan permata indah nomor 18, tapi nanti bapak jangan mampir ya! Soalnya papa ayra galak" perintahnya.

Possessive TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang