“Pertemuan hanyalah sebuah persiapan berpisah. Sialnya kita tidak pernah siap.” – Shireen Alice Louis.
****
“Kakak, aku merindukanmu!” Shireen berteriak dari ujung tangga hingga sampai di bawah dan langsung meloncatkan dirinya ke arah Bara – kakak laki-lakinya.
“Pelan – pelan Rein, jangan sampai karena ulahmu kakakmu ini sampai menginap di rumah sakit karena menjagamu ya.” Peringat Bara terhadap adik kecil manisnya. Al Bara Louis namanya, seorang laki-laki berusia tiga puluh dua tahun yang kini bekerja sebagai General manager di perusahaan ternama di New York. Laki-laki itu sudah menikah dengan seorang wanita yang berasal dari Rusia, Danella Breanna Conner sejak lima tahun silam dan sudah dikaruniai putra kecil yang lucu nan tampan bernama Axela Audrey Louis.
Bara sangat menyayangi Shireen, bahkan terkesan posesif terhadap gadis kecil yang kini tengah di gendongannya yang sudah sangat mirip anak koala.
Shireen adalah gadis yang periang, lucu dan sangat polos. Saking polosnya, gadis itu semasa SMA-nya pernah di manfaatkan teman-temannya untuk membelikan barang dan memanfaatkan kepintaran Rein untuk kepentingan pribadi mereka.
Shireen tidak pernah menceritakan kisahnya terhadap keluarganya, bahkan Bara sekalipun. Kala itu ketika Bara mengetahui bahwa Rein menghabiskan uang sebanyak tiga ratus lima puluh juta hanya dalam waktu tiga hari yang membuat Bara mengernyitkan matanya karena tidak biasanya Rein akan menghabiskan uang sebanyak itu. Tidak, ia tidak takut bangkrut, hanya saja ada yang janggal dari pengeluaran kartu kredit yang ia berikan kepada Shireen. Limitnya bahkan berkurang seiring waktu.
Setelah Bara liat bahwa uang itu lari ke dalam rekening sebuah brand tas ternama membuat Bara sangat tercengang. Namun yang lebih mengejutkan lagi, Shireen membeli tas itu bukan untuk dirinya sendiri, namun untuk temannya!
“Di mana kak Anna? Apakah dia tidak ikut bersamamu?” tanya Shireen sambil menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari kakak ipar tersayangnya itu.
“Hai Rein? Kau mencariku?” ucap seorang dari arah belakang mereka yang membuat Bara menoleh dan menemukan istrinya yang kini sedang mendorong kereta bayi ke arahnya.
Wanita cantik dengan dress selutut dan rambut warna coklat terang kini tengah tersenyum lembut menatap adik iparnya yang tengah berada di gendongan suaminya.
Shireen tersenyum merekah seraya turun dari gendongan kakaknya lalu menghampiri kakak iparnya dan memeluknya sangat erat hingga Anna hampir sesak nafas dibuatnya.
“Rein, jangan terlalu erat memeluk Anna, ku ingatkan bahwa tubuh Anna setipis triplek,” kata Bara sambil melangkahkan kakinya ke arah meja makan yang sudah ada Louis dan Lisa, orang tua Bara dan Shireen.
Shireen tidak peduli dengan perkataan Bara dan malah mengeratkan pelukannya. “Biarkan saja, bukankah kau tiap malam bersama kak Anna? Apa kau tak biarkan saja sehari aku bersamanya? Jangan bilang kau cemburu denganku, ya?” goda Shireen kepada kakaknya yang kini memutar bola matanya malas mendengar ucapan adiknya.
“Kau sudah makin besar saja ya, Rein. Padahal tiga tahun lalu kau masih merengek kepada kakakmu ini untuk membelikan mu ice cream rasa strawberry kesukaan mu,” kata Anna sembari terkekeh lalu mendorong kereta bayi itu ke arah meja makan dan langsung cipika-cipiki dengan ibu mertuanya.
“Jangan bilang begitu, dia saja kemarin memintaku untuk membelikannya ice cream di swalayan depan.” Lisa menimpali setelah memeluk Anna sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Husband!
Fiksi RemajaUntuk mencari siapa pembunuh adiknya, Januar menutupi identitasnya dari kejamnya dunia yang seakan-akan mempermainkan takdirnya. **** [Romance Story] Shireen, gadis yang memiliki paras cantik itu tidak akan menyangka takdir mempertemukan nya dengan...