Hallo^•^ jangan lupa komen😉
~ DP ~
"Papa! Baju Thor-ku di mana?"
Zon mengobrak-abrik lemari pakaian karena baju kesukaannya tidak ditemukan membuatnya panik bukan main. Ruel yang baru saja memegang knop pintu hendak memakai baju di kamarnya pun terurung dan lebih memilih menghampiri anaknya dalam balutan handuk dan bertelanjang dada.
"Di mana terakhir kali kau memakainya?" Ruel membantu Zon mencari baju dengan cara melempar-lempar baju dari rak lemari. Kini kamar Zon sangat berantakan dan mereka tidak perduli.
10 menit sudah, tapi mereka tak kunjung menemukan baju bergambar tokoh film avengers yang memiliki palu itu atau disebut dengan nama Thor. Mereka bahkan masih memakai handuk.
"Kau pakai baju yang lain saja dulu, besok kita beli yang baru," usul Ruel yang sudah merasa kedinginan.
"Tidak mau! Aku maunya pakai baju itu." Zon tetap bersikeras untuk mencari baju itu dia masih mengobrak-abrik baju di lantai. Ruel yang duduk di atas ranjang mendesah.
"Ini sudah malam dan udaranya dingin, apa kau mau terserang flu karena tidak memakai baju?"
Zon menoleh ke belakang dengan sinis. "Aku ingin baju Thor! Sekarang."
"Ck! Jika kau sakit maka aku yang akan kerepotan." Ruel tidak ingin jika waktunya harus dihabiskan hanya untuk mengurusi Zon karena anak ini jika sakit tidak ingin dirawat di rumah sakit. Sangat menyusahkan!
"Aku akan pakai baju lain, tapi belikan sekarang, ya, baju Thor-ku." Zon berdiri dan menghampiri ayahnya.
"Ha? Beli sekarang?" Ruel mencoba mencerna permintaan anaknya ini.
"Ah, Papa! Apa kau tidak mengerti? Aku ingin kau pergi ke mall untuk membeli baju Thor yang baru," pinta Zon sambil meloncat-loncat di atas ranjang membuat Ruel mendengkus.
Ke mall? Haruskah? Dia tidak ingin ketahuan oleh fans-nya dan menyamar lagi. Jika dia sampai ketahuan, bisa-bisa umurnya tidak akan panjang.
"Sudah malam, mungkin mall sudah tutup," alibi Ruel berusaha menolak.
"Di toko 'kan ada," kata Zon membuat Ruel mengumpat. Sit! Kenapa Ruel lupa bahwa penjual baju tidak hanya di mall saja? Anak ini juga, kenapa dia pintar sekali.
"Hm, mungkin yang jual baju Thor sudah habis." Ruel tetap menolak dengan alibi membuat Zon mengerutkan dahi berpikir.
"Sebentar." Zon berlari ke nakas lalu mengambil iPhone dan menelepon seseorang membuat Ruel menatap bingung. "Hallo, Mom."
Ruel langsung melotot ketika menyadari yang ditelepon adalah Wlyna, bagaimana jika Zon mengadu pada Wlyna hal yang tidak-tidak? Warning! Bisa-bisa Ruel akan disalahkan oleh istri tercintanya itu.
"Aku ingin baj--eh, Papa!" Ucapan Zon terpotong karena iPhone-nya diambil Ruel dan secara paksa membuatnya protes.
"Hallo, Darling. How are you? He he he, tidak ada. Owh, oke, kami baik-baik saja. Bye." Ruel memutuskan sambungan telepon dan menyerahkan iPhone pada Zon.
Zon langsung merebut iPhone-nya dan merengut pada ayahnya. Ruel mendesah dan berkata, "Baiklah-baiklah, aku akan ke toko baju sekarang. Kau senang?"
Zon tersenyum lebar dan mengacungkan dua jempol tangannya pada sang ayah. "Yasudah, sana." Zon mendorong bahu Ruel agar ayahnya itu cepat-cepat membelikannya baju Thor.
"Eh, tapi, apa kau berani di rumah sendirian?" tanya Ruel khawatir karena di rumah tidak ada siapa pun yang akan menjaga anaknya ini. Pak sopir juga pulang kampung membuat Ruel harus turun tangan saat pergi-pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DP😎 [ HIATUS ]
Humor"Papa, beliin istri!" teriak Zon dari ambang pintu mall membuat semua mata mengarah padanya. Genre : humor Zona Maurel dididik sang ayah saat ibunya pergi ke Malaysia untuk syuting. Anak laki-laki 8 tahun itu mengikuti setiap jejak sang ayah. Apa...