01. Perihal Kaos Kaki

2.4K 279 25
                                        

"Unu, Uwon, Iki... Dipanggil Bang Jay tuh." Jake menyampaikan amanat sang Kakak tepat didepan tiga bocah yang asik meminum ice cream dengan varian rasa berbeda, sembari menyaksikan kartun favorit, dengan kembarannya yang senantiasa mengawasi adik-adiknya, karena bisa kapan saja saling merampas milik masing-masing.

"Buat apa emang?" Ni-Ki bertanya, tapi tidak melepaskan pandangannya dari televisi.

"Entah, tapi Abang saranin cepetan kesana. Bang Jay ada di kamar, lagi duduk, mukanya serem, kayak nahan berak."

"Kan, mukanya babang emang sekhem..." Jungwon dengan lidah cadelnya angkat suara.

"Iya sih, tapi nggak kayak biasanya. Lain aja gitu. Oh iya! Abang tadi lihat bang Jay megang kaos kaki Boboiboy,"

Sontak gerakan tiga bocah itu terhenti, dan mematung. Menelan ice cream yang lembut saja rasanya sangat susah. Mereka saling memandang satu sama lain. Perang tatapan yang berisi tuduh-menuduh terjadi.

Sunghoon itu peka jika menyangkut kebohongan akan adik-adiknya, dalam sekali lihat dia sudah tau itu punya siapa. Namun, diam adalah solusinya, lagipula sangat merepotkan jika sudah beradu mulut dengan anak kecil. Apalagi ketiga adiknya, dijamin bukannya mengaku tapi mereka akan memutar balikkan fakta. Kecuali Sunoo- adiknya yang manis itu sangat tidak pandai berbohong.

"Ayo cepetan, jangan cuman tatap-tatapan gitu. Hoon, lu temenin ya, gue lagi mau ngantar ini digudang belakang. Awasin mereka." Oh iya, tadi Jake memegang kardus yang berisi robot-robot lamanya yang sudah rusak, rencananya robot lama akan diletakkan digudang, sedangkan lemari tempat robot itu akan diisi oleh yang keluaran terbaru.

Mengangguk patuh, Sunghoon lekas menghampiri tiga adiknya yang berada di sofa samping. "Ayo."

Lantas Sunoo, Jungwon, menatap penuh harap pada kakak kedua. Kecuali Ni-Ki yang sangat anti dengan sikap begitu.

Sunghoon diam sebentar, menghela nafas pelan, perlahan dia membersihkan sisa ice cream yang belepotan di pipi Jungwon maupun Sunoo menggunakan tangan kosong.

"Letchugo." Serentak, Sunghoon menggendong Jungwon ditangan kiri dan Sunoo ditangan kanan. Kemudian menatap Ni-Ki yang diam saja. "Mau gendong juga?"

"IH APA SIH?! BISA JALAN SENDIRI KALI!" Ni-Ki membuang wajahnya kesal sekaligus malu, bocah sembilan tahun itu berjalan lebih dulu dengan wajah tertekuk dengan kaki disentak-sentakkan, sengaja biar ada yang tau kalau dia sedang kesal?

Sedangkan Sunoo dan Jungwon terlihat santai saja, sudah tidak heran dengan gengsi sang Kakak yang tingkatannya melebihi gengsi Jay.

Mereka berdua meminum ice cream lumayan cepat, karena pasti kalau sudah dikamar Jay, dilarang makan. Nanti kotor.

"Minumnya pelan-pelan, nanti kena kemeja Abang." Tegur Sunghoon.

"Ciap!" Sunoo berseru dengan pipi menggembung.

"Gigi nggak ngilu nu?"

"Enggak! Unu 'kan rajin sikat gigi bareng bang icung!" Senyumnya lebar, dengan ice cream yang kembali belepotan di pipinya.

"Uwon juga! Uwon juga nggak ngilu, kakhna sikat gigi bakheng Mama!" Sahut Jungwon tidak mau kalah.

Sunghoon tersenyum tipis sekali mendengar jawaban kedua adiknya, tatapannya kini mengarah ke arah Ni-Ki, menatap punggung kecil itu, kemudian bertanya. "Gigi Iki nggak ngilu?"

"Nggak!" Jawab Ni-Ki cepat sok cuek.

Sunghoon mengangguk saja, "jangan sering makan yang manis-manis nanti gigi jadi berlubang, susah makannya nanti."

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang