03. Jay vs Heeseung

2K 237 25
                                        

"Mama, kenapa nggak bobo bakheng Uwon aja, kenapa sama bang Hoon? Abang 'kan udah besakh." Adu Jungwon manja, tidak mau melepas pelukannya.

"Karna Mama lebih sayang abang dibanding Uwon." Ejek Sunghoon yang sibuk bermain ponsel, dia sudah rapih dengan seragam sekolah. Sebab Mama yang membangunkannya, kalau bukan, Sunghoon mungkin akan seperti Jay yang masih bersama tempat tidur.

Jungwon memandang sinis lewat punggung sempit Mama, dia menjulurkan lidah walau Sunghoon fokus ke benda pipih bersegi empat miliknya.

"Adek semalem 'kan tidur sama abang-abang. Sedangkan bang Hoon, tidur sendiri, apalagi tadi malam hujan petir. Uwon juga punya bang Jay yang bisa nepuk-nepuk,"

Jungwon tambah cemberut, si bungsu keluarga Park itu menggoyangkan kakinya kesal, mau tak mau Mama harus menegur. "Jangan gerak-gerak, mau telur mata sapi punya adek hancur?"

Jungwon menggeleng, menghentikan kegiatannya, dan tenang dalam pelukan Mama. Hingga Jay turun bersama Sunoo yang terlihat masih mengantuk di gendongan belakang, pipi gembul Sunoo diletakkan dipundak Jay dengan mata setengah tertutup.

"Morning ma ..." Sapa Jay, mengecup rambut Mama singkat lalu berjalan ke arah kulkas, mengambil sebotol soda lalu meneguk nya sedikit.

Setelahnya anak pertama keluarga Park itu mengarah ke meja makan - tempat Sunghoon berada. Tak lupa ia menepuk pipi Sunoo dari samping sekedar membangunkan. "Unu bangun, minum susu."

Mengangkat kepalanya malas, Sunoo tetap mengangguk, baru saja dia akan turun di kursi yang sudah Jay siapkan untuknya, namun saat mata mengantuk nya menemukan Sunghoon, anak manis itu menunjuk si Kakak. "Mau sama bang Hoon."

Jay menurut, dia menurunkan Sunoo dipangkuan Sunghoon, yang menyambut dengan senang hati. Setelahnya si sulung pergi ke ruang utama menuju sofa.

"Mandi bang, jangan tidur lagi." Ucap Mama sedikit berteriak. Tidak mengindahkan, Jay berbaring kembali.

"Bang Hoon lagi liat apa?" Tanya Sunoo kepo, menatap layar handphone Sunghoon.

"Lagi nonton."

"Mau nonton juga."

"Unu mau nonton apa?"

"Tayo."

Sunghoon menuruti mau adiknya, mengeluarkan video fisika yang sedari tadi dia tonton, lalu mencari film anak-anak yang dimaksud Sunoo.

Saking seringnya Tayo di tonton Sunoo, Jungwon bahkan tak jarang Ni-Ki juga bergabung, Sunghoon sudah hapal pemain-pemain, lagu, dan latar nya. Berkat mereka, pengetahuan Sunghoon tentang kartun kesukaan anak-anak meningkat.

Sunoo menyamankan duduknya, bersandar di dada yang berlapis seragam sekolah Sunghoon, sambil menikmati lagu tayo. Dia menjulurkan tangan, meminta tolong agar mengambilkan segelas susu yang tidak terlalu jauh.

"Udah sikat gigi?" Sunoo mengangguk, setelahnya meminum susu bagiannya hingga tinggal setengah.

"Bang, Unu masih ngantuk." Adunya.

"Tidur jam berapa semalam?"

"Nggak tau ... Tadi malam itu Unu nggak bisa tidur, Iki meluk Unu terus, kakinya bahkan beberapa kali nendang Unu, ditambah petir kenceng, bang Jay bobonya nggak ditengah-tengah, dan cuman nepuk-nepuk Uwon."

Sunghoon mendengar dengan seksama, ia tertawa kecil. Sedikit mengerti posisi Jay, berada ditengah-tengah tiga bocah yang tidurnya kemana-mana itu tidaklah gampang. Untung kasur Jay luas, ditambah ukuran tiga adiknya yang masih kecil.

"Unu mau tidur sama bang Hoon aja, boleh?" Kepala Sunoo mendongak kebelakang, menatap Kakak tampannya.

Sunghoon mengangguk, "boleh,"

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang