Lagi

303 37 1
                                    

Pagi-pagi sekali Hueningkai terbangun dari tidurnya. Matanya masih bengkak dan merah sehabis menangis semalam. Kepalanya juga terasa sedikit pusing. Dia kemudian kembali mengingat kejadian yang terjadi kemarin. Dia yang menangis meraung dan menarik-narik rambutnya sendiri sangat lah lekat dalam ingatannya.

Dia menoleh ke samping. Seingatnya Soobin tidur memeluknya. Tapi kemana lelaki itu?

'Jadi dia meninggalkanku lagi? Haha, aku tahu akan selalu seperti ini' ucap Hueningkai dalam hatinya

Dia kemudian mendudukkan dirinya, menyelonjorkan kaki dan bersandar di dinding samping tempat tidur. Ia hanya diam, masih memikirkan beberapa hal yang dilaluinya akhir-akhir ini. Padahal dia sudah memantapkan hati untuk tidak memikirkan apapun lagi. Dia juga sudah menetapkan hati untuk tidak tersenyum lagi. Tetapi ketika melihat wajah Soobin, semua yang telah dia tetapkan tersebut seakan sirna.

Setiap kali dia bersitatap dengan Soobin, dia selalu ingin menangis. Ia sangat ingin menumpahkan segala keluh kesahnya, melampiaskan kemarahan dan kekecewaannya pada pria itu. Namun, semua itu hanya bisa dipendamnya seorang diri. Tampaknya, setelah insiden beberapa minggu yang lalu, dia menjadi individu yang lebih pemikir sampai-sampai kepalanya terasa penuh dan seakan-akan pecah. Rasa lelah benar-benar menghantamnya. Ia merasa ditinggalkan seorang diri karena Soobin, lelaki yang suka mengambil keputusan seenaknya dan secara sepihak itu dengan seenak hatinya memutuskan hubungan mereka. Walaupun Soobin sudah berkata kalau hal ini demi masa depan grup, lalu bagaimana dengan dirinya? Keputusan Soobin memang tidak salah, namun juga tidak benar sama sekali. Apalagi, keputusan Soobin itu hanyalah keputusan secara sepihak. Hubungan itu dijalin oleh dua orang bukan? Lantas kenapa Soobin tidak menanyai pendapatnya? Apa selama ini dia memang tidak seberharga itu di mata Soobin? Hell.

Hueningkai sungguh tidak rela ditinggalkan di saat dia masih sangat mencintai Soobin, yang sayangnya orang yang dicintainya tersebut dengan tega meninggalkannya.

Bagaimana dengan keadaan hatinya yang memang sudah rapuh sejak awal debut? Walaupun kelihatannya dia sangatlah tegar di depan semua orang. Padahal faktanya, perasaan dan raganya telah rapuh dari sejak awal dia kenal dan tumbuh sebagai seorang remaja dengan Soobin di sampingnya. Dia tidak bisa dan tidak rela dengan semua yang terjadi sekarang ini. Sebut dia egois, dia akui itu.

Hueningkai mengusap matanya yang memang sudah siap kembali menumpahkan cairannya. Dia berusaha keras untuk tidak menangis sekarang. Namun, pikiran-pikiran buruk terus menghantui pikirannya. Soobin meninggalkannya, bahkan ketika dia terbangun pun, Soobin tidak ada disampingnya. Ia lelah, sungguh.

Maka tidak perlu waktu lama untuk dapat mendengar isakan seseorang di kamar tersebut. Hueningkai menangis lagi, dia tidak sanggup menahan semua ini. Hatinya sangat rapuh, dia lelah. Dia juga makin menjadi cengeng.

Ini semua karena Soobin. Belum lagi kegiatan grup yang menguras tenaga, Hueningkai juga harus berhadapan dengan keadaan pribadinya yang agaknya sedikit bermasalah belakangan ini. Ingin menyalahkan Soobin dan mengumpatinya karena ini semua memang karenanya, tapi Hueningkai tidak setega itu untuk mengumpati orang terkasihnya secara langsung.

"Loh, Huening-ah, kau sudah bangun?"

Tampak Taehyun yang masih dengan keadaan baru bangun tidurnya masuk ke kamar tersebut. Dia heran mengapa Hueningkai membenamkan kepalanya sambil memeluk lututnya sendiri?

'Apa dia menangis lagi?' Pikirnya

"Hueningie? Kau tidak apa-apa?"

Masih tidak ada jawaban, hanya terdengar isakan pilu disana. Taehyun kemudian menghembuskan napas, hati kecilnya sangat kasihan melihat Hueningkai yang seperti ini. Sahabatnya, yang selama ini ceria dan selalu bersemangat berubah menjadi seseorang yang pendiam, selalu menangis, dan tidak ada gairah hidup sama sekali. Beruntungnya, ini akhir pekan, jadi masih ada waktu bagi dirinya dan yang lain untuk menemani Hueningkai dan memberinya sedikit rasa semangat.

Please, Smile Again [Sookai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang