Cemburu

385 31 4
                                    

'Hueningkai POV'

Jam berapa sekarang? Kenapa gelap? Ah, eh? Soobinie hyung? Aku menoleh ke samping dan ternyata ada Soobinie hyung yang tertidur di sampingku, dengan tangannya yang setia melingkar di pinggangku.

Aku tersenyum menatapnya. Walaupun tidak terlalu jelas karena pencahayaan yang remang-remang, namun hal itu sanggup membuatku mengukir senyuman kecil. Soobinie hyung di sini. Ia ada di sini, sedang memeluk pinggangku erat seakan-akan takut aku akan pergi dari sisinya.

Tapi kenapa Soobinie hyung tidur disini ya? Ah iya aku ingat, tadi malam aku kambuh lagi. Stress berat berhasil membuatku kembali bertingkah seperti orang gila. Yaah, mau bagaimana lagi? Aku benar-benar stress hanya karena memikirkan hubunganku dengan Soobinie hyung yang memang kandas begitu saja.

Aku mengusap mata, terasa sedikit perih karena kebanyakan menangis. Aku tidak terlalu mengingat kejadian pasti bagaimana aku mengamuk tadi malam, yang jelas Soobinie hyung memelukku erat dan menghujaniku dengan beberapa ciuman kecil di sekitar wajahku. Aah, mengingat hal itu saja berhasil membuatku tersipu.

Aku kembali menatap Soobinie hyung, bibirnya yang unik dengan lekukan membentuk hati, batang hidungnya yang tinggi, matanya yang indah namun tampak tajam serta garis wajahnya yang membuatnya menjadi salah satu lelaki paling tampan di dunia ini menurutku.

Aku mengusap-ngusap pipinya agar dia tidak terbangun. Aku bisa malu berat jika ketahuan olehnya hahah. Hm, semakin kuperhatikan, kadar ketampanan Soobinie hyung malah semakin bertambah saja bahkan jika sedang tertidur seperti ini.

Aku sedikit melesakkan kepalaku ke dada bidangnya, memeluknya erat, dan bergumam tidak karuan. Entahlah, aku menyukai hal-hal kecil seperti ini. Aku suka sekali cuddle dengannya. Tidur dipelukannya yang nyaman, menghirup harum tubuhnya yang sangat maskulin yang dapat memberi diriku ketenangan.

"Hmmm"

Oh, tampaknya Soobinie hyung sudah bangun. Dia mengusap matanya perlahan. Melihat hal itu, aku pun berpura-pura masih tertidur. Aku tidak ingin dia pergi dan meninggalkanku lagi jika tahu kalau aku sudah bangun. Yaa walaupun itu berarti dia hanya ke kamar mandi sekalipun.

"Hei..Hueningie, aku sangat sayang padamu. Aku sangaaaaaat sayang padamu, kau tahu itu kan?"

Soobinie hyung berkata dengan pelan, mungkin tidak ingin membangunkanku.

'Hei hyung pabo, aku sudah bangun daritadi kau tahu?' Aku berucap pelan dalam hati.

Hahah sangat senang menjahili Soobinie hyung seperti ini. Kali ini aku semakin melesakkan kepalaku ke ceruk lehernya. Aku semakin memeluknya erat dan tampaknya Soobinie hyung juga semakin erat saja memelukku. Dia menciumi pucuk kepalaku berkali-kali, mengusap-usap belakang punggungku dengan tangannya yang lebar namun juga hangat itu.

Sepertinya permainan menjahili Soobinie hyung harus ku akhiri disini. Aku kemudian membuka mata, mendongakkan kepalaku menatap Soobinie hyung yang agaknya terkejut melihat aku yang secara tiba-tiba terbangun ketika dia masih melancarkan aksinya menciumi pucuk kepalaku.

Aku tersenyum menatapnya, mungkin tidak terlalu terlihat jelas olehnya karena cahaya yang terpancar secara remang-remang, namun aku tahu pasti bahwa dia dapat melihat senyumanku tersebut.

"Cium lagiii" aku melancarkan aksi aegyo andalanku, meminta Soobinie hyung mencium pucuk kepalaku lagi. Aku menyukainya.

"Hahah akhirnya kau tersenyum. Baiklah jjaaaahh sini biar kuberikan seratus kali ciuman sayang dariku"

"Iihh kok cuman seratus kali? Sayangmu padaku hanya sebatas ciuman seratus kali?"

Aku merajuk. Dia menyamakan kasih sayangnya padaku hanya dengan ciuman seratus kali di pucuk kepala. Hei itu sangat sedikit kau tahu? Huh.

Please, Smile Again [Sookai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang