Semuanya masih menyesuaikan bagi Taehyun. Gedung sekolah yang terlampau luas dengan fasilitas yang begitu lengkap, sistem pembelajaran yang kompleks dan yang paling penting adalah pergaulan serta kasta antar teman.
Taehyun adalah anak pindahan dari desa ke kota. Dia masuk di tahun ajaran baru namun tetap saja seperti siswa buangan. Bukan karena dia pendiam, bodoh ataupun jelek. Dandanannya yang terlampau sederhana dianggap kuno serta tidak sepadan dengan mereka.
"Mana? Sudah selesai, kan?"
Taehyun mengeluarkan sebuah buku biru dari dalam tasnya. Dia membuka buku tersebut kemudian membacanya sekilas lalu diberikan pada sang empu yang tadi menagih. Tak lupa dia pamerkan senyum terbaik pada seseorang yang berdiri di samping mejanya.
"Berhenti tersenyum, idiot. Itu tak akan membuatku suka padamu," satu pukulan dengan buku melayang di kepala Taehyun. Ada jeda sejenak sebelum pukulan lain menyusul, "teruslah bermimpi sampai mati."
Namanya Choi Beomgyu. Anak pemilik sekolah yang angkuh, sombong dan suka seenaknya sendiri. Taehyun memaklumi karena Beomgyu punya semuanya. Harta yang berlimpah, keluarga yang terpandang serta wajah yang rupawan.
Pandangan Taehyun mengikuti kemana arah Beomgyu pergi. Dia sampai memutar tubuhnya karena kursi Beomgyu yang berada di baris kedua dari belakang sedangkan dia mengisi kursi di baris paling depan. Senyumnya masih belum pudar walau ditatap sinis oleh Beomgyu kemudian dijadikan bahan tertawaan oleh kawan Beomgyu lainnya. Dia tuli akan itu semua.
🌸
"Seleraku itu tinggi, ya. Kau ini tak sadar diri atau bagaimana? Memang kau punya apa?"
Taehyun masih ingat betul kala Beomgyu menolaknya satu tahun lalu. Dia patah hati lalu diolok-olok pula oleh satu sekolah. Kata mereka, berani sekali orang sepertinya menyukai Choi Beomgyu.
"Kang Taehyun, kau menyukaiku kan?"
Seminggu setelah insiden penolakan, Beomgyu datang menghampiri Taehyun di meja saat jam istirahat kala kelas sedang sepi-sepinya. Taehyun jelas mengangguk dengan cepat sambil tersenyum sumringah.
"Mau melakukan apapun untukku?"
Taehyun yang memang sudah dimabuk kepayang oleh cinta kembali mengangguk. Belum lagi Beomgyu mengatakannya dengan lembut dan nada yang lucu sambil tersenyum sangat manis.
"Bantu aku mengerjakan tugas matematikaku, ya? Setiap dapat tugas matematika, kau harus mengerjakan punyaku."
"Lalu, aku bisa jadi pacarmu?"
"Jangan bermimpi, Kang. Aku berikan nomorku saja bagaimana?"
"Buat apa? Kau juga pasti tak mau membalas pesanku."
"Janji, aku balas. Setiap kau mengerjakan tugas matematikaku, maka akan ada free chat untukmu selama satu jam di malam hari."
"Janji?"
"Apa aku terlihat seperti yang suka melanggar janji?"
Mungkin penghuni sekolah hanya tahu jika Taehyun dijajah Beomgyu. Namun, mereka tidak tahu menahu mengenai perjanjian antar keduanya. Walau Beomgyu menbalas pesan Taehyun dengan singkat, tapi itu sudah cukup membuat memori ponsel Taehyun hampir jebol karena setiap pesan balasan dari Beomgyu akan Taehyun screenshoot dan dibaca ulang tiap sebelum tidur.
🌸
"Wah anak ayah tampan sekali. Ayo, para tamu sudah menunggu."
Taehyun gugup setengah mati saat harus keluar dari ruang rias. Ini adalah pesta ulang tahun ayah dan ibunya tapi seakan sang bintang utama adalah dirinya.
"Kau tahu bagaimana harus bersikap, kan? Ayah percaya padamu, Taehyun. Akan ada banyak yang mendekatimu jadi jangan berpihak pada siapapun."
Taehyun sudah paham betul dengan dunia ayah dan ibunya. Walau dia besar di desa bersama sang nenek, dia dibesarkan untuk menjadi pewaris tunggal perusahaan milik ayahnya.
Sebuah kebetulan karena Taehyun menemukan Beomgyu diantara puluhan tamu yang datang. Taehyun tak berani mendekat karena Beomgyu sedang bercengkrama dengan tamu lainnya. Kala Beomgyu sudah tinggal seorang diri, Taehyun baru menghampiri.
"Bagaimana pestanya?"
Beomgyu tak langsung menjawab. Dia memindai Taehyun dari atas ujung rambut sampai ujung kaki. Pandangannya penuh peniliain.
"Kau berhasil menyusup lewat mana? Wah, bahkan penampilanmu bernilai jutaan. Selain menyusup, kau juga mencuri rupanya."
"Kau harus sopan dengan tuan rumah."
"Jangan bercanda, Kang Taehyun. Setauku anak keluarga Kang tidak tinggal bersama."
"Dulu iya, sekarang tidak. Kalau tidak percaya, tanya saja pada tamu lainnya."
Beomgyu tak menyahut lagi. Dia mengalihkan pandangannya dari Taehyun sambil meneguk minuman dari gelas yang berada digenggaman.
"Kang Taehyun, kau diterima."
"Diterima apa?"
Beomgyu mengecup bibir Taehyun dengan sangat cepat. Membuat Taehyun yang semula sudah bingung menjadi bertambah bingung lagi.
"Jadi pacarku."
Tangan Beomgyu menarik tangan Taehyun untuk digenggam. Ibu jarinya perlahan naik untuk mengelus jam yang melingkar di pergelangan tangan Taehyun.
Taehyun melepaskan genggaman tangan mereka. Jam ditangannya dipindah pada tangan Beomgyu kemudian sebuah kecupan mendarat pada punggung tangan Beomgyu.
"I love you."
"I love you more, dengan catatan kau tidak jatuh miskin tiba-tiba."
Taehyun mengingkari ucapan ayahnya untuk tidak berpihak. Daya tarik Choi Beomgyu itu terlalu kuat walau dia hanya diam dan bernafas dengan teratur.
Harta, tahta, Choi Beomgyu. Taehyun's perfect life finally complete.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ensemble des mots ; Taegyu
FanfictionKumpulan kata yang dirangkai menjadi sebuah cerita dengan genre dan latar yang berbeda namun tokoh yang sama, Kang Taehyun dan Choi Beomgyu. Taegyu Oneshoot Collection ! © Stuturu