11

2.3K 374 107
                                    

"Jeongwoo!"

Jeongwoo yang lagi membereskan barangnya menoleh. "Iya?"

"Lo dipanggil kak David." ujar Inhong.

Alis Jeongwoo menukik bingung. "Hah? kak David anak basket itu?" tanya Jeongwoo memastikan.

"Iya. Lo ada janji sama dia?" Inhong balik bertanya.

"Enggak tuh." kata Jeongwoo.

"Lo mau gue tungguin?" tawar Inhong.

Jeongwoo menggeleng. "Gak usah, gue bisa sendiri kok."

"Beneran?" Inhong memastikan, kali ini Jeongwoo mengangguk mantap.

"Ok, kalo ada apa apa chat gue ya!" Inhong menepuk bahu Jeongwoo kemudian berjalan keluar kelas.

Jeongwoo melambaikan tangannya kepada Inhong, kemudian dia kembali membereskan barang barangnya.

"Halo dek?"

Jeongwoo lagi lagi menoleh saat mendengar namanya dipanggil. "Oh halo kak David, ada perlu apa ya?"

David tersenyum kikuk. "Gue mau ngomong, dengerin dulu ya."

Jeongwoo mengangguk.

"Gue suka sama elo. Lo narik perhatian gue dari jaman ospek dulu, dan gue baru sadar baru baru ini kalo gue suka sama elo." ujar David.

Jeongwoo menganga. Ini pertama kalinya ada yang confess langsung ke dia.

David memegang kedua bahu Jeongwoo. "Jeongwoo, would you be mine?"

Jeongwoo melotot kaget, dia kira David cuman mau confess. "Kak, sorry tapi gue suka orang lain.." dalam hati Jeongwoo meringis, dia aja masih denial sama perasaannya.

David menggeleng, pegangannya pada bahu Jeongwoo lebih kuat. "Ayo kita jalanin dulu, gue yakin lama lama lo bakal kebiasaan."

Jeongwoo menggeleng, menepis tangan David yang hendak menangkup wajahnya. "No. I can't."

David mendecih. "Ini pasti gara gara si Haruto-Haruto itu, iya kan?"

Jeongwoo mengangkat alisnya bingung. "Kok jadi Haruto?"

David tertawa remeh, kemudian berjalan mendekati Jeongwoo. "Apasih bagusnya si Haruto itu? Jeongwoo gue bisa ngasih lo apa aja yang elo mau!"

Jeongwoo semakin memundurkan langkahnya, napasnya seketika tercekat saat punggungnya menabrak pelan tembok di belakangnya.

David yang melihat Jeongwoo terpojok seketika tersenyum miring. Dia menangkup wajah Jeongwoo agar pandangan lawan bicaranya fokus pada dirinya.

"Lo gak bisa kemana mana. Jawab 'Iya' Jeongwoo. Gue gak mau denger penolakan!" gertak David.

Jeongwoo lagi lagi menggeleng. "Gak mau!"

Dengan kesal David menarik leher bagian belakang Jeongwoo, memangkas jarak mereka.

Bugh!

"Haruto?" gumam Jeongwoo. Dia gak pernah ngerasa selega ini waktu ngelihat Haruto.

Haruto menarik Jeongwoo untuk bersembunyi di belakangnya. Dia menatap tajam David. "Lo ngapain bangsat?!"

"Lo yang ngapain anjing? Gue ada urusan sama dia!" Sahut David menunjuk Jeongwoo, sedangkan Jeongwoo cuman meringis kaget soalnya David melototi dirinya.

"Gak. Urusan lo udah selesai, pergi!"

"Enak aja lo. Gue masih harus ngomong sama Jeongwoo!" David berujar tak terima.

✰. frenemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang