satu

12 0 0
                                    

"Din..."
"Apa?"
"Mau ga jadi pacarku?"
"Hah?".

***

"Hooaahmm". Dina mengecek jam yang tertempel di dinding kamarnya. "Haaahh, sial gue telat", dengan cepat dina beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju ke kamar mandi.

Hari ini Dina masuk mata kuliah komunikasi profesi, yang mana dosennya adalah pak Anto, dosen yang sangat ditakuti satu jurursan. Pak Anto orang yang sangat profesional, sangking profesionalnya tidak ada yang boleh melanggar aturan. Jika melanggar, maka hukumannya adalah nilai D, dan Dina tidak mau  harus mengulang mata kuliah itu lagi. Dia tidak bertemu pak Anto lagi di mata kuliah yang sama.
Sesampainya di kampus, Dina langsung berlari menuju ke kelas. Hampir saja dia keduluan oleh pak Anto. Dia sampai di tempat duduk, pak Anto pun masuk kelas.
"Huuhh, hampir aja", Dina menghela napas kasar.

***

"Din, kenapa telat sih lo? Ga biasanya", ujar rena yang duduk di belakangnya.
"Ehmm...", Dina seperti memikirkan sesuatu hal setelah ditanyai Rena. "Gue telat tidur semalem Ren, dan sekarang gue pusing banget", keluh Dina pada teman di belakangnya itu.
"Kenapa si? Lagi banyak pikiran ya?", tanya lagi Rena kepada Dina, dan hanya dijawab dengan senyuman singkat.

Seharian Dina banyak termenung memikirkan kejadian kemarin. Ia menjadi tidak fokus melakukan kegiatannya. Bahkan ketika ditanyain Rena, dia masih belum bisa menceritakan hal tersebut. Karena ia belum yakin akan kejadian kemarin itu. Dina berpikir apakah dia hanya bermimpi, tapi genggaman tangan lelaki itu masih terasa sampai sekarang.

MungkinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang