Dua

9 0 0
                                    

"bro, napa lo?", tanya Adit yang langsung menyosor kediaman Ian. Adit melihat Ian yang sedari tadi melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ga kenapa napa", jawab Ian yang nampak tidak semangat.

Ian merasa seperti ada yang mengganjal di hati dan di pikirannya. Ia benar-benar tak tenang saat itu. Banyak hal yang sedang ia pikirkan, salah satunya tentang waktu itu. Ia bimbang memikirkan hal tersebut. Kenapa waktu itu ia melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

***

Kelas sebentar lagi akan dimulai, dan Ian langsung beranjak dari kantin menuju kelasnya tanpa menunggu Adit yang sedang menyantap mie baksonya.

"Ian tunggu woi, maen pergi pergi aja lo", ketus Adit yang langsung terburu-buru memakan makanannya itu. Ian pun tak menghiraukan Adit dan langsung terus berjalan, sampai Adit harus mengejarnya hingga tak sengaja menabrak dirinya.

"Eh hehehe soryy broo, lo sih ga nungguin", ucap Adit sambil nyengir dan hanya dipandang datar oleh Ian.

***

"Huhh banyak banget dah tugas. Belum juga kelar tugas yang kemarin, udah ada aja lagi tugas yang lain. Nasib nasib jadi mahasiswa..." Ujar Adit yang mengeluhkan betapa banyak tugas yang diberikan dosennya.
"Bro, buat bareng kuy. Di tempat biasa", timpalnya lagi.

"Ga ah, lo aja. Hari ini gue pengen di rumah seharian", jawab Ian yang langsung pergi meninggalkan Adit.

"Iss dasar manusiaa, hobi banget ninggalin temennya. Gue doain lo ditinggal doi baru tau, hehh", ketusnya lagi karena terlalu kesal melihat sikap temannya itu.

MungkinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang