Malam ini terasa berbeda, gemuruh dan sorak mengisi sunyinya malam. tentunya karena desa ini memasuki fase final turnamen sepak bola tahunan antar desa,apa lagi besok mereka berhadapan dengan tim rival desa sebelah.
Iqbal dan kawan-kawanya berlari menuju rumah pak kades untuk membeli tiket.
"Untung masih kebagian" Ucap Adi,
Sebelum mereka beranjak pak kades berpesan
"besok jangan ada yang bawa senjata, syukur-syukur tidak ribut" Katanya meski ia tidak percaya kata-katanya akan didengar toh rivalitas antara edelweis dan Buffalo memang sudah menjadi tradisi yang masih terjaga.
"Lah ngatur" Bisik wahyu.
"Kita ikut PMSan(Pre Match Syndrome) yuk" Iqbal mengajak kawan-kawanya menuju tongkrongan para Ultras Edelweis.Sesampainya di tongkrongan mereka disambut oleh kakak iqbal Mas eka dan yang lain. Botol-botol anggur sudah tertata rapi di meja,
"Yang di tunggu datang juga" Teriak mas irvan. Mereka pun minum bersama dan terciptalah obrolan-obrolan peyok tentang derby day besok.Adi dan iqbal membicarakan tentang strategi apa yang akan di pakai coach Nurdin besok, wahyu dan mas irvan menyiapkan strategi kala chaos pecah besok dan mas Eka dan yang lainya menyiapkan bendera dan atribut untuk match besok.
"Bilangin sama bapakmu ya bal, gak peduli gimana caranya besok harus cetak gol" Ujar Wahyu
"Gak usah di bilangin dia bakal cetak gol kok, dia kan striker terbaik di desa ini" Sahut Iqbal.Malam mulai sunyi, mereka pun memutuskan pulang agar tidak kesiangan merayakan perayaan akbar yang bernama sepakbola.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA DI AKAR SEPAKBOLA
General FictionIqbal adalah seorang remaja yang mencintai sepakbola. Ia tinggal di desa edelweis, di sana berdiri sebuah tim yang bernama Edelweis FC, ayah iqbal adalah salah satu punggawa di tim tersebut. Tentu saja Iqbal dan kakaknya selalu mendukung tim terseb...