Ospek

143 10 0
                                    

"NATHAN, BANTU GUNTINGIN INI DULU HEH!" Seru Yaya keras pada Nathan yang masih asik bermain games online bersama Shakadan Jaehan.

"Iya iya entar" Jawab sepupu cowoknya itu masih sambil menunduk tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Yaya pun mengeram kesal. "CEPET! LO DARI TADI NGGA ADA BANTUNYA!"

"Ya, jangan teriak teriak, dah malem" Tegur Bryan.

Memang benar, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Dan saat ini mereka sedang berkumpul di basecamp, bersama sama mengerjakan tugas Ospek yang akan dikumpulkan esok harinya.

Setiap hari sabtu selama satu semester, mahasiswa baru yang masuk ke jurusan Teknik Elektro di Universitas ini diharuskan untuk mengikuti Ospek kalau nantinya ingin bergabung ke Himpunan Mahasiswa.

Dan disetiap malam sabtunya, semua berkumpul di basecamp untuk mengerjakan tugas bersama.

Untuk masalah tidur, cowok akan bermalam di basecamp. Sedangkan cewek cewek akan terbagi 3 di kosan Zoe, Lala, dan Icha yang memang berada di dekat kampus.

Namun mereka biasanya hanya bisa tidur selama 3 jam. Karena tugas Ospek yang banyak dan kegiatan Ospek yang dilakukan jam 06.30 pagi, mereka jadi hanya punya waktu sedikit sekali untuk beristirahat.


"Nat, bantuin dulu. Biar cepet selesai, cepet istirahat juga" Lia yang juga satu kelompok dengan mereka pun ikut menegur cowok itu.

Belum lama Nathan dipanggil, sekarang giliran Jaehan yang ditarik paksa oleh Anggi.

"Lo kalau ngga mau bantu, gue banting ini hape" Ancam gadis itu setelah merebut ponsel milik Jaehan kasar.

Mendengar ancaman itu, Jaehan langsung saja duduk disebelah Samudra yang saat ini sedang mewarnai gambar logo HIMA jurusan mereka.

Sedangkan di sisi lain ada Yoga yang sedang mengadu pada Stefi karena tangannya yang tergores cukup dalam saat sedang membuat bingkai dari bambu bersama Raffi dan Sadam.

Sesekali cowok itu merintih kesakitan, saat Stefi sedang mengobati jarinya.

"Makasih ya" Ucap Yoga sambil menepuk nepuk pelan puncak kepala Stefi setelah gadis itu selesai memasangkan perban di jari telunjuknya.

"Makanya hati hati"

Cowok itu tersenyum meringis. "Kan ngga sengaja"

"Kin nggi singiji" Cibir Karin yang ntah sejak kapan sudah ada di sebelah Stefi "Ya iyalah ngga sengaja, bego kalau sengaja"

Yoga mendengus, lalu mengangkat tangan seakan mengancam akan memukul gadis itu.

"FI, YOGA MAU MUKUL GUE NIH" Seru Karin mengadu pada sang Ketua.

Yoga pun balik mencibir gadis itu. "Cuih, ngadu"

"Serah, wlee" Setelah selesai mencibir Yoga, gadis itu pergi menjauh kembali ke kelompoknya berkumpul.

Sedangkan Stefi hanya tertawa geli melihat tingkah teman dan pacarnya itu.

"Dah lo bantu Raya sama Lala bagiin makanan aja, biar bingkai Sadam yang ngurus" Perintah gadis itu.

"Iya sayang"

Eric dan Dewa yang ada di dekat mereka pun jadi mengumpat, merasa jijik melihat betapa menggelikannya teman mereka itu saat ini.

Bahkan keduanya sudah berlagak ingin muntah.

Yoga sudah tergelak keras sambil memukul mukul paha saking ngakaknya, sampai lupa kalau tangannya sedang terluka.

Anak TeknikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang