09. Arga jatuh cinta?

31 16 7
                                    

Kenapa lo selalu ada di fikiran gue?
-Arga Danovan.

Happy Reading!

Maaf jika ada typo:)

Setalah insiden Arga mengantarkan Alana pulang, gadis itu terus membayangkan ketika berada di dalam kamarnya.

"Gue baper, hiks." Alana memeluk boneka Teddy bear nya.

"Bisa-bisanya gue baper woi, dia kan cuma iseng maybe." Alana menghentakkan kaki diatas ranjang empuknya.

"Tapi, semoga aja alasan dia bukan karena itu. Semoga dia jatuh hati sama gue fix," ujar Alana dengan senyum lebar.

Saat asik membangun harapan bersama Arga dalam angannya, suara handphone Alana berbunyi. Bukti adanya notifikasi masuk.

085456xxxxxx
Hai

Siapa? batin Alana.

Alana
Siapa?

Tak perlu menunggu lama, terlihat notif typing dari nomor tersebut.

085456xxxxxx
Arga

Wait? Kenapa dia tiba-tiba chat saat gue lagi mikirin dia, batin Alana girang.

Alana
Ooh, Kak Arga. Hehe

085456xxxxxx
Hmm, jgn lupa svb

Alana
Oghey

Read

"Kenapa gue kaya seneng banget, padahal cuma di sv nomornya," ujar Alana dengan mata berbinar.

*****

"Kenapa lo selalu ada di fikiran gue?"
Arga berdesis, menatap foto profil seseorang yang menggunakan bandana warna pink dengan menebar senyum khasnya.

"Kalo gue milikin lo, apa lo siap?" lanjutnya pelan.

"Gue takut, lo pergi setelah tau keadaan gue sebenarnya." Arga mengusap layar ponselnya, masih menatap foto paras cantik itu.

"Semoga kali ini Tuhan ingin gue lebih lama," ujarnya parau.

Laki-laki jangkung itu berdiri, menatap dirinya dalam cermin full body nya.

Apa gue pantes dapetin lo? Alana Rey Candra, batin Arga ragu.

*****

Malam telah menyapa, dengan cahayanya bulan menerangi redupnya gelap malam.

"Mama, Ana pengen beli boba," ujar Alana merengek.

"Gaboleh sayang, gaboleh minum yang manis-manis." Erline mencubit hidung mancung Alana.

"Kenapa? Ana juga butuh manis-manis, Ma." Alana melipat kedua tangannya di depan dada. Memperagakan gadis kecil yang sedang marah.

"Kenapa kamu mau sama yang manis-manis?" tanya Erline terlihat serius.

"Karena enak," jawab Alana cepat.

"Percuma dong, kalo manis-manis tapi ujungnya nyakitin," ucap Mama Erline terkesan bucin.

"Ih Mama, Ana gagal move on sama yang manis," ujar Alana sendu.

"Makanya, kalo cari itu yang sederhana kaya air putih. Terlihat sederhana, namun bermanfaat. Selain itu, dia gak nyakitin tapi mengusir rasa sakit." Erline mengusap pelan surai hitam putrinya.

"Kenapa Mama bucin sih?" goda Alana dengan senyum mengejek.

"Kapan Mama bucin? Itukan motivasi buat kamu." Erline mencubit pelan pinggang Alana.

"Aw! Sakit Mama," ucap Alana.

"Cepet tidur, Mama mau ke kamar dulu." Erline mengusap lembut pipi putih pucat putrinya.

"Iya bos besar," jawab Alana dengan pandangan fokus pada layar televisi.

"Sayang kamu." Erline mencium pucuk kepala Alana.

"Sayang Mama juga." Alana memeluk erat Erline.

Panjang umur, ya Ma. Alana sayang Mama, batin Alana.

"Mama ke atas dulu, ya? Good night," ujar Erline ketika pelukan itu sudah terlepas.

"Iya, sugeng ndalu," jawab Alana tersenyum bahagia.

*****

TBC!

Hallo semua
Gimana sama part ini?
Udah berhasil bikin suka belum?
Harus suka, ya!
Tunggu konflik n perjalanan cerita ini lebih dalam:)

Janji ya, bakal follow kalo bagus:)

Selalu di tunggu vote and coment nya💙

ALANA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang