2. Story Begin

15 3 0
                                    

"Aku paham, yang telah hilang sudah selayaknya hanya menjadi kenang. Bukan sesuatu yang seharusnya diajak kembali pulang. Namun, jujur saja aku rindu semua perihal tentang kamu. Bagaimana pun kita adalah dua orang yang pernah sama-sama memperjuangkan. Meski dikalahkan oleh kenyataan."

-Boy Candra-




"Bryne, cepatlah sedikit. Ayahmu sudah menunggumu." Teriak Hanna di depan pintu rumah mereka. Hari ini Bryne akan bertemu Mrs.Eva dan tentunya Bryne tidak boleh terlambat, harusnya gadis itu tahu.

"Maafkan aku Mom, ada beberapa barangku tertinggal." Bryne hanya memamerkan senyum tiga jarinya, tanpa menunggu respon Hannah gadis itu langsung mencium kedua pipi ibunya dan masuk ke dalam mobil.

"Harus aku katakana berapa kali Bryne? Hilangkan kebiasaan burukmu itu, dasar anak nakal." Gerutu Jo sambil fokus mengendari mobil mereka yang mulai keluar dari kompleks perumahan.

Sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan Ally membalas perkataan ayahnya dengan candaan, "Siap Captain. Maafkan putrimu yang sangat ceroboh ini." dan kemudian tawa keduanya meledak.

Akhirnya mereka sampai di depan Ev's Crop setelah perjalanan hampir 30 menit tentunya dengan sedikit kemacetan. "Apakah kau siap?" tanya Jo sambil menatap putrinya.

"Tentu saja! Aku sudah menghubungi Mrs.Eva dan dia sedang menungguku di lobby. Aku akan keluar sekarang." Gadis itu bersiap-siap untuk keluar dari mobil namun sesaat kemudian dia membalikkan badannya untuk melihat ayahnya, "Kau tidak perlu menjemputku Dad. Sepertinya aku akan berjalan-jalan sebentar mengelilingi kota ini."

"Baiklah, tapi kau harus berjanji kepadaku jika terjadi apapun kau harus segera menghubungiku, oke?" Bryne menganggukkan kepalanya mantap.

Gadis itu menatap gedung Ev's Crop dengan kagum. Dia mengira bahwa perusahaan rekomendasi ibunya adalah perusahaan kecil, ternyata perusahaan yang berada di depannya merupakan perusahaan cukup terkenal di kota ini. Bryne mulai melangkah masuk ke dalam gedung dan mengedarkan pandangannya ke sekitar, Mrs.Eva memakai baju hitam dan berambut pendek.

Setelah dirinya cukup yakin bahwa wanita yang berdiri didepannya dengan posisi memunggunginya seperti ciri-ciri dari Mrs.Eva, Bryne memberanikan diri untuk menyapa wanita itu terlebih dahulu. "Halo, apakah benar Anda Mrs. Eva?"

Wanita itu langsung menoleh kebelakang, sesaat dia terpanah melihat wajah Bryne. Dia sedikit penasaran saat Alexander -asisten bosnya- menyuruh dirinya menerima Bryne, padahal dia belum sempat memberitahu kehadiran Bryne ke siapapun. Entahlah, dia tidak ingin mengetahui urusan bosnya.

Bryne memanggil Mrs Eva beberapa kali ketika tidak ada jawaban dari perempuan didepannya. "Sorry Bryne. Aku sedikit terpanah dengan kecantikanmu." Kata-kata dari Mrs.Eva membuatnya malu dan sedikit salah tingkah.

"Terimakasih Mrs.Eva" Bryne membalasnya dengan canggung. Bagaimana bisa Mrs.Eva mengatakan dirinya cantik jika wanita itu jauh lebih cantik dan dewasa dibandingkan dirinya?

"Baiklah aku akan mengajakmu berkeliling kantor tempatmu bekerja." kata-kata Mrs.Eva membuatnya kaget seketika.

"Bukankah aku akan melakukan wawancara terlebih dahulu denganmu?" tanya Bryne pelan, dia hanya ingin memastikan informasi yang dikatakan oleh ibunya kemarin.

"Awalnya iya, tapi setelah aku melihatmu kurasa kau cocok bekerja di perusahaan ini." Bryne hanya menatap Mrs.Eva dengan tatapan heran, 'semudah itukah?' tanya Bryne dalam hati.

"Apakah kita bisa pergi melihat tempatmu bekerja Bryne? Karena satu jam lagi aku harus menghadiri meeting." Bryne menganggukkan kepalanya cepat, kemudian dia mengikuti Mrs.Eva dari belakang.

When We Were USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang