"Ku rasa ada suatu hal yang terlewat dariku. Raganya memang dia, tapi dia bukanlah wanita yang ku kenal tujuh tahun lalu. Sebenarnya apa yang terjadi kepadanya?"
-Daniel Evan Starsgard –
Hannah dan Jonathan segera datang ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar bahwa putri mereka pingsan. Sejak sore, pria itu sudah menghubungi Ally puluhan kali namun yang dia dapat hanyalah pemberitahuan bahwa ponsel anaknya tidak aktif. Hingga beberapa saat kemudian seseorang menghubungi mereka bahwa Ally berada di rumah sakit.
Hannah mengelus rambut putrinya dengan pelan, sedangkan Jonathan terheran-heran melihat dua pengawal berada di depan kamar inap anaknya. "Apa yang terjadi denganmu Ally?" bisik Hannah sendu.
Perlahan wanita itu bisa merasakan gerakan kecil dari tangan yang ia genggam. Putrinya sudah mulai sadar. "Mom? Dimanakah ini?"
Jonathan dengan sigap menekan tombol di sebelah ranjang untuk memanggil dokter. "Apa yang terjadi kepadamu nak?" nada khawatir terdengar jelas pada suara Jonathan.
Vanessa dan dua asistennya masuk kedalam ruangan dan mulai memeriksa keadaan Allison. "Apa kau ingat kejadian yang telah menimpamu sebelumnya?" dan perempuan itu mengangguk pelan.
Dia ingat kejadian yang membuatnya sampai berada di rumah sakit. Bagaimana dia bertemu kembali dengan lelaki itu. Ally menghela nafas pelan. Takdir benar-benar sedang bermain dengannya.
Gadis itu mencoba bangun dari tidurnya, sesaat ibunya melayangkan tatapan protes namun Ally mengangguk pelan, mengatakan bahwa dia baik-baik saja. "Dokter, apakah saya bisa keluar dari sini malam ini juga?"
"Apa yang kau katakana nak?! Lihatlah kau masih sakit dan siapakah dua orang berbaju hitam di depan pintu?" tanya Jonathan penasaran. Semua ini membuatnya pusing. Rumah sakit ini termasuk rumah sakit terbaik di madrid, pastinya harga kamar ini juga mahal.
"Sebaiknya kau istirahat terlebih dahulu. Aku akan memantau keadaanmu, jika sudah membaik maka kau boleh pulang." Dan pastinya aku harus memastikan keadaanmu sehat. Tambahnya dalam hati. Kemudian memberikan senyum menenangkan.
When We Were Us
Sedangkan di dalam mobil Daniel terus saja menyuruh supirnya untuk menambah kecepatan mobilnya. "Cepatlah sedikit Alex! Kenapa kau sangat lambat!" protesnya. Alex hanya menganggukkan kepalanya malas, bosnya sedang berada dalam mode cerewet.
Memang, setelah Allison pingsan untuk kedua kalinya di rumah sakit, Daniel terpaksa harus meninggalkan wanitanya karena ada kerjaan yang tidak bisa dia tinggal dan baru saja selesai. Ralat, bahkan dia meninggalkan rapat yang dirasa tidak di perlukan. Baru pertama kali dalam sejarah seorang Daniel meninggalkan meeting demi seorang wanita.
Setelah sampai di rumah sakit, dia segera menuju ke kamar inap Ally. Dia sudah mendengar bahwa kedua orang tua Ally datang berkunjung. Sayup-sayup dia mendengar percakapan di dalam ruangan yang ingin memindahkan Ally ke kamar yang lebih murah.
"Tidak! Saya ingin dia mendapatkan perawatan terbaik." Jawab Daniel tiba-tiba yang membuat semua orang menatap kedatangan pria itu dengan heran namun hal itu tidak berlaku untuk Ally.

KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were US
RomanceSejauh apapun aku pergi , takdir akan mempertemukan aku dan kamu. Seperti benang tipis yang selalu menghubungkan kisah di dalam takdir. Takdir tidak akan berhenti di tengah jalan. Karena takdir akan menyelesaikan apa yang seharusnya di selesaikan. H...