Echa kini sudah berada di bioskop Mall Karimun, Gadis itu celingukan mencari-cari Niko di antara orang yang berlalu-lalang.
Mereka memang berjanji untuk langsung bertemu di bioskop saja, awalnya Niko ingin menjemput Echa, namun Echa menolak karena Ia akan ke toko buku terlebih dahulu sebelum ke bioskop. Jadi Echa menyarankan mereka langsung bertemu di bioskop saja.
Hari ini akhir pekan, Niko dan Echa sudah sepakat akan menonton film bersama, setelah tempo hari saat mereka bertemu di alun-alun kota dan niko mengajak echa nonton film bersama.
Echa mulai berkali-kali melihat jam di pergelangan tangannya, kembali memandang ke sekelilingnya mencari keberadaan Niko yang belum kelihatan juga.
"Duh kok lama sih." Gumam Echa kembali melihat jam tangannya.
Gadis itu memeriksa ponselnya, dan akan mengirim pesan pada Niko.
Echa kembali menunggu, sejujurnya menunggu adalah hal yang paling tidak Ia suka. Bukan berarti Echa tidak sabaran, namun menurutnya menunggu sesuatu yang tanpa kepastian, hanya membuang-buang waktu berharganya saja.
"Ck udah mau mulai lagi filmnya." Echa sudah berdecak, mulai kesal Niko belum juga datang, Gadis itu kini beralih dengan ponselnya lagi, kali ini Echa menelepon Niko.
Namun masih tidak ada jawaban, sambungan telepon itu terputus tanpa ada yang menjawab.
Echa menghela napas dan menghembuskannya kasar, Gadis itu memilih masuk saja ke dalam bioskop, lebih baik Ia menonton film sendirian saja, masa bodoh dengan Niko yang belum datang juga dan masih tidak ada kabar darinya hingga kini.
Lebih baik echa mengalihkan pikiran dan hatinya yang mulai panas dengan menonton film saja.
Echa sudah keluar dari bioskop, sejak menonton film dan larut dengan alur film itu, Ia sudah agak melupakan Niko yang masih belum datang juga, namun sesaat setelah berada di luar area bioskop, Echa kembali teringat Niko.
Echa melihat ponselnya, masih tidak ada pesan balasan dari Niko.
Gadis itu mulai berpikir, sebenarnya kenapa Niko tidak datang, bahkan memberinya kabar saja tidak.
Jika pemuda itu terlambat atau pun mendadak memberitahunya jika Ia tidak bisa datang, Echa masih akan memakluminya.
Tapi saat ini Niko benar-benar menghilang begitu saja, Echa jadi makin kesal. Merasa di permainkan.
Jika memang Niko tidak bisa, untuk apa Pemuda itu mengajaknya dan berjanji akan datang, jika pada akhirnya Echa sendirian juga.
Sebenarnya Echa baik-baik saja jika harus sendirian, namun tetap saja kini Ia sudah terlanjur kesal dengan Niko.
Echa melihat ponselnya, Gadis itu menggigit bibirnya, "Oke telpon sekali lagi." Gumamnya, lalu kembali menelpon Niko.
Namun hasilnya tetap nihil, masih tidak ada jawaban dari Niko.
"Tau ah." Ucap Echa, kemudian berlalu pegi. Lebih baik Ia pulang saja sekarang dan tidur. Daripada menunggu Niko yang entah dimana.
"Loh kok udah pulang?" Tanya Bang Evan saat melihat Echa sudah berada di rumah lagi.
Echa melirik sekilas Bang Evan, lalu melengos meninggalkannya, lebih memilih langsung masuk ke kamar.
Bang Evan mengernyit heran, sambil memakan camilan dari toples di tangannya, pemuda itu lalu mengedikkan bahu, lanjut menonton televisi.
"Echa udah pulang Bang?" Tanya Mama Linda, ikut duduk di sofa bersama anak sulungnya.
"Udah Ma, di kamar anaknya." Jawab Bang Evan menoleh pada sang Mama.
"Kok tumben cepet pulang." Ujar Mama Linda, ikut memakan camilan dan menonton televisi.
Bang Evan hanya menggeleng, tidak tahu juga.
"Bang..ayo bantu Papa bersihin kolam ikan." Seru seorang Pria, lalu menghampiri Bang Evan dan Mama Linda yang sedang bersantai.
Bang Evan menatap Mamanya dengan wajah memelas, karena Papa Ridwan suka memelihara ikan, dan juga ada sebuah kolam ikan di halaman belakang rumah, jika akhir pekan begini sudah pasti sang Papa akan meminta anak-anaknya membantu mengurus kolam dan ikan kesayangannya itu.
"Echa aja Pa, udah pulang tuh lagi di kamar." Ucap Bang Evan, malah menyarankan agar Echa saja yang membantu sang Papa membersihkan kolam ikan.
Papa Ridwan mengalihkan pandangan ke arah pintu kamar Echa yang tertutup, "Udah Abang aja, Papa tunggu di belakang." Kata Papa Ridwan kemudian berlalu pergi.
"Pa Echa aja, dia suka main air." Seru Bang Evan, Pemuda itu sudah merenggek pada sang Mama.
Mama linda tertawa melihat tingkah anaknya, "Udah sana Bang." Ujar Mama Linda menepuk punggung Bang Evan.
Dengan berat hati Pemuda itu berdiri, menuju halaman belakang rumah, menemui sang Papa,
Bang Evan menghembuskan napas, harus bersiap akan basah-basahan.
####
Part ini dikit guys :')
Ahh aku mau ingetin buat siapin hati yaa untuk baca part-part selanjutnya hehe ^^
Happy weekends..
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Friend (End)✓
Teenfikce#START040920 #END291220 Belakangan ini Niko sering diam-diam curi pandang memperhatikan seorang Gadis yang sibuk dengan kameranya membidik kesana-sini berbagai hal yang menurutnya menarik di sekitar sekolah. Dia Echa, Gadis yang sering Niko perhatik...