AUTHOR POV
"Masak gini aja gak bisa sih Fel!! Lu sekolah 11 tahun ngapain aja!" Rion kembali berdecak,mustahil rasanya jika Rion tidak berdecak jika Leta sudah datang kerumah membawa buku buku kosong miliknya.
"Ih!! Ini kok bisa gini sih Rion,lu ngajarin yang bener dong!"
"Malah nyalahin gue," Mata Rion melotot kesal, rasanya setelah mengenal Leta Rion menjadi lebih mudah terpancing emosi.
"Balek sana!" ujar Rion menunjuk pintu keluar. "Dah stress kali gue ngajarin lu Fel!" Ucap Rion dengan penekanan pada kata 'Kali'
Leta menahan lengan Rion yang berniat meninggalkannya. Kemana lagi ia bisa pergi untuk belajar selain ke Rion? Walau sudah di caci maki berkali kali pun hanya Rionlah tempat belajar ternyaman bagi Leta, Entah mengapa setiap di ajar oleh Rion pasti Leta bisa mengerti,walaupun harus melalui berbagai macam hinaan terlebih dahulu.
"AAHH Rion ajarin duluuu,nanti gue remed lagi ini!"
"Gak mau!"
"Masak tega sih!! Nanti gue di usir Pak Har taukkk!" Rion tidak menghiraukan ucapan Leta ia lebih memilih untuk beranjak naik ke kamarnya di lantai 2 meninggalkan Leta dengan tega. Leta rasanya ingin menangis, sebenarnya ia tidak masalah jika melakukan remedial,hanya saja guru matematika kali ini sudah sangat lelah mengurusi Leta sehingga mengancam jika Leta masih saja remedial, Leta akan di keluarkan dari kelas.
Leta menatap lesu buku kosong beserta kertas coretan angka milik Rion, apa gue nyogok Fani aja ya biar di kasih contekan?
Tapi,Fani mana mau!
Leta menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangan, ia sudah sangat Lelah belajar Matematika peminatan yang 100% sangat tidak ia minati. Lama ia terhanyut dengan pikirannya sendiri, hingga tiba tiba lemparan rada keras mendadak mengenai kepalanya.
Leta berteriak "Akh!" ia spontan mengelus kepala bekas lemparan buku dari arah atas. Gila nih si Rion emang jago banget nguji kesabaran!!
"SAKIT RION!"
"MAKANNYA NYATAT FEL! CUKUP OTAK AJA YANG KOSONG! BUKU JANGAN !" jawab Rion dan langsung mengunci diri didalam kamar, emang kurang ajarnya si Rion suka overload, Leta sebagai teman budiman memang dituntut untuk selalu bersabar menghadapi segalanya macam kegilaan temannya ini.
"Kurang ajar!"
***
LETA POV
Nemenin Rion latihan basket di lapangan komplek seakan menjadi rutinitas, duduk di bangku pinggir lapangan sambil megang papan berbalut kertas, banyak orang mungkin mengakui ketidak niatan ku dalam bersekolah,namun tak jarang adalah beberapa yang mengakui bakat ku dalam menggambar.
Tangan kiri ku berulang kali bergerak membentuk pola, kali ini objek gambaran ku adalah Rion, entah kali keberapa Rion menjadi objekku menggambar, tak terhitung rasanya. Kalau ngomongin tentang Rion emang gak ada akhirnya, kami tuh ibarat awan sama langit, selalu aja nempel! hal itulah yang menjadi alasan kenapa aku tidak pernah kepikiran untuk ngaku kalau aku suka dia,bagiku ini terlalu egois memperjuangkan cinta dengan mempertaruhkan pertemanan.
Aku jadi teringat saat itu, saat dimana tanpa di sadar hati ini jatuh kepada Rion!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Tapi, Sayang !!
Novela JuvenilLeta Felysia, Remaja perempuan yang terjebak dalam hubungan dan cinta yang tak terbalas, "Friendzone" namanya. Bagi Leta, tak peduli seperti apa hubungannya. Kalau sudah terlanjur cinta bakalan selalu di genggam! Arion Madava Mirza, terkenal akan w...