Sequel Daily Prophet

3.6K 333 40
                                    

Pairing : Draco Malfoy x Harry Potter
Words : 1439
Language : Indonesian

⚯͛

Keadaan Malfoy Manor yang biasa sepi kini terlihat berbeda, dekorasi natal yang cantik dan heboh terlihat di setiap sudutnya. Suasana meriah kini terasa begitu kental ditambah dengan banyaknya suara tawa yang terdengar. Seharusnya ini adalah waktu yang tepat untuk berbagai ekspresi kebahagiaan, tetapi sepertinya sang pahlawan dunia sihir kita tidak berpikir demikian. Terbukti dengan alisnya yang mengerut dan wajahnya yang kusut.

"Harry, ada apa sayang? Apa hidangan yang tersedia tidak sesuai dengan selera mu?" Harry –sang pahlawan dunia sihir– mendongak menatap Lady Malfoy yang duduk dihadapannya dengan Lord Malfoy disebelahnya tentu saja.

Pemuda berambut sarang burung itu menggeleng kecil. "Semua hidangan yang kau sediakan sangat sesuai seleraku, Mother. Perpaduan antara kau dan Molly adalah yang terbaik." Jelasnya

Narcissa –sang Lady Malfoy– tertawa kecil dan meletakkan cangkir tehnya. "Lalu apa yang salah? Kenapa kau terlihat begitu kusut sayang?" Harry hanya menghela nafasnya kecil sebagai jawaban. "Apa Draco menyakitimu?" Tanya Narcissa lagi.

Draco yang merasa namanya disebut pun mengakhiri pembicaraannya dengan Severus –ayah baptisnya– dan menghampiri si pria bermata sewarna emerald itu. "Ada apa Harry? Apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Draco ketika sudah menempatkan dirinya disebelah Harry.

"Tidak. Kau tidak melakukan kesalahan Dray. Tapi dia," Harry mengulurkan tangannya dan memberikan Daily Prophet yang sedari tadi ia genggam pada Draco. "Buka halaman delapan belas." Lanjutnya setelah Draco menerima Daily Prophet itu.

"Kali ini, apa lagi yang ditulis oleh Rita Skuter?"

"Rita Skeeter, Ron." Pansy memukul pelan belakang kepala pria itu, yang berapa bulan terakhir sudah resmi menjadi kekasihnya.

"Dia hanya menulis bahwa kita akan menikah tahun depan. Kenapa kau terlihat sangat kusut? Apa kau tidak mau menikah dengan ku?" iris emerald dan abu-abu bertemu.

"Apa kau mau aku memukul kepalamu seperti Pansy memukul kepala Ron?" Draco menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan terhadap pertanyaan Harry.

"Dia merasa sebagai tokoh yang berperan penting dalam hubungan kita Draco, jika kita benar-benar menikah tahun depan maka ia akan semakin besar kepala." Harry menggerakkan jari-jarinya, membuat pola acak di lengan atas Draco.

"Lalu? Kau mau menikah denganku tahun ini?" Tanya Draco dan dengan nada jahil.

"Hanya jika kau memintaku untuk menikah denganmu sekarang."

Draco terkejut, tidak lebih tepatnya bukan hanya Draco tapi seluruh orang yang berada di ruangan itu terkejut dengan jawaban Harry.

"Love," Harry menatap Draco, menunggu Draco melanjutkan perkataannya. Setelah satu menit menunggu Draco tidak juga melanjutkan perkataannya Harry mengangkat tangannya dari lengan Draco dan menggeser duduknya, mencoba menjaga jarak.

"Apa kau serius Harry? Tahun ini akan berakhir dalam beberapa hari." Mione menghampiri Harry dan menyentuh pundak sang pahlawan dunia sihir.

"Mione, aku serius, jika memang sekarang Draco mengajak ku menikah maka aku akan mengiyakannya dan kita menikah. Tapi jika sekarang dia tidak mengajak ku menikah, maka dia harus menungguku dua tahun lagi untuk itu. Karena aku tidak mau menikah pada tahun depan dan mengabulkan tulisan asal Rita Skeeter."

Draco mendelik pada Harry dan menggelengkan kepalanya cepat, "Tidak dua tahun lagi, Love. Itu terlalu lama."

"Harry sayang, apa kau serius dengan perkataan mu? Menikah bukan hanya sekedar hidup bersama tapi jauh lebih dari itu, banyak tanggung jawab yang harus kau tanggung sayang." Nyonya Weasley mendekati Harry dan membelai pipinya lembut.

[Kumpulan Oneshoot] DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang