Chapter 38 : Happy

3.6K 419 19
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Akhirnya balik lagi gue update dini hari. wkwkkw, maap lama ya Wak, gue ada deadline tuh. Selamat membaca. Semua sakit yang dikasih pasti tanggung, yakin.

***

Mereka ... berciuman. Tunggu, biar Jales rekam jelas-jelas apa yang mereka lakukan. Gadis itu yang air matanya sudah tumpah tanpa sadar, tidak mau mengalihkan perhatian.

Meski sakit sekali rasanya, Jales tidak bis amengalihkan perhatian. Karena kali ini Jales tidak hanya melihat Intan yang menikmati Gama, tetapi sebaliknya.

Sekali lagi, kalau Jales pintar, ia tidak akan pulang, bukan?

***

"Sekarang kalian tau, bahagia itu bukan pilihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang kalian tau, bahagia itu bukan pilihan."

__My Favorite Gama__

***

Ada beberapa hal yang membuat Gama marah saat ini. Lebih tepatnya ia emosi, meluap-luap tidak mau dikendali.

Melempar barang ke sana-kemari, membuat anggotanya menghindar dari sisinya karena tidak mau uji nyali.

Gama Bhayangkara tahu ada pengkhianat dalam gerombolannya.

"Abah yang ngiizinin Prana masuk waktu itu." Kalimat yang beberapa saat lalu Abah Syahroni katakan ketika datang bersama Abu ke kediaman gerombolan.

Gama sudah merasa terkhianati. Jujur saja ia tidak segan menghantamkan kepalan tangan meski Roni lebih tua, hanya saja kemudian pria paruh baya itu berkata, "Hari itu aja, sebelum-sebelumnya Abah nggak tau dia dateng."

"Kenapa?" Satu kata sejuta makna milik Gama. Karena satu pertanyaan ini berarti ia sedang mengorek jawaban, harus detail yang ia dengar.

"Dia dateng sama kakekmu." Kalimat yang mencuri perhatian Gama. "Kehlan minta Abah dateng di nikahan kamu, dia juga ngundang anak pesantren untuk menggelar syukuran."

Penjelasan yang di luar nalar, dari sekian alasan, kenapa niatnya malah terdengar baik?

"Mereka cuma dateng berdua, masak iya mau Abah keroyok, Abah bukan orang cemen." Pria tua itu memang rajanya santai, ia terkekeh bahkan saat aura Gama lebih dari mematikan.

Abah Syaroni Falillah, dahulu hanya sahabat ayahnya di pesantren, tetapi beberapa tahun sempat ikut bersama Kehlan, hanya satu yang membuat ia tobat, karena putranya terlihat tampan dan polos saat dilahirkan. Benar, Abu adalah satu-satunya alasan Roni jatuh cinta kepada kebaikan Tuhan. Akhirnya ia memilih jalan damai, menjadi ketua pesantren kecil yang di dalamnya berisikan orang-orang tobat.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang