##2

20 0 0
                                    

##2

Author POV

"Eunghhh" terdengar suara lenguhan seseorang yang membangunkan Taeil dalam tidurnya.

"Taeyong! Jaehyun! Bangunlah, sepertinya adik Jaemin akan segera terbangun" ujar Taeil seraya menggoyang-goyangkan badan Taeyong dan Jaehyun.

"Apakah kita harus membangunkan Jaemin?" ujar Doyoung yang ikut terbangun.

"Apakah kita harus membangunkan Jaemin?" ujar Doyoung yang ikut terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan!! Dia ikut begadang bersamaku semalam. Biarkan dia tidur hingga bangun sendiri, lagi pula dia hanya punya jadwal nanti siang sampai malam nanti. Biarkan dia beristirahat sebentar." Perkataan Jaehyun yang membuat Doyoung menghentikan gerakannya yang akan membangunkan Jaemin.

Tak berapa lama setelah itu, Na Jina mulai membuka matanya dan langsung terduduk. Mereka pun mendekat ingin melihat bagaimana kondisinya.

"Halo! Bagaimana kondisimu sekarang? Sakit? Pusing? Haus? Lapar?" cerocos Haechan yang sudah ikut bergabung bersama hyungnya, namun tidak ada jawaban apapun dari Na Jina. Hanya tatapan kosong yang didapati Haechan dari pertanyaanya.

"Hyung! Ottoke? Dia seperti tidak mendengarkanku" ujar Haechan pada Jaehyun.

Jaehyun pun mendekat untuk menyentuh tangan Jina, namun yang didapatinya hanya teriakan dari Jina dan membuat semua orang di dalam kamar itu terbangun. Mereka semua reflek berjalan mendekat ke ranjang saat mengetahui bahwa adik Jaemin yang berteriak.

Jaemin yang ikut terbangun langsung berlari mendekati adiknya.

"Jina-ya, ini oppa. Kenapa kamu berteriak?" ujar Jaemin seraya memeluk adiknya. Namun adiknya tak berhenti berteriak dan malah semakin memberontak.

"Terus peluk adikmu Jaemin! Aku akan mencari dokter!" Ujar Winwin yang langsung berlari keluar untuk mencari dokter.

....

Jaemin POV

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKHHHH" suara teriakan seseorang membuat aku terbangun dari tidurku. Saat sadar bahwa itu suara adikku, aku segera berlari mendekatinya.

Aku mencoba bertanya pada adikku tapi dia tidak meresponku. Aku pun bergegas memeluknya, namun dia malah semakin memberontak dalam pelukanku. Aku semakin takut apa yang ada difikiranku benar-benar terjadi. Selagi Win-Win hyung pergi untuk mencari dokter. Aku tetap memeluk adikku sekalipun dia memberontak dan memukulku. Aku bisikkan kata-kata penenang agar dia sedikit tenang.

Hingga tak lama kemudian, Winwin hyung masuk bersama seorang dokter dan dua orang perawat.

"Bisakah kalian semua keluar? Saya akan memeriksanya" ujar dokter itu.

"Bisakah saya di dalam? Saya kakaknya" ujarku

"Maaf, tidak bisa"

Akupun berjalan dengan lesu keluar kamar.

Another Stage!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang