Rinjani nekuk wajahnya, "Ayo jalan jalaaaan!" Rengeknya sambil narik narik baju Papanya.
Papa Ardi geleng geleng, "Kamu itu masih belum pulih, Jani."
"Ya makanya jalan jalan supaya cepet pulih. Pikiran yang enjoy bisa bikin cepat sembuh lo Pah." Kata Rinjani.
Sementara Jeffrey yang duduk dibangku sambil ngemilin kuaci jengah, "Itu kalo penyakit biasa. Penyakit lo gak bisa sembuh kak." Gumam Jeffrey.
"Ayo ih!"
"Yaudah ayo." Kata Papa Ardi.
"Ajak Dika sama Mattheo juga." Kata Rinjani, lebih tepatnya maksa.
Jeffrey nimpuk Rinjani pake kulit kuaci, "Banyak permintaan banget orang sakit."
"Ya Pa?" Tanya Rinjani natap Papanya. Papanya mana bisa nolak kalo udah gini, jawabannya ngangguk.
"Satu mobil." Kata Rinjani lagi.
Jeffrey melotot, "Kak! 5 orang 1 mobil? Ngap buset!"
"Ih, badan gua kan kecil. Bisa dipangku."
Jeffrey mejamin matanya nahan emosi, ini kenapa kakaknya jadi mendadak ngeselin sih?
"Yaudah iya. Jeff, telfon Mahardika."
Rinjani senyum lebar, dia berdiri dibantu Papanya. Ganti baju dibantu Papanya, karena kondisi Rinjani yang masih lemas, jadi dia masih belum bisa gerak banyak.
Sampai 30 menit berlalu, Mahardika sama Mattheo masuk ke kamar Lily. Dengan bawaan tas besar, dan beberapa kantong camilan. Keduanya sama aja.
"Anjay! Si ganteng dateng!" Teriak Mattheo abis itu pose ala ala model.
"Malu maluin lo." Senggol Mahardika.
"Oh, halo orang sakit." Kata Mattheo nyapa Rinjani, Rinjani senyum. Ngebalas sapaan Mattheo. "Halo orang gila, hehe."
"Kemana kita sekarang?" Tanya Mattheo.
"Puncak." Sahut Mahardika.
"Katakan lebih keras!" Kata Mattheo.
"Puncak!" Sahut Mahardika lebih keras.
"Apakah kalian melihat pun—"
"Ehm, permisi. Pasien diruangan sebelah terganggu." Kata salah 1 perawat.
Papa Ardi senyum tipis, "Maaf ya Mba."
Papa Ardi mukulin pantat Mahardika sama Mattheo bergantian.
"Ayo."
"Yang bawa mobil saya aja." Kata Papa Ardi.
"Bentar, gue ambil kursi roda dulu." Kata Mattheo.
"Gak usah bang. Ribet. Ayo naik kak." Kata Mahardika masang punggungnya.
Rinjani senyum terus naik ke punggung Mahardika,
"Ayo mas kuli. Bawain tas saya ya!" Kata Mahardika memerintah.
Mattheo dengan entengnya nendang betis Mahardika, Mahardika ngamuk.
"Jangan nendang elah. Gue lagi bawa kak Jani, nanti jatoh." Kata Mahardika.
"Kak Jani entengan." Kata Mahardika sambil jalan didepan Mattheo sama Jeffrey yang bawa tas punya Mahardika.
"Masa? Kata Jeff pipi aku tambah gembil."
"Gembil kan gak berarti gemuk kak."
"Iy—"