CHAPTER VII

611 75 14
                                    

Kali ini Yuta bersyukur karena mendapat libur yang lebih lama dari bulan sebelumnya. Pihak maskapai belum mengirimnya pesan untuk melakukan terbang, jadi selama itu juga Yuta bisa memperbaiki hubungan rumah tangganya dengan Winwin.

Pagi ini terasa berbeda dari biasanya, sejak bangun tidur Yuta masih mendapat perlakuan dingin dari sang istri. Tapi Yuta tidak menyerah, kemanapun Winwin pergi, ia selalu mengikuti dari belakang.

Contohnya seperti saat ini, Winwin sedang memasak. Yuta yang mulai lelah dengan situasi ini tidak bisa menonton saja, ia berdiri dan melingkari kedua tangannya pada tubuh ramping Winwin. Satu ciuman singkat Yuta berikan di pipi sang istri, namun yang diberi ciuman tidak memberi reaksi apapun.

"Ayolah sayang.. Jangan seperti ini." Ucap Yuta dengan suara lirih. Hal ini berhasil membuat Winwin menoleh kearahnya.

Lagi-lagi Yuta menangis. Sepertinya mata yang kemarin bengkak karena menangis akan semakin bengkak nanti. Sejujurnya Yuta marah dengan Winwin, istrinya itu—hal kecil saja dibesar-besarkan. Yuta ingin memarahi Winwin, namun yang keluar dari mulutnya justru isak tangis.

"Kau diberi kesempatan untuk memelukku. Tapi kenapa saat diberi kesempatan itu kau justru menyianyiakannya?" Tanya Yuta dengan tersedu.

Winwin terdiam, satu persatu airmata ikut membasahi pipinya. Winwin paling tidak bisa melihat orang menangis, apalagi jika orang itu adalah suaminya. Oh astaga, salahkah ia bersikap dingin pada Yuta? Yuta bahkan baru pulang kemarin, seharusnya ia memberi sambutan, bukannya perlakuan dingin.

"Doyoung hanya aku anggap teman, tidak lebih. Memang Doyoung mengaku jika dia menyukaiku, bahkan pernah berusaha mendekatiku. Tapi jujur, aku sama sekali tidak pernah tergoda dengannya."

"Diluar sana—banyak sekali godaan yang aku dapatkan. Penumpang yang genit, teman yang sampai saat ini masih menyukaiku, tapi sekali lagi aku tidak pernah tergoda. Karena apa? Karena aku memilikimu, kau adalah rumahku. Sejauh manapun aku pergi, semenarik apapun mereka membukakan pintu, aku tetap tidak tertarik. Aku akan tetap memilihmu, karena kau adalah tempat dimana aku mendapat cinta dan kasih sayang." Jelas Yuta dengan nada lembut.

Tangis Winwin semakin keras, kalimat Yuta membuatnya tersentuh dan merasa bersalah disaat yang bersamaan. Winwin mengutuk dirinya yang selalu berpikir negatif tentang Yuta, padahal jelas-jelas suaminya itu sudah sangat banyak menunjukkan bukti cinta padanya.

"Maafkan aku Yuta.." Ucap Winwin dengan suara nyaris berbisik.

"Umm, maafkan aku juga karena membuatmu salah paham atas beberapa sikapku." Setelah mengatakan itu Yuta memberi beberapa ciuman di wajah Winwin.

Perlakuan lembut Yuta selalu membuat Winwin merasa tenang. Setelah tangisnya terhenti, Winwin memberanikan diri mencium bibir Yuta terlebih dahulu. Hal ini Winwin lakukan untuk mengobati rasa rindunya pada sang suami, karena sejak kemarin ia tidak melakukan apapun selain bersikap dingin.

Yuta tersenyum disela-sela berciuman, ia membalas ciuman Winwin dengan lumatan. Sudah sangat lama Yuta tidak merasakan benda kenyal ini, dan sekalinya merasakan membuat Yuta ingin melumatnya berulang kali.

"Inilah sebabnya mengapa aku tidak mau masuk ke salah satu pintu yang mereka bukakan. Karena aku tidak akan mendapat perlakuan seperti ini dari mereka." Ucap Yuta diakhiri senyuman lebar.

Winwin tertunduk malu, senyuman itu selalu berhasil membuatnya tersipu. Untuk hari ini Winwin benar-benar membiarkan Yuta melakukan hal apapun terhadap tubuhnya, termasuk mencium area lehernya.

"Baiklah, aku mempunyai banyak waktu kali ini. Jadi menurutmu apa yang harus kita lakukan sebelum aku melakukan terbang lagi tuan cantik?" Tanya Yuta setelah puas bermain di leher Winwin.

"Bagaimana dengan morning sex?"

Yuta sedikit terkejut mendengarnya, sangat jarang istri cantiknya ini yang meminta untuk berhubungan ranjang. "Jangankan morning sex, malam nanti aku akan menghadirkan jagoan di dalam perutmu."

Setelah mengatakan itu, Yuta mengangkat Winwin layaknya seorang pengantin dan membawanya ke dalam kamar. Mungkin setelah melakukan sex akan ada banyak kegiatan lagi yang Yuta lakukan bersama Winwin. Sekecil apapun kegiatannya, Yuta tidak akan pernah bosan. Karena sekali lagi, Winwin adalah rumahnya.

.

.

.


END


ANJAY KELAR!

Di awal chapter disuguhin 18+, di akhir chapter juga gua suguhin sedikit adegan 18+ :D

Udah ya guys, udah mentok sampe sini. Gaada bonchap pokoknya.

Home •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang