Pukul 7 malam, itu artinya Winwin masih mempunyai banyak waktu bersama Yuta—suaminya, sebelum pria berdarah Jepang itu melakukan pekerjaannya yang berprofesi sebagai pramugara.
Winwin memilih rumah sendiri untuk menghabiskan waktu bersama Yuta, ia tidak memilih restoran ataupun mall, karena itu akan membuat Yuta lelah. Suaminya itu membutuhkan tidur yang cukup sebelum berangkat di pagi buta nanti.
"Bukankah aku sudah bilang untuk selalu berbagi?" Tanya Yuta dengan nada kesal saat Winwin tidak memberi satu suapan ice cream pun padanya.
Mendengar decakan dari suaminya membuat Winwin tertawa. Yuta benar-benar terlihat menggemaskan ketika sedang kesal, jika orang lain mengatakan bahwa Yuta terlihat seram disaat kesal, justru itu tidak berlaku di mata Winwin. Setelah selesai dalam mode merajuk, suaminya itu pasti bersikap seperti bayi.
Satu sendok penuh berisi ice cream dengan rasa matcha Winwin arahkan ke mulut Yuta; berniat menyuapi bayi besarnya. Namun Yuta hanya melirik dingin, lalu kembali fokus pada televisi yang sedang menayangkan film favoritnya dan Winwin.
"Kau ini kenapa? Mau aku suapi tapi menolak." Ucap Winwin seraya kembali menyuapkan ice cream ke dalam mulutnya. Jangan salahkan ia saat ice creamnya benar-benar habis, salahkan Yuta yang menolak saat hendak disuapi.
"Caramu terlalu mainstream, aku tidak suka." Wajah Yuta masih terlihat kesal. Oh atau mungkin sedang berpura-pura kesal, ia ingin menunjukkan jika dirinya sudah tak mempan lagi dengan rayuan Winwin.
Suapan Winwin terhenti, ia melirik Yuta sinis dengan sendok yang masih bertengger di mulutnya. Terlalu mainstream katanya, oh tidak, jangan bilang jika Yuta ingin disuapi menggunakan kaki?
"Jangan bilang jika kau ingin aku suapi menggunakan kaki?" Tanya Winwin dengan kedua pipinya yang mengembung dipenuhi ice cream.
Yuta menghela nafas. Oke, ia mulai lelah bersikap pura-pura kesal, hasratnya yang ingin melakukan itu tidak dapat ditahan lagi. Yuta rasa percuma saja jika dirinya memberi kode pada Winwin, istrinya itu tidak akan pernah peka.
Tanpa banyak bicara Yuta mencondongkan tubuhnya kearah Winwin, kepalanya sedikit di miringkan, kedua mata Yuta tertutup sebelum bibirnya menempel di bibir Winwin. Selanjutnya sensasi dingin dapat Yuta rasakan pada benda kenyal yang ia hisap, Yuta meraih sisa ice cream yang berada di mulut Winwin menggunakan lidahnya.
Rasa pahit dan manis akhirnya dapat Yuta rasakan di dalam mulutnya, ice cream matcha itu kini mulai memasuki tenggorokannya. Namun hal itu tak membuat Yuta berhenti, ia kembali menghisap bibir Winwin. Sensasi dingin masih terasa pada bibir Winwin, membuat Yuta tak hentinya melumat benda kenyal itu.
"Apa kau sedang dalam mood yang bagus?" Tanya Yuta setelah selesai melakukan sesi berciuman. Ia menangkup wajah Winwin, sesekali menatap bibir yang sedikit merah dan bengkak akibat ulahnya.
"Aku tidak pernah dalam mood yang jelek saat kau memintaku untuk bercinta." Balas Winwin dengan suara rendah, kedua tangannya ia kalungkan pada leher Yuta.
Tatapan menggoda itu membuat Yuta tersenyum lebar. Setelah itu ciuman singkat ia berikan pada hidung Winwin. Tidak setiap hari Yuta mendapatkan hal ini, menjadi seorang pramugara membuatnya sangat jarang di rumah, termasuk melakukan kegiatan ranjang.
"Kali ini hanya satu ronde, tidak lebih." Ucap Yuta disertai kekehan. Satu ronde sudah sangat cukup bagi Yuta, karena jika lebih dari itu maka dirinya juga yang akan kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home •yuwin•
FanfictionPerasaan cemas mendadak muncul di benak Winwin, ia berpikir jika Yuta tidak akan pernah pulang untuk menemuinya. Namun Winwin kembali berpikir positif bahwa Yuta pasti pulang, mengingat pria itu selalu mengatakan jika ia adalah rumahnya. BXB CONTEN...