CHAPTER III

349 63 4
                                    

Tidak ada hal yang bisa Winwin lakukan untuk menghibur diri. Bahkan menonton film pun Winwin tidak mau, kumpulan film dengan genre romance itu akan membuatnya teringat pada Yuta, dan pasti Winwin menangis di pertengahan film.

Perasaan rindu semakin bertambah, Winwin tidak tau apa yang Yuta lakukan disana, sampai saat ini pria itu belum membalas pesannya. Dan lagi, di malam minggu ini Winwin merasa iri dengan pasangan diluar sana, mereka pasti tengah asik bermesraan. Sementara dirinya? Hanya bisa mengingat momen saat bersama Yuta.

"Aku sudah sampai Winie, cepat buka pintunya!"

Terdengar suara wanita diluar rumah, Winwin tau orang itu adalah Chaeyeon. Karena sebelumnya ia menyuruh Chaeyeon agar berkunjung kemari, lumayan membuatnya terhibur dengan cerita unik yang sering Chaeyeon lontarkan.

"Kau tidak mengajak Jaehyun?" Tanya Winwin setelah membuka pintu, ia tidak melihat keberadaan pria berdimples itu.

"Dia sedang pergi bersama kekasihnya."

Winwin mengangguk paham, bibirnya sedikit dimajukan karena tanpa kehadiran Jaehyun, terasa ada yang kurang. Walaupun pria itu menyebalkan, tapi sikapnya itu yang membuat suasana menjadi seru.

Setelah mempersilahkan Chaeyeon duduk, Winwin melangkah menuju dapur. Tidak ada cemilan atau bahkan minuman yang bisa Winwin berikan, hanya terdapat sekotak ice cream dengan rasa matcha di lemari pendingin.

"Maaf Chaeyeonie.. Aku hanya punya ice cream, tak apa kan?" Tanya Winwin sebelum meletakkan ice cream itu di meja, takut jika Chaeyeon tidak menyukai apa yang ia bawa.

"Oh tak apa. Letakkan saja, selama itu makanan maka akan aku makan." Tidak bisa dipungkiri bahwa Chaeyeon 11-12 dengan Jaehyun, tidak pernah menolak makanan dengan budget murah sekalipun.

Winwin meletakkan kotak ice cream di meja, lalu duduk disamping Chaeyeon. Winwin menggelengkan kepala saat wanita itu menyodorkan kotak ice cream itu padanya; bermaksud berbagi.

"Habiskan saja, aku sudah puas memakannya." Ucap Winwin disertai senyum tipis. Tentang berbagi ice cream kembali mengingatkannya pada Yuta, pria itu selalu merengek jika ia tidak mau memberi satu suapan pun.

"Kau kenapa lagi?"

Menyadari Chaeyeon memperhatikan, dengan cepat Winwin menghapus cairan bening yang menggenang di matanya. "Aku hanya memikirkan Yuta."

Chaeyeon memutar bola matanya. Jika sudah seperti ini, Winwin pasti berpikir negatif tentang Yuta. "Sudah ku bilang untuk tetap berpikir positif-oh astaga, kasihan sekali kau. Begini saja, biarkan aku menjadi suamimu untuk sementara."

Winwin langsung memukul lengan Chaeyeon, ia memberi tatapan seakan mengatakan jangan berbicara hal yang mustahil. Chaeyeon menjadi suaminya? Yang benar saja, wanita itu tidak akan bisa memberinya kepuasan.

"Makanya kau harus tetap berpikir positif agar tidak galau Winie," ucap Chaeyeon seraya menarik pipi sahabatnya. "Tidak mungkin Yuta berselingkuh. Bisa saja suamimu itu masih istirahat, atau mungkin terkena jet lag."

"Hm, kau benar. Aku saja yang terlalu berlebihan."

Penjelasan Chaeyeon membuat Winwin tenang malam ini, setidaknya nanti ia bisa tidur tanpa pikiran negatif yang mengganggu.

Di negara yang berbeda—Hawaii, tepat pukul 7 pagi Yuta baru saja bangun tidur. Sejak pesawat mendarat di bandara Honohulu, Yuta merasakan tubuhnya sangat lelah hingga tidak sempat menyentuh ponselnya.

Dan pagi ini hal yang Yuta lakukan setelah mencuci wajah adalah menghidupkan ponselnya, ia yakin jika banyak sekali notif yang masuk, terutama notif dari istrinya.

[美しい家]


| Kau dimana Yuta? |

| Sedang istirahat atau sedang berkeliling di negara yang kau singgahi? |

| Apapun itu, tolong balas pesanku jika sudah selesai ya. Aku sudah sangat merindukanmu hubby |


Yuta memilih untuk tidak membalas pesan itu, tapi ia memilih untuk menghubungi Winwin melalui panggilan video. Yuta berharap jika istri cantiknya itu sudah bangun, sehingga Yuta tidak perlu menunggu.

Dan benar saja, Winwin menjawab panggilan video itu, di seberang sana terlihat wajah khas bangun tidur dari Winwin. Namun masih terlihat cantik dengan senyum bahagia yang menghiasi wajahnya.

"Yutaaaa! Aku sangat merindukanmuu."

Yuta tertawa gemas melihat betapa lucunya ekspresi Winwin saat merengek. "Selamat pagi sayang. Bagaimana tidurmu hm? Nyenyak?"

Winwin menggeleng dengan bibirnya yang dimajukan. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu Yuta. Sungguh! Melihat pesan yang tidak kau balas membuatku berpikir negatif tentangmu, maaf."

"Maaf juga karena baru menghubungimu. Tubuhku benar-benar lelah kemarin, jadi tidak sempat menyentuh ponsel."

"Aku tau. Seharusnya aku tidak berlebihan."

Yuta menghela nafas, ia tidak bisa menyalahkan Winwin yang bersikap seperti ini. Yuta tau istri cantiknya sudah berulang kali merasa kesepian, ingin sekali Yuta mengajaknya pergi berlibur. Namun Yuta sadar, mendapat libur panjang tidak akan mudah untuk seorang pramugara.

"Tetaplah berpikir positif sayang. Aku tidak ingin kau menjadi murung karena memikirkan hal negatif." Ucap Yuta diakhiri senyum tipis.

"Uhum, dan sebaiknya kita sudahi dulu. Aku tidak ingin kau melewatkan jam breakfast mu."

Yuta tersenyum lebar, ia menempelkan bibirnya di layar ponsel, seolah sedang mencium Winwin secara langsung. "Akan aku hubungi kembali setelah breakfast."

.

.

.

TBC

Home •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang