Pukul 20:30 KST
Lima gadis yang tak lain adalah Irene, Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa berjalan beriringan. Mereka berbincang sambil tertawa senang.Jisoo melirik arloji nyentrik yang melingkar di pergelangan tangan nya, " Irene, bukankah malam ini kau ada kelas tambahan? " tanya Jisoo.
Irene mengangguk mengiyakan.
" ah tidak seru " ucap Rose.
" memangnya ada apa? " Irene menaikan sebelah alisnya.
" aku, Jisoo, Rose dan Lisa ingin bersenang-senang malam ini. Tapi rasa-rasanya tidak akan lengkap jika kau tidak ikut, " balas Jennie.
Irene menggeleng, " baiklah jika itu keinginan kalian, ".
" tapi bagaimana dengan kelasmu? Jika orang tuamu tau kau tidak ikut kelas tambahan, apa mereka tidak akan memarahimu? " tanya Lisa.
Irene tertawa kecil " tentu saja tidak. Lagipula tanpa ikut kelas tambahan pun aku tetap bisa mempertahankan peringkatku, benar begitu 'kan? ".
Keempat teman Irene itu mengangguk membenarkan. Mereka tertawa dan memuji kecerdasan Irene yang sepertinya memang sudah mendarah daging.
Setiap tahun Irene selalu menduduki peringkat pertama, selain itu saat sekolah mengadakan tes IQ ternyata IQ Irene lah yang paling tinggi.
" mmm... Tapi, " Rose menggantungkan ucapan nya, diikuti Jisoo, Jennie dan Lisa, mereka mulai menunjukan pupy eyes dan pouty lips -nya pada Irene.
Irene menghela napas namun tersenyum setelahnya, " iya-iya aku tau, seperti biasa aku yang akan membayar semuanya ".
" aaaaaaa!! Irene terbaik!! " seru keempat teman Irene senang. Gadis-gadis itu memeluk dan mencubit gemas pipi Irene. Dan mereka pun kini melangkahkan kaki menuju tempat hiburan malam yang ada di Seoul.
Disisi lain,
Seorang pemuda duduk dikursi tunggu rumah sakit. Dan tak berselang lama, dokter keluar dari salah satu ruangan.Pemuda itu pun langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri sang dokter, " bagaimana keadaannya dok? ".
Dokter itu terlihat menghela napas pelan, " keadaanya tidak baik-baik saja. Terdapat banyak luka lebam ditubuh nya, selain itu juga luka dikepala yang bisa dibilang cukup serius, ".
" apa kau keluarganya? " tanya dokter itu yang dijawab gelengan oleh pemuda itu.
Dokter itu kemudian mengangguk kecil, " kau pasti tau apa yang sudah terjadi pada pasien, ".
Pemuda itu mengangguk.
" jika diperlukan, aku akan memberikan mu visum yang sudah dilakukan pada pasien ".
Seorang wanita baru saja pulang dari bekerja lalu memasuki rumah sederhana miliknya.
Wanita itu -Saehwa, melepas jaket tipisnya dan mengganti sepatu dengan sandal lalu duduk dan menjatuhkan pelan kantung belanjaan nya.
Saehwa mengatur pernapasan nya sejenak. Setelah dirasa membaik wanita itu pun bangkit dari duduknya hendak menuju dapur.
Namun langkahnya terhenti ketika matanya menatap foto-foto yang terpajang rapih dan berurutan diatas meja. Foto-foto itu tak lain adalah foto Irene -putri nya.
" kau tumbuh dengan baik Irene, " Saehwa tersenyum menatap foto Irene dari bayi hingga saat ini.
Detik berikutnya raut wajah Saehwa berubah sendu " maafkan ibumu ini Irene. Tapi ibu berjanji, kelak ibu pasti akan bisa membahagiakan mu. Dan seperti katamu, Ibu harus bekerja keras, mengumpulkan banyak uang untukmu. Agar kau tidak kekurangan apapun! " Saehwa kembali terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SeulRene : SCHOOL 2021
Fanfiction[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] 🏅#1 in school2021 [26/11/2020] 🏅#1 in redvelvetfiction [26/11/2020]