"Haechan Abian, sebelas IPA, tapi benci pelajaran IPA. kamu lucu, aku juga. pacaran yuk"
kedua manik Haechan mengerjap lucu dengan mulut setengah terbuka. pemuda manis itu tengah mencerna ucapan sang kakak kelas yang tidak ada angin tidak ada hujan main nembak aja. Haechan kan jadi terkamchagiya.
"Gila," ucap Jeno, lalu menarik Haechan pergi meninggalkan lapangan. beruntung tadinya hanya ada mereka bertiga di sana. jika tidak, Jeno tidak rela Haechan jadi bahan tontonan orang banyak karna ulah Lucas.
"WOI JENO. GAK SOPAN LO YA MENTANG MENTANG KETUA OSIS MAIN NARIK-NARIK HAECHAN GUE SEMBARANGAN!"
Dari pinggir lapangan, Mark nampak mendesah frustasi.
"Lo berdua gak ada yang mau ngehentiin dia? malu-maluin tau gak!" ucapnya kesal pada Dejun dan Hendery yang dari tadi malah cekikikan.
takut Mark tambah mengamuk, buru-buru Dejun dan Hendery menyusul Lucas guna menghentikan pemuda berbadan bongsor itu sebelum makin banyak yang memperhatikan kelakuan gilanya.
***
Setelah berganti seragam, Jeno dan Haechan menyusul Renjun dan Yangyang ke kantin. Jaemin sedang tidak bersama mereka karna sedang sibuk dengan organisasinya. Haechan langsung mengambil tempat di samping Yangyang. di seberangnya ada Renjun yang tengah kesusahan membuka minuman kaleng. sementara Jeno pergi memesan makanan untuk mereka berdua.
"kalian harus tau, tadi kak Lucas nembak gue loh," cerita si manis tak sabaran. pipi chubby berwarna tan itu juga ditangkupnya hingga terlihat seperti anak perawan yang tengah malu-malu.
"serius Lo? kak Lucas kakak pembina Pramuka kita itu?" Yangyang bahkan melototkan matanya.
Haechan mengangguk bangga.
"kapan? di mana?"
"tadi, pas di lapangan"
"kok bisa?"
Renjun memang paling bisa mengacaukan kesenangan Haechan.
"bisalah. siapa yang tau kan ternyata selama ini kak Lucas diam-diam suka sama gue?" Haechan memelet kecil ke arah Renjun.
"cocok kok cocok sama lo, Chan," Renjun mengacungkan ibu jarinya tapi dengan nada mengejek.
"maksud lo!?"
iya, Haechan tau kakak kelasnya yang bernama Lucas itu terkenal memiliki kelakuan sedikit 'gila'.
"terus lo jawab apa?" tanya Yangyang lagi. iya sungguh penasaran. jarang-jarang teman dari oroknya itu ada yang naksir.
"belum sempet gue jawab, keburu ditarik Jeno"
kebetulan sekali, yang namanya disebut kini sudah mendatangi meja mereka. Jeno bersama dengan dua gelas jus jeruk di tangannya, sementara makanan pesanannya diantar oleh bibi kantin.
tak memperdulikan kehadiran Jeno, Yangyang kembali menanyai, "kalau tadi gak ditarik Jeno, Lo bakal jawab apa, Chan?"
"Uhm.."
"makan, Haechan," sela Jeno seraya menyodorkan semangkuk bakso ke hadapan Haechan.
Haechan menurut saja. lagi pula ia memang sudah lapar.
tapi rupanya Yangyang tidak pantang menyerah. setengah berbisik ia berkata, "terima aja, Chan. kak Lucas cocok kok sama Lo"
"Yangyang Lo jangan ikut-ikutan nyebelin kaya Renjun deh!" ucap Haechan kesal dengan sebelah pipinya menggembung.
Yangyang baru saja ingin membuka mulutnya lagi ketika dilihatnya sepasang mata sipit di depannya memincing ke arahnya.
"Lo, jangan ngomong yang enggak-enggak sama Haechan." peringatnya tajam.
ugh, rasanya yangyang seperti dijatuhi batu es.
"iya, yangyang jangan ngomong yang nggak-nggak deh sama Haechan," sahut Haechan, "lagian Haechan gak akan nerima kak Lucas kok. ngebayangin pacaran sama kak Lucas terus harus jinjit setiap mau ciuman, ugh capek!"
Renjun dan Yangyang tidak bisa menahan tawa mereka.
"jauh banget mikirnya, chan"
"siapa yang ngajarin hah? gue aduin ayah John lo ya?"
brak!
baru saja Haechan ingin mengelak, namun lebih dulu suara sendok yang ditaruh dengan kasar di atas permukaan meja, menginterupsi.
"jangan berhubungan sama kak Lucas ataupun temen-temennya, Chan. lo gak kenal sama mereka. gimana kalau mereka cuma mau jadiin lo bahan bercandaan mereka doang? yang tadi itu lupain aja."
"iya, Jeno," pasrah Haechan. kalau Jeno sudah dalam mode seperti itu, Haechan juga mana berani melawan.
"kalau ketemu kak Lucas lagi lari aja"
"iya
"kalau dia minta nomor kamu jangan dikasih"
"iya"
"ew, posessif," ejek Renjun tanpa ada takutnya.
"kalau sayang bilang Jeno," Yangyang menimpali.
"Jeno sayang kak Lucas?"
Renjun dan Yangyang rasanya ingin tukar tambah teman saja.
***
Jeno baru saja keluar dari kamar mandi saat menemukan seseorang tengah duduk di sisi tempat tidurnya dengan jari saling bertautan.
pemuda itu nampak acuh, berjalan tenang menuju lemari untuk mengganti pakaiannya.
"Lo suka sama Haechan?" tanya orang itu buka suara.
Jeno tidak menoleh, tetap tenang dengan kegiatannya meskipun sempat terhenti sepersekian detik saat nama Haechan disebut.
"kenapa? gak boleh? karna temen lo juga suka sama dia?"
"gimana kalo gue yang suka sama dia?"
sudut bibir Jeno terangkat sebelah disertai suara decakan pelan yang masih bisa didengar oleh orang itu.
pemuda itu berbalik dan menemukan si lawan bicara sudah berdiri di hadapannya.
"apa lo bakal ngalah lagi buat gue?"
"Bang!"
yang lebih tua semakin mendekat lalu menepuk bahu Jeno.
"jauhin Haechan. iritasi gue liatnya tau gak? bucin banget."
"Lo siapa ngatur-ngatur gue?"
"gue abang lo, Jeno!"
"terus urusan lo gue mau deket sama siapa?"
"ya tapi gak sama si manja itu juga kali. semua orang juga tau Jeno, Haechan itu manja, ganjen, berisik. sadar Jen, lo itu udah dimanfaatin sama dia!"
"Lo gak tau apa-apa soal Haechan, bang"
"sekarang gue nanya, berapa lama lo kenal Haechan? setahun? dua tahun? udah berasa paling tau Haechan? lo yang bucin gue yang malu, tau gak!"
"oh ya? emangnya di sekolah ada yang tau kalau kita berdua sodaraan?" Jeno tersenyum mengejek.
"Jaemin"
Jeno terlihat mengatur napasnya sesaat, menatap pemuda yang satu tahun lebih tua darinya itu datar.
"bang, Haechan gak seperti yang orang-orang bilang. lo bisa tanya Jaemin alasannya kenapa gue sampai segininya sama haechan."
"Jaemin kelihatan lebih tulus, Jeno"
"iya. dan lo udah nyia-nyiain ketulusan dia itu"
.
.
.maaf cuma bisa up tipis tipis
udah ada feelnya gak sih wkwk beneran gak sepede itu sampai pengen unpub aja rasanya 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Galak | Markhyuck
Fanfiction"gak suka cowok galak, tapi kalau kak mark.. tetep aja gak suka!" - Haechan