"Lo udah nyia-nyiain ketulusan Jaemin," ulang Jeno malam itu.
mendengar itu, yg lebih tua menarik satu sudut bibir ke atas, "dasar bego."
"jangan mancing, bang," peringat Jeno dingin. satu tangannya sudah terkepal di bawah sana.
"ekhm, ekhm!" deheman nyaring menginterupsi perdebatan kakak beradik itu. sudah ada Taeyong berdiri di ambang pintu dengan tangan berlipat di dada.
"dipanggil dari tadi buat makan malem malah berantem di sini. kenapa lagi sekarang, hm?" Taeyong menghampiri dua bujangnya.
"bungsu mommy tuh lagi bucin sama cowo manja," si sulung menyahut.
"udah aku bilang berhenti nyebut dia cowok manja ya, bang."
memutar mata jengah, si sulung memilih segera berlalu meninggalkan kamar Jeno.
dengan gerakan mulutnya Taeyong seperti bertanya, "siapa?"
"adalah mom, teman sekolah Jeno"
"Jeno suka sama dia?"
Jeno mengangguki dengan polos.
Taeyong tersenyum kecil. telunjuknya menoel hidung mancung putra bungsunya, "nanti kapan-kapan kenalan sama mommy ya?"
"tapi bang Mark gak suka sama dia"
"kenapa?"
Jeno hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.
"mungkin karna dia masih jomblo," Taeyong terkikik.
Jeno terdiam, tak merespon candaan garing mommy-nya. hingga kemudian ia memberanikan diri untuk berucap,
"mom, kali ini jangan minta Jeno ngalah ya?"
Taeyong ikut terdiam. sebelum kemudian seutas senyuman lembut terpatri di wajah cantiknya.
"iya," jawabnya meyakinkan.
***
"huh!! kenapa ni tugas gak kelar-kelar sih!" dumal Haechan seraya menelungkupkan kepalanya di buku diikuti dengan mengacak rambutnya sendiri yang memang sudah acak-acakan dari tadi.
"tau ah, mau berhenti sekolah aja kalo gini, mau nyari sugar Daddy biar hidup gue terjamin"
"heh, mulutmu nyonya," yangyang menampol bibir Haechan gemas, "gue bilangin ayah Johnny loh."
bibir Haechan semakin mengerucut. ia sudah kebal dengan ancaman Yangyang yang selalu bawa-bawa ayahnya, tapi nyatanya tak pernah terealisasi sekali pun karna Haechan sendiri punya kartu as sahabatnya itu.
pemuda manis itu tiba-tiba terlihat serius sambil memandangi Yangyang dengan mata berbinar.
"gimana sih rasanya pacaran sama om-om, yang"
"om Kun gak kek sugar Daddy yang Lo bayangin ya, Chan," Yangyang melotot, sebelum detik berikutnya semburat kemerahan menghiasi kedua belah pipi pucatnya, "dia tuh baik banget, lembut, pengertian, penuh perhatian, walaupun kita sering cekcok karna beda pendapat tapi selalu dia yang ngalah. pokoknya gue ngerasa beruntung banget bisa ketemu dia"
cerita yangyang terhenti begitu melihat tampang mupeng temannya, "napa lo? mau?"
dan dengan watadosnya Haechan mengangguki, "kenalin sama temennya om Kun dong, yang?"
"nggak! nggak ada! bisa-bisa nanti gue disidang sama ayah lo"
Haechan kembali memayunkan bibirnya, "enak kali ya dijajanin om-om."
"astaga Haechan!" kali ini Yangyang yang mengacak rambutnya sendiri. merasa frustasi memiliki teman seorang Haechan Abian yang naifnya sudah level dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galak | Markhyuck
Fanfiction"gak suka cowok galak, tapi kalau kak mark.. tetep aja gak suka!" - Haechan