☀️ satu

3.6K 535 72
                                    

"RENJUN TOLONGIN GUE!!"

Renjun buru-buru menjauhkan ponselnya dari telinga begitu mendengar suara cempreng Haechan di seberang sana.

Sementara Jaemin di sebelahnya, langsung pasang wajah panik.

"GUE TELAT!"

"Hah!? Anak siapa, Chan?"

"Telat beneran, begek!"

"Ya teruss?" Renjun memutar bola matanya.

"Tolongin.. Jeno dari tadi gue telpon gak diangkat..," Haechan terdengar sudah ingin menangis.

"Jeno ke ruang guru tadi. Gak bawa hape kali"

"Huaa gimana ini..!" Kan benar saja. Menangislah sudah anaknya. Bocah memang!

"Yaudah terima aja hukuman lo. jangan manfaatin jabatan lo terus Chan," Renjun berpetuah sok bijak. padahal senang tuh teman geludnya itu dapat hukuman. sebelum atensinya beralih karna lengannya dicolek Jaemin.

Pemuda kurus itu menoleh ke arah telunjuk Jaemin melayang, ada Jeno yang baru saja masuk kelas.

Tapi bukannya memberikan telpon pintarnya pada Jeno, Renjun malah memutuskan sambungan secara sepihak yang membuat Jaemin sedikit melotot.

"Haechan belum dateng?" tanya Jeno seraya menghampiri meja mereka. Jadi, Renjun sebangku dengan Jaemin. Di belakangnya Haechan dan Yangyang. Nah Yangyang sendiri masih berada di kantin padahal sudah mau jam masuk. Bebal memang.

"Haechan ketahan di gerbang kayanya, Jen," sahut Jaemin.

Mendengar itu Jeno langsung berlari keluar kelas.

Renjun dan Jaemin hanya bisa saling pandang. Mereka sudah terbiasa mendapati ketos mereka itu yang terlalu memanjakan Haechan.

***

Setelah menyimpan ponselnya ke dalam tas, Haechan mengelap pipinya yang sempat basah dengan punggung tangan. Jangan sampai image berwibawanya sebagai ketos hancur hanya karna ia terlihat menangis. Saat ini menjadi salah satu siswa yang terlambat saja ia sudah begitu malu.

Pipi tembam pemuda manis itu terlihat menggembung sebal, karna beberapa anak OSIS yang sedang berjaga di depan gerbang sedang curi-curi pandang seolah bersiap ingin menggodanya.

Huh! Daddy, anakmu malu!! rutuk bantin Haechan.

"Apa liat-liat? Mau gue pecat lo semua?" ancam Haechan masih dengan pipi menggembungnya, yang tentu saja bukannya membuat tiga anak OSIS yang sedang berjaga itu takut, malah gemas.

Sekeras apapun usaha Haechan untuk terlihat galak dan berwibawa rasanya sia-sia hanya karna hari pertama peresmian mereka sebagai OSIS beberapa waktu lalu, Haechan terlihat menggemaskan dengan wajah kebingungannya saat masing-masing anggota menyampaikan ide dan pendapat mereka. Dan sampai kapan pun wajah inilah yang selalu terekam jelas di ingatan mereka.

Tak terkecuali si ketua MPK, yang saat itu juga diam-diam memperhatikan si manis dengan senyum tipis menghiasi wajah tampannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terkecuali si ketua MPK, yang saat itu juga diam-diam memperhatikan si manis dengan senyum tipis menghiasi wajah tampannya.




"Siapa yang berani mecat mereka?" tanya pemilik suara berat yang entah sejak kapan berada tepat di belakang Haechan, membuat pemuda itu berjengkit kaget.

"Jadi udah berani mainin jabatan?" tanya orang itu lagi.

Haechan meringis, "Gak gitu, kak," cicitnya.

Pemuda yang kini berdiri di hadapan Haechan itu menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Jadi kenapa telat?" tanyanya.

"Uh.."

"Gue yang nyuruh," sahut pemuda lainnya. Jeno.

Haechan memandang sang ketua OSIS dengan mata berbinar lucu seolah ironmennya sudah datang. Buru-buru langkah kecilnya bersembunyi di balik badan tegap Jeno. Sengaja membuat pemuda berkulit pucat itu saja yang berhadapan dengan seseorang yang sejak tadi terus menanyainya.

Seseorang yang kini berdiri di hadapan Jeno itu menautkan alisnya, tidak senang.

"Tadi Haechan gue suruh ngambil flashdisk gue yang ketinggalan di rumah dia, makanya dia jadi harus balik lagi," tutur Jeno berbohong.

Pemuda pemilik alis aneh itu memandang Jeno dan Haechan bergantian. Sebelum akhirnya memutar matanya jenuh.

"Telat lagi, gue pecat lo berdua!" ancamnya kemudian.

"IHH DASAR KAK MARK GALAK!!!"







Galak | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang