Edelweiss (jjh.lmb)

Twins (2)

"JUNG JAEYOON!"

Teriakan penuk kekesalan Sungchan dari lantai dua, berhasil membuat Jaehyun dan Lisa menatap putra bungsu mereka yang tengah asik mencelupkan kepingan oreo ke dalam susu putih. Jake, atau Jaeyoon, terlihat luar biasa santai meski kakak kembarnya terdengar benar-benar marah. Si lelaki bahkan masih sempat menawarkan biskuit berwarna hitam itu kepada ayah dan ibunya.

"Itu kakak diapain lagi?" Pertanyaan Jaehyun membuat putra bungsunya itu mendongak, lalu melukiskan cengiran khas di wajah tampannya. 

Ia baru ingin menjawab, namun Sungchan sudah terlebih dahulu muncul dari arah tangga. Anak pertama keluarga Jung itu terlihat tengah kesulitan mengatur nafasnya setelah berlarian menuruni anak tangga, dengan baju yang masih berantakan.

Lisa yang menyadari itu secara refleks mendekati sang anak, merapikan tatanan rambut Sungchan dan juga kemeja yang dikenakan. "Jangan marah-marah terus kakak, ini bajunya dibenerin dulu."

Mendengar kalimat tenang yang dilontarkan sang ibu, Sungchan mengerucutkan bibirnya dan menatap si wanita dengan wajah memelas. "Itu Jake, ma. Masa sepatu kakak dikotorin trus gamau dibersihin lagi."

Di hadapan sang putra pertama, Lisa terkekeh. Maniknya melirik sepasang sepatu berlumuran lumpur kering yang dibawa oleh anak tertuanya itu, sementara Jaehyun menatap tajam sang putra bungsu. "Adek ga boleh gitu," Ingat si kepala keluarga pada si bungsu yang kemudian mengerucutkan bibirnya juga. 

"Tuhkan, sok imut deh kalo sama papa. Dasar licik," Komentar Sungchan dari tempatnya berdiri. Refleks saja komentarnya itu dihadiahi delikan tajam oleh Jake, lengkap dengan juluran lidah yang membuat Sungchan semakin naik pitam. 

"Adek..." Kali ini teguran Lisa yang membuat Jake terdiam, menunduk dengan tangan yang asik memainkan biskuit oreo. "Mama pernah bilang kan kalau pinjem barang orang harus bertanggung jawab?"

Kali ini Sungchan dan Jaehyun memilih diam, tidak ingin memperkeruh suasana. Lisa mempunyai caranya tersendiri untuk mendisiplinkan anak-anak, dan Jaehyun menghargai itu. Kalau Lisa sudah turun tangan setiap kali si kembar membuat masalah, ia tidak akan ikut campur. Maka dari itu, yang ia lakukan saat ini hanyalah memastikan bahwa putra bungsunya tidak menangis karena meski sangat jahil, Jake itu cengeng.

"Jake, answer my question, jangan bikin mama tambah marah." Ultimatum Lisa membuat kedua mata Jake berair, namun ia tetap mengangguk pelan dengan bibir yang mengerucut sempurna menahan tangis. "Trus kenapa sepatunya kakak abis kamu kotorin ga dibersihin lagi?"

Di balik badan sang ibu, Sungchan meringis. Semenyebalkan apapun tingkah Jake padanya dan seberapa besar pun keinginannya agar adiknya itu dimarahi, saat saat-saat seperti ini tiba Sungchan malah merasa tidak tega. Terlebih ikatan keduanya sebagai anak kembar membuat kepekaan satu sama lain semakin terasa, sehingga jelas saat ini Sungchan dapat merasakan apa yang Jake rasakan.

"M-maaf..." Lirih Jake tanpa berani menatap Lisa maupun Sungchan. 

Lisa yang sejak tadi mati-matian untuk tidak memeluk putra bungsunya itu menahan nafas, melirik sang suami yang tersenyum tipis padanya sebagai tanda bahwa Jaehyun bisa menggantikan Lisa namun si perempuan menggelengkan kepalanya. Terakhir kali Jaehyun ambil alih, kedua putranya tidak berani membuka suara sampai dua minggu saking takutnya. She wont let that happen again.

"Minta maafnya ke kakak, jangan ke mama." Perkataan Lisa membuat Jake lagi-lagi mengangguk. Padahal niatnya mengotori sepatu Sungchan hanya sebatas keisengan, dimana ekspresi marah kakak lima menitnya itu adalah sesuatu yang menggemaskan baginya. Tidak ia sangka bahwa Sungchan akan semarah ini.

"Maaf kak, Jake cuma mau ngisengin kakak soalnya Sungchan kalau marah gemesin." Kali ini Jaehyun mengulum bibirnya, menahan tawa. Perkataan Jake barusan memang ada benarnya. Sungchan jauh lebih cerewet  dan ekspresif setiap kali ia marah, di luar itu akan sangat sulit mendengar suara Sungchan karena sifat pediamnya.