Bagian 1

158 18 3
                                    

Boboiboy || Monsta || Fantasy || Monster || Behemoth

WARNING !!

The story line is not clear! Lots of typos scattered around! This story is mine, no plagiarism!

Teenager || Boboiboy || Behemoth

Please read if you like, I don't force you to like the story I made. Thank you

_______________________

Kita akan tetap selalu bersama, apapun yang terjadi, karna kita adalah keluarga.

~Taufan~

=
_

=

Sosok pemuda serba merah-hitam itu berjalan santai dengan kedua telapak tangan nya yang di masukan di saku celana, dengan topi lurus sedikit ke bawah membuat wajah nya hanya terlihat bagian bibir dan dagu saja.

"Hey! Halilintar!"pemuda yang di panggil berdecak kesal, melihat pemuda lain serba biru datang. Menyebalkan, kenapa dia harus bertemu dengan sosok menyebalkan seperti dia lagi.

"Hey! Kau mau kemana?"tanpa dosa pemuda serba biru-putih itu merangkul pundak Halilintar.

"Kau mau apa?"jawab nya ketus.

"Kau itu kenapa sih? Ketus sekali pada ku, aku kan hanya ingin mengangkrabkan diri ku saja pada mu"

Tak mendengar ocehan lawan bicara nya, Halilintar menepis kasar tangan lancang Taufan.

Ya, Taufan lah nama nya, pemuda dengan identik memakai pakaian biru-putih, yang memiliki sifat murah senyum dan gampang akrab dengan orang lain.

Halilintar kembali memasukan tangan kedalam saku celana dan kembali berjalan, di susul dari Taufan.

"Halilintar, apa kau sudah berlatih untuk ujian minggu depan?"

"Ujian apa?"

Taufan menepuk jidat nya pelan, ternyata sosok seperti Halilintar bisa telmi juga,"itu ujian untuk memantaskan diri, apa kita layak untuk berada di pangkat lebih tinggi di TAPOPS ini"

"Oh, ya aku sudah bersedia, bahkan jika ujian nya di laksanakan sekarang juga aku tidak masalah"jawabnya, lagi-lagi dengan wajah datar.

"Ceh! Dasar sombong kau itu, sama saja dengan si mata empat"tak ada respon, Taufan sedikit menyesal telah mengajak rekan sekamar nya untuk berbicara. Dingin, irit bicara, ternyata susah untuk berusaha mengakrabkan diri pada sosok seperti dia.

Akhir nya Taufan hanya mengalah, sembari terus berjalan mengikuti Halilintar.

"Halilintar! Taufan!"kedua sosok yang di panggil itu menoleh, menatap dua pemuda lainnya.

Taufan mengehela napas lega, setidak nya sekarang dia tidak sendiri menghadapi Halilintar.

"Hai Solar, hai Thorn"sapa Taufan balik,"kenapa kalian semua berada di sini?"

"Eh? Bukan nya pak Tarung menyuruh kita untuk berkumpul?"tanya Thorn, si pemuda serba hijau.

"Hah? Untuk apa?"

"Ya mana Thorn tahu, kan kita di suruh ngumpul, emang nya Taufan gak tahu?"cengiran yang di berikan Taufan.

"Ayo kita masuk"Halilintar berjalan lebih dulu di ikuti yang lain.

******

Taufan menyapu pandangan di kantin mencari temannya yang lain, sangat ramai membuat dia sedikit sulit menemukan temannya.

Puk.

Dia tersentak kaget ketika sebuah tepukan mendarat di pundak nya, refleks dia menoleh untuk mengetahui siapa yang menepuk pundaknya.

"Huh? Thorn, kau ternyata, ku kira siapa"

Thorn senyum, memamerkan sederet gigi nya yang rapi."Taufan ngapain di sini? Yang lain lagi duduk di sana"tunjuk Thorn pada meja berada di pojok yang di huni oleh beberapa orang, jelas Taufan mengenal mereka semua.

"Ouh iya tadi aku nyari kalian, tau nya malah duduk di pojok"Thorn mengangguk, mengikuti Taufan menuju yang lain.

"Hai semua!"

"Hai Taufan!"seru mereka kecuali, pemuda pengendali petir.

"Hey! Kak Hali kenapa diam saja?"Halilintar menoleh, melihat Taufan yang entah sejak kapan duduk di sebelah nya.

"Siapa yang kau panggil kak Hali?"

"Y-ya tentu saja kau, memang nya siapa lagi di sini yang bernama Halilintar, hanya kau saja. Nama yang cukup unik bukan? Ha-li-lin-tar, seperti nama _"

"Diam kau! Aku bukan kakak mu! Jangan panggil aku kak. Lagi pula kau tidak sadar ya, nama mu juga Taufan"balas nya ketus.

"Eh? Benar juga, nama ku unik hehe ... kalau di pikir-pikir, nama kita semua itu unik ya, ada Gempa, Blaze, Ice, Thorn dan Solar"

"Benar juga, entah kenapa aku baru sadar"ujar pemuda beriris Gold, Gempa.

"Nama Thorn juga unik!"seru Thorn girang.

"Iya, kenapa aku baru sadar ya?"

"Ck! Kalian itu terlalu berlebihan, itu hanya kebetulan saja"

"Ya, walau ini kebetulan, bagus kan kalo nama kita unik"ujar Gempa.

"Hoooaaamm ... aku sih gak perduli"dengan muka mamai pemuda berjaket biru langit itu menguap, lalu kembali meletakan kepala nya di meja.

"Kak Hali,"seru Thorn

"Aku bukan kakak mu Thorn."Hali memutar bola matanya.

"Eh? Emang harus jadi kakak dulu ya? Kurasa tidak papa, lagi pula kan di sini kau yang paling tua Halilintar."Blaze memasukan sedotan dalam mulut lalu menyedot isinya.

"Ya memang tidak salah, tapi aku tidak suka"

"Tapi aku suka, mulai detik ini kau Hali. Kau akan jadi kakak kami, kita memang bukan di lahirkan dari orang yang sama, tapi aku tidak perduli, aku ingin kita menjadi saudara!"

"Hm ... aku setuju dengan Taufan"

"Blaze, panggil aku kak Taufan, dengar aku lebih tua dari mu tahu."Blaze hanya melongo, tadi nya ia ingin jadi kakak kedua, tapi memang benar Taufan lebih tua dari nya beberapa bulan.

"Iya kak Taufan"ujar nya malas.

"Kalo begitu aku cuma manggil nya kak Taufan dong?"

"Yups"

"Thorn sama Solar, lebih tua Thorn, yey! Thorn punya adek!"Solar mengehela napas pasrah ketika Thorn memeluk sangat erat hingga dia sesak napas.

"Hehe ... iya, mulai sekarang aku manggil Thorn jadi kak Thorn deh."Solar melepaskan pelukan maut dari pengendali tanaman.

"Hm ... jadi aku di urutan berapa? Hoaam,"

"Jadi pertama kak Hali, kedua aku, ketiga Gempa, ke empat Blaze, Ice, Thorn, dan Solar"

"Nasib, kok aku terakhir?"

"Ya karna kamu yang paling muda bensin,"sahut Blaze.

"Baiklah, mulai sekarang aku putuskan bahwa kita semua adalah saudara!"Taufan mengambil satu sendok lalu memukulkan pada meja, seperti layaknya hakim di pengadilan.

Sementara itu Halilintar hanya berdecak kesal.

TBC

Behemoth [ Boboiboy ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang