Gue Suka Sama Lu, Rif!

64 1 0
                                    

Clauren POV

Aku tahu kalau Rifgi sakit hati. Dia kecewa ketika melihat mamaku pulang dengan lelaki lain. Terlihat bagaimana wajahnya tadi menunjukkan ketidaksukaannya ketika melihat om Yose.

Ya, om Yose. Lelaki yang aku juga belum lama ini mengetahui kalau dirinya dekat dengan mamaku. Awalnya aku hanya mengira kalau dia hanya teman biasa mamaku, tapi ternyata tidak.

Aku dapat melihat jelas cara om Yose memperlakukan mamaku bukan seperti teman tapi lebih. Lagipula, tak ada pertemanan antara lelaki dan perempuan bukan?

"Rifgi udah balik, Ren?" tanya mamaku ketika aku masuk ke dalam rumah.

Aku mendelik kesal pada om Yose. Sangat aneh memang. Aku tidak suka kalau Rifgi menyukai mamaku, tapi aku juga tidak suka jika melihat Rifgi sakit hati dan kecewa seperti barusan.

"Udah," jawabku kemudian langsung masuk ke dalam kamarku.

Entah mengapa, setelah aku mengetahui perasaan Rifgi untuk mamaku, aku menjauhkan diriku dari mamaku. Aku terkesan menghindarinya atau bahkan terang-terangan menjauhinya karena kesal dan cemburu.

Kenapa Rifgi harus menyukainya? Wanita yang bahkan 17 tahun lebih tua darinya.

"Ren, mau makan bareng gak?" tanya mamaku ketika ia masuk ke dalam kamarku.

Aku meliriknya sedikit. "Clauren udah makan tadi sama Rifgi ma," jawabku berbohong.

"Makan lagi yuk, sama om Yose."

Aku mendengus. "Kalo Clauren gak mau jangan maksa Ma. Clauren gak suka."

Mamaku terkejut ketika mendengar jawabanku yang sedikit kasar.

"Kamu lagi ada masalah?" tanya mamaku. Ia duduk di pinggiran kasurku kemudian memegang bahuku. Tapi aku menepisnya dan menolaknya.

"Gak ada."

"Jangan bohong."

"Hubungan mama sama om Yose apa?" tanyaku pada mamaku akhirnya. "Pacaran sama dia?"

Raut wajah mamaku mendadak berubah. Seperti kaget mendengar pertanyaanku.

"Kamu gak suka sama om Yose? Dia baik lho."

"'Tau darimana kalo dia baik."

Mamaku diam. Dia kemudian keluar dari kamarku lalu menutup pintu secara perlahan.

Aku mengacak-acak rambutku sendiri, kesal dan frustrasi. Kenapa aku malah bertanya hal tersebut pada mamaku? Bukankah itu sangat bagus kalau misalnya mamaku dengan om Yose menikah? Ya, setidaknya aku tidak akan kehilangan Rifgi yang mengejar-ngejar mamaku seperti saat ini.

Tapi kenapa di sisi lain aku malah menyuruh mamaku untuk memutuskan hubungannya dengan om Yose?

"Argh! Bodoh!"

Ponselku berdering dan itu dari Rifgi. Tak seperti biasanya dia meneleponku, apalagi setelah dia pulang dari rumahku.

"Halo Rif?"

"Ren."

"Hmmm."

"Pacar mama lu udah balik belum?" tanyanya. Jujur pertanyaannya membuatku kecewa. Karena kupikir dia akan menanyakan hal lain padaku.

"Belum, kayaknya mau nginep di sini Rif," jawabku berbohong. Aku ingin tahu apa reaksi dari Rifgi. Berharap jika dirinya tidak akan melakukan hal gila lainnya.

"Serius?"

Tuh kan?

"Enggak, gue bohong." Kalau saja dia tahu bagaimana ekspresiku saat ini pasti dia hanya akan tersenyum dan bertanya. Apa aku cemburu?

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang