Kencan?

973 72 3
                                    

"Ada restoran enak di dekat stasiun. Besok malam mau menemaniku mencobanya?"
*****

Tak pernah terkira bahwa sebaris pesan singkat dari Jeongwon semalam dapat mengubah perasaan Gyeoul seharian. Untuk pertama kali, mengumpulkan materi untuk laporan terasa menyenangkan. Deretan coretan di buku catatannya seakan menari bahagia. Baris tulisan bahasa asing di buku kedokteran yang lebih tebal dari pada kamus itu seolah tersenyum bersamanya.

Gyeoul termenung memandang jam monolog di dinding. Tiga jarum hitam berbeda ukuran di dalamnya bergerak lebih lambat dari pada yang ia duga. Masih lima jam lagi sebelum ia bisa menanggalkan jas dokter dan baju operasinya. Kemudian melenggang mesra bersama Jeongwon dalam balutan baju harian. Hanya berdua.

Desir angin musim dingin memeluk dalam cengkerama. Sembari menikmati pasta yang masih mengepulkan asap. Merebakkan aroma saus yang merayu pengecapan. Tawa kecil diantara cerita tentang kehidupan mereka sebelum bersua. Membayangkan saja membuat Gyeoul tersipu gembira.

Sepersekian detik kemudian Gyeoul terkesiap. Kembali ke kehidupan nyata. Aneh. Ia mulai aneh.  Tingkahnya mulai diluar kendali. Ruang itu sedang sepi. Hanya Gyeoul seorang yang seharusnya fokus menyelesaikan laporan tebalnya. Namun dia malah sibuk tersenyum dengan khayalannya. Ah, mungkin setelah ini ia perlu ke psikiatri.

Gyeoul mengembalikan atensi pada layar komputer dan deret kata di buku-buku tebal. Merangkainya dalam laporan yang harus segera dirampungkan jika ia memang ingin punya waktu untuk mewujudkan khayalannya. Gyeoul kembali menggenggam mouse dengan pasti. Mengarahkan kursor pada salah  salah satu file pekerjaannya lalu menekan sisi kirinya dua kali. Tiba-tiba layar komputer itu menghitam. Mati, tanpa tanda kehidupan. Lampu di CPU masih berkedip-kedip, tanda mesin itu masih bekerja dengan baik.

Gyeoul panik. Komputer itu tak boleh berhenti berfungsi. Banyak data penting dalam komputer itu. Sebagian besar sudah di backup. Tapi beberapa yang terbaru belum ada salinannya. Termasuk laporan yang harus ia serahkan esok hari.

Tanpa bisa berpikir panjang Gyeoul menekan tombol power di CPU hingga kedip kecil di benda balok itu padam. Kemudian memaksanya menyala lagi. Tapi layar komputer itu masih hitam. Bahkan sekedip pun tak nampak tanda secercah kehidupan.

Kematian komputer itu adalah petaka. Jika kehilangan data laporan di dalamnya, malam ini Gyeoul harus begadang. Menyusun laporan dari serpihan data-data awal lagi. Merelakan kesempatan berkencan dengan Jeongwon tetap menjadi penghuni angan saja.

*****

Ada apa dengan hari ini? Sejak visitasi pagi tadi tak ada yang berjalan baik bagi Jeongwon. Kondisi pasien yang akan menjalani operasi tiba-tiba memburuk dan tidak memungkinkan untuk dioperasi. Konferensi nefrolitiatis yang seharusnya bisa berakhir cepat malah menjadi perdebatan panjang antara prof. Lee  dan prof. Kwon. Buruknya, ia harus tertahan di UGD saat jam makan siang karena pasien kecelakaan. Untungnya bagian perut dan dadanya tak ada masalah. Hanya kaki kanannya yang patah dan perlu penanganan dari bagian ortopedi.

Setelah keruwetan itu, walaupun terlambat, akhirnya dokter spesialis anak itu bisa pergi ke ruang kerja Songhwa. Tempat janji makan siang bersama sahabat-sahabatnya. Semoga mereka masih ingat untuk menyisakan beberapa suapan sebelum duo rakus Songhwa dan Junwan menandaskan semua makanan.

Dari UGD di lantai dasar Jeongwon pergi menuju lift untuk sampai ke ruangan Songhwa di lantai enam. Dari jauh ia mendapati  sosok kurus Gyeoul dalam balutan jas dokternya berdiri di antrian depan lift. Wanita itu menenteng plastik besar yang baru ia terima dari pengantar makanan. 

Julukan doctor long winter memang cocok dengan wajah dingin minim ekspresi itu. Kulitnya putih pucat dengan semburat kantung mata dibalik bingkai kacamata. Rambut sepunggung yang tak sempat ditata, diikat sekenanya. Dagu lancip, hidung mancung, mata bulat dengan alis tebal. Cantik. Hanya saja make up dan perawatan wajah tak pernah muncul di daftar kesibukannya.

Winter GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang