Elora melihat pantulannya pada cermin besar yang terpajang di dinding kamarnya. Dia tersenyum dengan make up yang tidak tebal menghiasi wajah cantiknya. Dress hitam selutut dan lengan sampai sikut, rambut hitamnya diikat ponytail, tidak lupa flatshoes dan sling bag berwarna senada dengan pakaiannya.
PRANG!!
Suara sesuatu yang jatuh di bawah sana. Dengan langkah cepat, Elora bergegas menuruni satu-persatu anak tangga.
Ini bukanlah hal aneh lagi baginya. Suara tadi yang dia dengar dari kamar bukanlah benda jatuh, melainkan benda yang sengaja dibantingkan sangat keras.
Belum sempat kakinya melangkah keluar, suara bariton yang sangat familiar menahannya.
"Mau kemana kamu, Elora?"
Pertanyaan itu terdengar tajam tersirat ketidaksukaan membuat Elora menghela nafas jengah.
"Ada pesta dengan teman-teman kampus."
"BOHONG! Kamu pasti akan menemui pria miskin itu!" Pria tersebut meninggikan suaranya sehingga Elora dan Laya berjangkit terkejut.
"Jika Ayah sudah mengetahuinya mengapa masih bertanya pada Elora?"
Pria yang Elora panggil dengan sebutan Ayah itu pun melangkah cepat menghampirinya.
PLAK!!
"Mas!" Teriak wanita bernama Laya menitikan air mata.
"Apakah seperti itu cara berbicara kepada orang tua?" Bentak Aryan setelah menampar pipi kanan Elora hingga bibirnya terobek kecil.
Tanpa sepatah kata, Elora berlari keluar dari rumah yang selalu saja tercipta kegaduhan.
"Elora! Kembali! Ayah belum selesai berbicara!" Teriaknya.
"Sudah, Mas! Jangan terlalu keras dengan Elora!" Laya menghampiri Aryan dan memegang lengannya.
Aryan menghempaskan tangan Laya membuat wanita itu terjerembab di atas lantai.
"Lihat! Itu anak hasil didikanmu. Tidak sopan kepada orang tua."
Aryan Fraza dan Laya Rahsya. Sepasang suami istri yang menikah saat masih berusia sembilan belas tahun. Hasil dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Elora Frahsya.
Di dalam rumah tangga keduanya tidak ada lagi keharmonisan sejak tujuh tahun terakhir ketika perselingkuhan yang Aryan lakukan terbongkar.
Mungkin ini adalah diantara buah dari menikah muda. Keduanya belum dapat berpikir dan bersikap dewasa sehingga tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya mengenai banyaknya lika-liku dalam membangun rumah tangga.
Sekarang, tidak hanya hati keduanya saja yang terkekang masalah. Namun juga putri mereka. Elora sangat tertekan dengan semua itu.
Elora melihat jam pada ponselnya.
19.47
Sudah hampir pukul delapan, kekasihnya masih belum datang menjemput.
Bergerak gelisah, Elora berusaha menghubungi, namun panggilannya tidak terjawab. Beralih mengirimi pesan, tak kunjung ada balasan.
Mau tidak mau dirinya harus menyusul kekasihnya itu sebelum Aryan menahan kepergiannya.
Sebenarnya apa yang terjadi sehingga pria yang ditunggunya belum menampakkan diri? Elora jadi khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan kekasihnya.
Dengan kecepatan yang masih standar rata-rata, dia melajukan mobil hitamnya. Sepanjang jalan Elora terus berdoa agar tidak ada hal buruk yang terjadi.
Tepat di depan sebuah restoran, tiba-tiba saja seseorang menyebrangi jalan tanpa menoleh kanan kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Teen FictionKehancuran dalam rumah merupakan salah satu dari banyaknya alasan seseorang merubah karakter baiknya menjadi bejad. Ditambah dengan keterpurukan karena adanya penghianatan dari seseorang yang sangat dicintainya. Elora Frahsya. Gadis yang merasa hidu...