🐰BILY 1🐻

5.6K 538 7
                                    

NAHYUCK is Love
#001
written by : nayunnana
.
Happy Reading♡

"Kita putus saja"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita putus saja"

Bayangkan, apa yang terpikir olehmu jika mendengar kalimat ini dari kekasih, yang hampir dua tahun ini membuat harimu bersemi?

Jujur, aku hancur. Bukan hanya hancur, tapi lebur. Bahkan menangis saja, rasanya tak lagi sanggup untukku tampilkan di hadapannya. Ini aneh, tapi aku tak bisa membencinya.

"Chan, ayolah jangan sedih begitu. Kau kenapa sebenarnya?"

Ku tatap mata Renjun, mencoba tersenyum sebisaku. Meski nyatanya, tak begitu terpampang di wajahku.

"Aku tak akan berbohong Njun, lagipula kau punya mata. Mana mungkin aku sedang baik-baik saja jika terlihat seperti ini."

Renjun terkikik pelan sambil duduk di sampingku. Hanya Renjun yang bisa membuatku tersenyum tipis saat ini. Pemuda bermata rubah itu benar-benar mengerti diriku dengan baik.

"Ck, tidak asik sekali. Padahal aku ingin kau berbohong saja."

"Memang kenapa kalau aku bohong?"

Ia mengangkat bahunya sambil memasang senyum jenaka. Kekasih Lee Jeno itu selalu berhasil membuatku merasa ingin muntah saat bertingkah seperti ini.

"Kalau kau bohong, aku akan menceritakannya pada fans kalau kau sekarang mulai berbohong. Tidak akan ada yang -YAKK!"

Renjun meringis dengan mata yang menatapku berapi.

"Ren, kenapa berteriak seperti itu? Kami sedang diskusi sayang"

Seketika ekspresi Renjun berubah saat Jeno dan Mark hyung masuk ke dalam kamar kami.

"Haechan melempar spidol padaku, Jen! Yang seharusnya kau marahi, itu dia!"

Dengan tersenyum Jeno menggeleng pelan. Sudah paham bagaimana tingkah sang kekasih yang sering kali terpancing emosinya itu.

"Ck, Renjun-ah kau pasti mengganggu Haechan kan?" ucap Mark hyung sambil membenarkan topinya. Yah, aku tau Mark hyung terlalu serius dalam hal seperti ini.

"Sudah-sudah. Hyung, lagunya aku diskusikan besok saja denganmu, sekarang lebih baik Hyung diskusi dengan Haechan saja dulu. Aku juga akan mendiskusikannya dengan Renjun malam ini."

Bibirku mencibir ke arah Jeno. Ia pikir aku tak paham maksudnya. Dasar dua manusia bucin. Selalu saja berhasil membuatku iri dengan hubungan keduanya.

"Yak, kemarilah. Manager hyung meminta line lagu kita besok"

Ketika pintu ruang musik di dorm terbuka, aku merasa menyesal ikut kemari dan ingin kembali ke kamar saja, untuk menangis lagi.

"Jaem, sudah paham?"

Ia mengangguk sambil menulis beberapa lirik di lagunya.

"Eoh, Jeno mana hyung?"

"Biasa, sedang menyelesaikan urusannya dengan Huang Renjun" ucap Mark Hyung sambil menatap ke arahku.

"Kenapa kau tidak duduk? Tumben sekali kau diam saja."

"Ck, Lee Mark berhentilah bertanya banyak hal. Ribut sekali sih!"

Aku duduk di samping Jaemin sambil menahan nafas. Ya, ini seharusnya tak terungkap sampai akhir. Karena ini permintaannya.

"Ini kau dengarkan saja dulu. Jaem, sudah selesai menulis liriknya?"

Jaemin menggeleng. Menarik kertas di atas meja dan berdiri.

"Aku kerjakan di kamar saja hyung. Ah, selamat berkencan."

Berkencan katanya? Apa Jaemin benar-benar sudah tak memiliki perasaan yang tersisa untukku? Apa aku sudah tersapu habis dari dalam hatinya?! Oh sungguh, aku ingin menangis saja.

Pintu kembali tertutup menyisakan aku dan Mark hyung yang menatap partitur lagu dengan keadaan hening.

"Kudengar dari Renjun, kau sedang dalam mood yang jelek?"

"Eum, tidak juga. Hanya seperti biasa"

Kubaca partitur lagu sambil sesekali menghela nafas. Tak sekalipun pikiranku tertuju pada lirik lagu, hanya Na Jaemin yang berkeliaran di benakku. Aku membenci kenyataan bahwa aku merasakan sesak ini sendirian.

"Hyuck"

Jika Mark Hyung memanggilku dengan nama asli, maka itu berarti ia sedang serius.

"Eum wae?"

"Kalau aku mengatakan aku menyukaimu bagaimana?"

Jika saja perasaan bisa semudah itu berpaling, maka aku juga ingin bisa menjawab pertanyaan Mark hyung. Tapi bodohnya, hanya Na Jaemin, satu-satunya yang diinginkan hatiku.

"Oh ayolah hyung. Aku tau kau bercanda. Ck, sudahlah aku lelah, besok kita masih harus rekaman pula. Aku tidur duluan ya."

Setelah mengatakan kalimat itu, aku membawa partitur dan keluar meninggalkan Mark hyung yang tersenyum getir menatap kepergianku di dalam ruangan. Aku tersenyum miris, menertawakan fakta bahwa aku menolaknya, bahkan sebelum ia mencoba.

.
~Bersambung~

Because I Love You [NAHYUCK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang