Bullying adalah suatu bentuk kegiatan yang mungkin kita semua pernah merasakannya. Terserah kalian mau beranggapan aku lemah karena menjadi korban bullying membuat aku trauma keramaian, aku gak peduli.
Ada yang pernah bilang, orang yang suka bully orang lain adalah orang yang pernah menjadi korban bully. Itu yang membuat pikiran kritis aku kembali bekerja. Menurut aku hal itu gak tepat ya. Coba deh pikir lagi, kalau orang itu jadi korban bully lalu bully orang lain. Nah, yang buat orang itu jadi korban bully berarti dulu juga pernah jadi korban bully kan? Lah, ujung-ujungnya jadi muter-muter terus, gak akan selesai. Pelaku bullying adalah korban. Korban bullying adalah pelaku. Gitu aja terus sampai kiamat datang.
Eh, btw kalian ngerti gak sih sama apa yang aku bilang? Kalau gak ngerti juga gak papa deh. Aku gak akan memberikan penjelasan ulang, hehe ....
Menurut aku nih ya, memang ada pelaku bullying yang dulunya adalah korban bullying. Tapi, balik lagi. Akan lebih tepat jika pelaku bullying adalah seseorang yang suka melihat orang lain menderita. Karena dia merasa hidupnya itu penuh penderitaan dengan berbagai macam alasan. Contohnya; jadi korban broken home, korban kekerasan orang tua/orang lain, korban pelecehan seksual, dan sebagainya yang masih banyak alasan lain.
Intinya pelaku bullying adalah seseorang yang suka melihat orang lain menderita. Yang suka menjadikan orang lain sebagai lawakan, karena ia berharap di hidupnya ada badut yang membuatnya tertawa.
Aku punya pengalaman bullying banyak. Tapi, yang paling membekas adalah saat SMP. Jadi, dulu aku dibully gendut, hitam, katro, culun, atau apalah itu yang sangat menyakitkan jika didengar.
Bukan hanya itu, bahkan ada orang yang dengan seenak hati memotret wajahku dan di share di grup WhatsApp hanya untuk bahan tertawaan dan ejekan.
Aku dengar, orang yang membully ku itu dulunya juga korban bully saat di SD. Tapi, ketika di SMP malah jadi orang yang suka membully orang.
Terlalu sering di-bully, karena tidak tahan aku tanya padanya.
"Kenapa sih suka banget bully gua? Emang gua punya salah apa? Gua kan gak pernah ganggu hidup lu. Kenapa lu ganggu hidup gua?"
Dan aku benar-benar tidak menyangka dengan jawabannya.
"Karena gua mau lu berubah. Kalau gua bully lawan gua, balas gua dengan berani. Memaki gua juga gak papa. Jangan diam aja, semua orang harus tau diri lu yang sebenarnya yang gak pernah lu tunjukkan pada siapapun. Cintai diri lu sendiri, karena lu berharga. Kalau lu sudah mencintai diri lu sendiri maka lu akan melawan ejekan dari gua. Madelyn, gua pernah berada di posisi lu. Tapi, gua bisa bangkit, masa lu gak bisa?"
Aku tau dia berniat baik. Tapi, caranya salah. Apa yang dia lakukan itu malah membuat aku semakin insecure. Aku gak pernah minta dibantu agar bisa berubah. Kalau tidak bisa menenangkan, seharusnya jangan membuat aku merasa semakin rendah.
Aku punya cara sendiri untuk menunjukkan siapa diri aku. Aku gak butuh bantuan yang malah membuat aku semakin terpuruk. Aku hanya butuh ketenangan, bukannya dikenal dengan pandangan buruk.
Jadi, kamu pelaku atau korban bullying?
Sebaiknya, jangan jadi keduanya. Jika dulu kamu pernah menjadi korban bullying. Maka jangan melanjutkan kisahmu dengan menjadi pelaku bullying. Hanya karena ingin balas dendam atas masalalu mu.
Sebenarnya, siapa yang ingin kamu balas dendam? Mereka yang kamu bully tidak memiliki keterkaitan dengan masalalu mu yang pahit. Jadi, berhenti menyiksa dirimu dengan menyiksa orang lain.
Lebih baik, sembuhkan dirimu daripada memberi penyakit baru pada orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/233781236-288-k671710.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Mind
غير روائيMy opini about anything. Start : January 18th, 2022 Finish : -